Minum Air Mancur di Italia Ubah Anda Jadi Manusia Setengah Alien

Kabar6-Sebuah kota di wilayah Abruzzo, Italia, dapat ‘mengubah’ manusia menjadi hibrida manusia-alien dengan cara minum dari air mancur di Fontecchio. Air yang mengalir dari air mancur abad pertengahan ini adalah karya filsuf eksperimental Jonathon Keats.

Secara teori, melansir Geekynews, di lereng bukit di atas Fontecchio terdapat sebuah meteorit chondrite, yang induknya berasal dari sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter. Oleh karena itu, esensi alien dari batuan luar angkasa telah meresap ke dalam air tanah desa mengalir melalui pipa-pipanya.

Keats diundang ke Fontecchio oleh komisi pemerintah yang dipimpin oleh Ufficio Speciale per la Ricostruzione dei Comuni del Cratere, sebagai bagian dari program yang disebut Riabitare con l’Arte. Karyanya disebut dengan nama ‘Fountain of Tolerance’ atau ‘Air Mancur Toleransi’. Ini pertama kali diresmikan di Fontecchio pada Agustus 2021 lalu.

Tujuan utama proyek ini adalah untuk membantu memerangi xenofobia dan bentuk prasangka lainnya, yang sedang meningkat di masyarakat kita yang semakin terpecah dan terpecah belah.

“Ketika kita menjadi alien bersama, dengan menelan material meteorit ini, kita secara sadar menjadi bagian dari kosmos,” kata Keats. “Oleh karena itu, ada peningkatan melampaui fakta bahwa saya dari satu tempat dan Anda dari tempat lain ke pengakuan bahwa, pada kenyataannya, kita semua berasal dari tempat yang sama, yaitu kosmos. Dan ada juga perasaan tentang bagaimana perbedaan yang kita rasakan sangat kecil dibandingkan dengan persamaan yang kita miliki.”

Fontecchio sendiri merupakan tempat yang bagus untuk menjadi air mancur pertama. Desa ini terletak hanya beberapa km dari Kawah Sirente, sebuah lubang selebar 425 kaki (130 meter) di tanah yang kemungkinan besar diledakkan oleh benda asing yang menabrak Bumi sekira 1.700 tahun yang lalu.

Penduduk Fontecchio telah membuat berbagai cangkir minum dari tanah liat kawah untuk membantu berbagi air yang bisa mengubah perspektif masyarakat ini. Wadah itu dipajang di museum arkeologi Fontecchio selama pameran khusus.

“Fontecchio adalah kota abad pertengahan yang indah, dan saya berharap lebih banyak orang akan berkunjung,” ujar Keats. “Tapi Anda tidak harus pergi ke sana untuk membuat transformasi dalam keadaan pikiran Anda, dalam hal menjadi hibrida alien. Kita semua sudah melakukannya. Dan ini hanyalah ruang yang idealnya dapat membantu mengaktifkannya.”(ilj/bbs)




Bakal Habiskan Dana Ratusan Juta, Pembuatan Air Mancur Menari di Lebak Diprotes

Kabar6.com

Kabar6-Air mancur menari atau dancing fountain akan dibuat di Balong Ranca Lentah, Rangkasbitung menggunakan CSR (Corporate Social Responsibility) Bank BJB. Targetnya, pembuatan air mancur dengan 9 nozzle itu akan rampung pada Januari 2020.

Namun, pembuatan air mancur menari yang akan menghabiskan dana sekitar Rp750 juta tersebut dinilai bukan prioritas di tengah masih banyak infrastruktur, maupun sarana pendidikan dan kesehatan yang belum memadai.

“Tidak tepat guna dan tidak tepat sasaran. Padahal, lebih bermanfaat jika CSR digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat daripada hanya sekedar membuat air mancur,” kata Ari dari Komunitas Lebak Peduli Alam, dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/12/2019).

**Baca Juga: Dancing Fountain di Balong Ranca Lentah Rangkasbitung Ditarget Selesai Januari.

Seharusnya menurut Ari, CSR tidak melenceng jauh dari substansinya. Karena sejatinya kata dia, CSR bukan hanya donasi, namun harus berkelanjutan dan membawa dampak positif bagi masyarakat.

“Kami menolak dan akan melakukan berbagai upaya legal agar tidak terjadi. Jika pembuatan air mancur tetap dilaksanakan cenderung menguntungkan pihak-pihak tertentu tanpa berimplikasi besar terhadap warga,” terang Ari.

Lebih lanjut Ari meminta, perusahaan-perusahaan agar melakukan asessment terlebih dahulu sebelum menyalurkan CSR-nya.

“Agar program yang dijalankan sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat, dan lingkungan. Jangan sampai, CSR hanya formalitas, tetapi harus menjadi bagian dari solusi mengatasi berbagai persoalan sosial dan lingkungan,” jelas Ari.(Nda)