oleh

SKM Tak Penuhi Gizi Bayi, Majelis Kesehatan PPA: Pentingnya Pendidikan Gizi di Masyarakat

image_pdfimage_print

Kabar6-Ketua Majelis Kesehatan (MK) Pimpinan Pusat Aisyiyah (PPA), Chaerunnisa mengatakan bahwa susu kental manis (SKM) tidak untuk memenuhi gizi bayi.

Untuk memenuhi gizi, masyarakat Indonesia bisa dengan mudah mendapatkan protein dari tahu, tempe dan lainnya yang sudah menjadi budaya.

“Gizi bisa dari tahu, tempe, yang sudah menjadi budaya di kita. Tidak harus daging dan ikan kalau mahal. SKM itu tidak untuk memenuhi gizi bayi,” kata Chaerunnisa, di kampus Akbid Aisyiyah, Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (30/04/2019).

Disamping itu, Chaerunnisa menegaskan pentingnya pendidikan gizi serta pola hidup sehat di masyarakat. Ia berharap, agar kegiatan sosialisasi tersebut dapat dilakukan semua pihak.

“Pendidikan gizi dan pola hidup sehat harus dilakukan oleh semua pihak, tidak hanya tugas pemerintah,” ujarnya.

**Baca juga: SKM Dituding Penyebab Stunting Di Banten Tinggi.

Senada, Ketua Yayasan Abhopraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arief Hidayat menuturkan SKM sejatinya merupakan bukan susu dan bukan minuman bergizi.

Melainkan untuk pemanis makanan dan minuman sesuai keputusan BPOM dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). “Iklannya minum susu, bernutrisi. SKM itu justru untuk toping.”

“Di label mereka rubah menjadi creamer, pemanis sebagainya. Tapi sosialisasi dibawah, mereka mengiklankan sebagai susu,” pungkasnya.

**Baca juga: Bank Banten Terus Dukung Kemakmuran Masyarakat Banten.

Berbagai merek SKM sudah ada yang masuk ke Indonesia, bahkan sebelum tahun 1900an. Mereka masuk menggunakan branding sebagai susu yang bergizi.

Faktanya, kandungan gula mencapai 50 persen. Sedangkan nutrisinya dibawah 1 persen.

Ditambah, mereka mengiklankan diri sebagai minumam bergizi, bernutrisi dan menyehatkan. Nyatanya, bisa menyebabkan balita kurang gizi dan stunting. (Dhi)

Print Friendly, PDF & Email