oleh

Setelah Mogok Produksi, Perajin di Tangsel Akan Kecilkan Ukuran Tempe

image_pdfimage_print

Kabar6-Para perajin tempe di Kota Tangerang Selatan akan kembali memproduksi tempe pada tanggal 24 Februari 2022.

Namun, ada hal yang berbeda dari ukuran tempe tersebut. Para perajin berniat menjualkan tempenya dengan ukuran yang berbeda dibandingkan saat harga kedelai sedang normal.

Salah seorang perajin tempe di Kampung Tempe Kedaung, Mugiyono menerangkan, setelah demo tidak memproduksi tempe selama 3 hari yang dimulai kemarin, para perajin akan menjual tempe tersebut dengan ukuran yang berbeda.

Mugiyono memberi contoh, tempe diproduksi yang biasanya menggunkan plastik ukuran 12, setelah demo pihaknya akan memproduksi tempe menggunakan ukuran 10.

“Paling penting muter otak kita aja, tadinya pakai plastik 12 mungkin pakai plastik 10. Jadi tempenya dikecilin, yang tadinya dipotong 10 jadi dipotong 12, dikecilin gitu,” ujarnya kepada Kabar6.com di Kampung Tempe Kedaung, Pamulang, Selasa (22/2/2022).

Mugiyono menjelaskan, untuk harganya sendiri, pihaknya yang biasa menjual dengan harga Rp5000 per papan, setelah demo akan menjual dengan harga Rp6000 per papan.

“7000 kan kemahalan, paling naik 6000, paling diperkecil tempenya, paling gitu aja,” terangnya.

Menurutnya, para perajin tidak mungkin bermogok dengan waktu yang lama, 3 hari saja sudah cukup. Karena jika dengan waktu yang lama, para perajin akan kekurangan dalam modal yang dipakai untuk makan.

“Paling mogok 3 hari sampai Rabu, itu 3 hari gak ada tempe gak ada tahu, kamis kita produksi lagi. Kita mogok modal juga kemakan, entar beli bahan pokoknya harganya ditinggiin lagi, nanti dibeli-beli juga,” ungkapnya.

Mugiyono menjelaskan, di Kampung Tempe Kedaung ini biasa memproduksi tempe hingga 1,3 ton perharinya

“Minimal 50 kilogram per orang, disini ada 13 orang, sehari 1 ton 3 kuintal, lebih bisa kurang gak mau,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Para perajin tempe se-Indonesia akan melakukan mogok memproduksi tempe, hal itu dikarenakan bahan utama tempe yaitu kedelai naik cukup signifikan.

Para perajin tempe mengakui sudah lelah meminta kepada pemerintah, hingga Presiden Republik Indonesia untuk menstabilkan harga kedelai.

**Baca juga: Soal Mogok Produksi Tempe, Ini Kata Disperindag Tangsel

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Salah seorang perajin tempe di Kampung Tempe Kedaung, Mugiyono menjelaskan, aksi mogok memproduksi tempe ini dikarenakan harga kedelai yang naik cukup signifikan.

“Hampir sebulanan (harga kedelai naik, red). Dari 850 ribu per kuintal menjadi Rp1.150.000 perkuintal, naiknya 300 ribu, bayangin mas,” ujarnya kepada Kabar6.com di Kedaung, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (20/2/2022).(eka)

Print Friendly, PDF & Email