oleh

Soal Galian Pipa & Royalti, DPRD Kritik Aetra

image_pdfimage_print

Kabar6-Munculnya protes warga terkait proyek pipanisasi yang tengah dilakukan PT Aetra Air Tangerang (AAT) di Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, ditanggapi serius oleh kalangan DPRD setempat.

“Kalau memang penggalian pipa itu dilakukan secara baik dan benar, masa sih warga protes. Bisa jadi pengerjaannya dilakukan asal, hingga warga jadi terganggu,” ujar Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tangerang, Muhlis, Senin (24/2/2014).

Muhlis sangat menyayangkan, bila pengerjaan pipanisasi Aetra dilakukan asal-asalan. Karena hal itu justru akan merugikan warga Kabupaten Tangerang.

“Logikanya begini, kalau pipanisasi dipinggir jalan dilakukan asal-asalan, maka jalan akan rusak. Padahal, pembangunan jalan yang dananya berasal dari APBD, juga merupakan uang rakyat yang diambil dari pajak,” ujar Muhlis lagi.

Selain itu, politisi asal PDI Perjuangan ini juga menilai bahwa hingga kini keberadaan Aetra belum memberikan kontribusi berarti buat Kabupaten Tangerang. “Hingga kini, royaltinya belum ada tuh,” ujar Muhlis.

Untuk itu, Muhlis akan membawa persoalan keluhan warga soal pipanisasi serta royalti dari Aetra tersebut untuk dibahas di internal Komisi III.

“Setelah kita bahas di internal komisi, maka nanti Aetra akan kita panggil untuk klarifikasi,” ujar Muhlis lagi.

Diketahui sebelumnya, proses penggalian pipa milik Aetra di Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, memicu kehebohan, pada Kamis (20/2/2014).

Pasalnya, warga yang protes atas penggalian pipa karena dianggap menyalahi prosedur itu, nyaris terlibat baku hantam dengan petugas penggali pipa yang tengah bekerja.

Pasalnya, protes yang dilontarkan Widi (42), warga sekitar lokasi atas pengerjaan galian pipa yang terkesan asal-asalan itu, justru ditantang oleh pekerja galian pipa tersebut.

“Itu orang main gali seenaknnya. Sudah selesai menggali lubang, malah diurug asal-asalan dan dibiarkan begitu saja. Pas ditegur, dia malah ngotot, bikin kesal saja,” ketus Widi kepada Kabar6.com.

Beruntung, ketegangan tidak berlanjut sampai ke tahap baku hantam. Warga sekitar langsung berinisiatif melerai.

Selain mengakibatkan jalan menjadi rusak, genangan air bercampur tanah sisa galian juga dibiarkan berceceran dilokasi, justru menganggu kenyamanan warga setempat. **Baca juga: Awal Maret, 5 Ribu Kartu Pintar Diluncurkan.

“Perusahaan sebesar Aetra harusnya tidak mempekerjakan tukang gali pipa yang asal-asalan dong. Apalagi jalan ini bukan Aetra yang membangunnya,” ketus Widi. **Baca juga: GMP2B Desak Pemkab Tangerang Black List PT SBS.

Sementara, terkait persoalan tersebut, PT AAT hingga kini belum bisa dikonfirmasi. Telepon genggam Presdir PT AAT, Abdulbar Mansoer yang coba dihubungi dalam kondisi tidak aktif.(agm)

Print Friendly, PDF & Email