oleh

Studi Global Ungkap, Remaja Korea Selatan Paling ‘Mager’ Sedunia

image_pdfimage_print

Kabar6-Korea Selatan identik dengan K-Pop, yang selalu menampilkan penyanyi atau grup band dengan gaya enerjik, melalui kreasi dance atau performanya selama di atas panggung.

Namun siapa sangka, remaja di Korea Selatan ternyata jarang bergerak alias mager. Berdasarkan data sebuah studi global, melansir Detik, posisi remaja termalas di dunia ditempati oleh Korea Selatan. Diungkapkan, sebanyak 94,2 persen remaja Korea Selatan melakukan aktivitas fisik kurang dari sejam dalam sehari.

Selanjutnya, posisi remaja termalas diduduki oleh Filipina dan Kamboja, dengan tingkat kemalasan di atas 90 persen. Sementara remaja teraktif atau yang paling tidak malas ditempati oleh Bangladesh, yaitu sekira 40 persen.

Di Korea Selatan, hanya sekira tujuh persen remaja yang bergerak aktif dalam menjalankan aktivitasnya. Dikatakan, statistik itu sangat memprihatinkan. Olahraga justru seharusnya berperan penting dalam mengatasi masalah kesehatan anak yang paling berbahaya justru malah tidak dilakukan.

“Anak-anak yang lebih aktif memiliki kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik dan umumnya lebih baik di sekolah,” kata Profesor Russell Viner, presiden Royal College of Paediatrics and Child Health.

Dikatakan Dr Guthold dan timnya, aktivitas fisik itu penting untuk mengembangkan hati, paru-paru, tulang dan otot anak muda serta menjaga mereka tetap sehat.

Seorang peneliti Kanada dalam sebuah komentar yang diterbitkan bersamaan dengan penelitian ini, pada jurnal The Lancet Child & Adolescent Health, mengatakan bahwa masyarakat modern yang harus disalahkan karena tidak aktif.

Hal ini sebenarnya juga dipengaruhi oleh revolusi elektronik yang semakin canggih dan memudahkan, sehingga pekerjaan dan aktivitas fisik makin berkurang yang membuat anak muda makin malas bergerak. ** Baca juga: Ular Zaman Dulu Memang Memiliki Kaki?

Profesor Viner dari Royal College of Paediatrics and Health menyarankan, mendorong aktivitas fisik adalah bagian dari solusi dan perlu disertai dengan banyak empati, dukungan dan akses ke ruang publik yang aman dan bebas. Kita juga perlu mendorong industri makanan dan minuman untuk berbuat lebih banyak.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email