oleh

Studi: Lunasi Utang Dapat Perbaiki Kesehatan Psikologis

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebuah studi terbaru dari Social Service Research Centre (SSR) di National University of Singapore (NUS) membuktikan, melunasi utang dapat memperbaiki kesehatan psikologis, bahkan mampu meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.

Studi ini merupakan hasil kolaborasi dari Dr. Ong Qiyan dan Irene Ng dari NUS Faculty of Arts and Social Sciences, serta Walter Theseira dari SUSS School of Business. Penelitian tersebut, melansir womantalk, melibatkan 196 partisipan dari keluarga berpenghasilan rendah dan memiliki utang. Seluruh partisipan tercatat memperoleh bantuan dari program Getting Out of Debt (GOOD) yang dikelola lembaga amal Methodist Welfare Services. Program ini ditujukan bagi keluarga dengan penghasilan bulanan kurang dari sekira Rp15.700.000, serta memiliki utang dalam jumlah besar selama enam tahun terakhir.

Utang yang dimiliki para partisipan termasuk biaya sewa atau cicilan rumah, tagihan listrik dan telepon, serta masih banyak lagi.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini, para peneliti melakukan survei yang mengukur tingkat kecemasan dan fungsi kognitif, serta kemampuan para partisipan dalam membuat keputusan finansial. Survei dilakukan sebelum partisipan mendapat bantuan dana dari GOOD dan tiga bulan setelah menerima bantuan.

Hasilnya, tingkat kecemasan yang dialami para partisipan mengalami penurunan, sedangkan fungsi kognitif tercatat naik setelah menerima bantuan. Kemampuan dalam mengambil keputusan pun menjadi lebih baik. Besarnya nominal utang yang berhasil dilunasi juga berpengaruh terhadap kondisi ini.

Semakin besar utang yang dilunasi, semakin tinggi pula efek positif yang dirasakan terhadap kondisi psikologis. Theseira memaparkan, pengaruh utang terhadap kesehatan psikologis pada keluarga berpenghasilan rendah sangat berbeda dengan efeknya pada keluarga berkecukupan.

“Walau fokus studi ini ialah keluarga berpenghasilan rendah, tetapi banyak pula keluarga berkecukupan yang memiliki utang. Mengapa sebagian orang mampu mengelola utang dengan baik, sedangkan sebagian lagi merasa stres saat berhadapan dengan utang? Jawabannya, karena orang-orang yang berkecukupan memiliki modal untuk melunasi utangnya dengan mudah,” urai Theseira.

Ditambahkan, “Kita bisa dengan mudah membayar tagihan dengan kartu kredit, kita juga memiliki tabungan yang cukup jika sewaktu-waktu ada pengeluaran mendadak. Namun, kondisi ini tidak dirasakan orang-orang yang berpenghasilan rendah.” ** Baca juga: Olahraga yang Tepat Bantu Perut Rata

Efek psikologis dari utang yang membuat stres inilah, menurut Theseira, yang akhirnya membuat banyak orang terjebak dalam kubangan utang, yang seolah tidak ada habisnya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email