oleh

Solar Langka, Nelayan di Pakuhaji Resah

image_pdfimage_print

Kabar6-Pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar yang diberlakukan pemerintah, tak urtung berdampak langsung kepada operasional nelayan di Desa Cituis, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.

Pasalnya, akibat pembatasan BBM bersubsidi tersebut, terjadi kelangkaan premium maupun solar di Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) diwilayah Tangerang, terlebih diwilayah Kecamatan Pakuhaji. Umumnya, SPBU kehabisan stok BBM bersubsidi.

“Sekarang, melautpun tinggal capeknya saja. Karena, sulit mencari solar. Kalaupun ada harganya lumayan mahal. Sedangkan hasil tangkapan kami sebagai nelayan kecil, tidaklah seberapa. Makanya, sekarang banyak nelayan yang memilih tidak melaut dulu,” ujar Wadi, salah seorang nelayan di Cituis.

Wadi meyakini, kesulitan yang kini dialami nelayan cepat atau lambat juga berdampak pada melonjaknya harga ikan dipasaran. “Kalau nelayan sulit mencari ikan karena mahalnya harga solar, tentu nanti ikan menjadi langka. Akibatnya, harga akan naik,” ujarnya.

Hal senada diakui Niko, tukang ojek di wilayah Kecamatan Pakuhaji. Menurutnya, bukan cuma nelayan yang sulit akibat kelangkaan BBM bersubsidi tersebut. Tapi, kalangan tukang ojek juga mulai resah akibat pembatasan BBM bersubsidi tersebut.

“Pokoknya kami sebagai tukang ojek jadi serba salah. Karena, kalau tarif dinaikin, khawatir pelanggan akan kabur. Kalau tidak, justru penghasilan akan anjlok, karena harus mengisi BBM jenis pertamax,” ujarnya. **Baca juga: Tertipu Bandar Arisan, Ibu-ibu di Sepatan Lapor Polisi.

Baik Widi maupun Nico sepakat berharap pemerintah segera mengembalikan BBM bersubsidi. Jika tidak, maka kondisi ekonomi masyarakat kecil akan semakin terjepit.(mer)

Print Friendly, PDF & Email