oleh

Setelah Terkubur Selama 25 Tahun, Desa Wisata di Argentina Muncul Lagi

image_pdfimage_print

Kabar6-Didirikan pada 1921, Villa Epecuén, sebuah desa wisata eksklusif yang jadi favorit orang-orang kaya, dan dibangun di tepi perairan asin Danau Epecuen, Argentina, muncul kembali.

Selama beberapa dekade pada masa kejayaannya, melansir Independent, Villa Epecuén menampung sedikitnya 5.000 pengunjung setiap harinya. Padahal penduduk desa itu hanya berjumlah 1.500 orang. Pasalnya, Villa Epecuén terkenal memiliki kawasan yang ramah keluarga dan mampu memberi kesehatan melalui mineral yang terkandung dalam lautnya. Mineral ini kabarnya dapat memperbaiki kondisi kulit dan rematik pada tubuh. Karena itulah seringkali danau berair asin Epecuen disanding-sandingkan dengan Laut Mati.

Villa Epecuén terletak sekira 370 mil dari Kota Buenos Aires, bersebelahan dengan La Pampa, dan dianggap sebagai destinasi wisata trendi sekaligus andalan Argentina pada masanya. Jadi wajar saja, Villa Epecuén memiliki hingga 280 bisnis yang meliputi hotel, losmen, dan berbagai toko oleh-oleh, maupun kebutuhan sehari-hari. Terutama pada masa musim panas yaitu antara bulan November dan Maret yang mencapai 25 ribu pengunjung.

Sayang, kejayaan Villa Epecuén ternyata tidak bertahan hingga saat ini. Pada 10 November 1985, Villa Epecuén direndam banjir yang berasal dari Danau Epecuen setelah bendungannya pecah akibat badai dan serangkaian angin kencang. Lebih parah lagi, angin kencang membuat perairan yang tenang jadi tidak bisa dipertahankan, debit air melonjak dan membanjiri desa dengan kecepatan setengah inci per jam. Seluruh warga dievakuasi, rumah-rumah dan bisnis ditinggalkan, dan tembok pembatas pun runtuk seketika.

Hingga akhirnya, Villa Epecuén direndam banjir setinggi sekira 9,1 meter. Sejak saat itu, Villa Epecuén lenyap bak ditelan Bumi. Pada 1993, jumlah debit air terus bertambah hingga mencapai 10 meter.

Butuh 25 tahun hingga air dapat surut dan memperlihatkan wajah Villa Epecuén kembali. Meskipun demikian, Namun meski begitu, masih ada beberapa blok yang masih terendam. Meskipun pada masa lampau para pejabat mencurahkan banyak uang dan upaya memperluas akomodasi, tidak ada yang memusatkan perhatian dan dana yang cukup untuk memelihara bendungan yang memisahkan danau dari desa tersebut.

Pada 2009, air yang merendam Villa Epecuén semakin menyurut. Hotel, pondok, mobil, pohon, dan jalanan terlihat tak lagi seperti semestinya. Seluruh bangunan hampir runtuh, warna catnya memudar dan digantikan warna putih akibat kadar garam yang tinggi dari danau.

Besi-besi mulai berkarat, pohon jatuh bergelimpangan, bahkan ada yang tumbuh secara berlebihan, membuat pemandangan di desa wisata ini tak lagi terasa menyejukkan, melainkan tak terurus, lebih mirip seperti kota mati. Saat itulah turis dari berbagai negara di dunia, penggemar olahraga ekstrem, dan fotografer datang berkunjung ke reruntuhan Villa Epecuén. ** Baca juga: Tiru Idola, Kakak Beradik Ini Nekat Sedot Bibir Mereka Masuk ke Botol

Meski terlihat seperti kota mati yang ditinggalkan, masih ada penduduk yang rela kembali dan tinggal di Villa Epecuén.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email