oleh

Setelah 60 Tahun, Pria Jepang Ini Baru Menyadari Dirinya Ternyata ‘Anak yang Tertukar’

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang pria di Jepang yang berprofesi sebagai sopir truk tidak pernah menyangka kalau dirinya adalah ‘bayi yang tertukar’. Hal yang lebih mengenaskan lagi, hal itu baru diketahui setelah 60 tahun berlalu.

Bagaimana peristiwa ini bisa terjadi? Rupanya, melansir Independent, hal itu akibat kesalahan oknum perawat di rumah sakit tempat ia dilahirkan. Perawat itu keliru mengembalikannya pada ibu yang berbeda setelah bayi tadi dimandikan.

Setelah dewasa, pria yang tidak diungkap identitasnya itu harus menghabiskan puluhan tahun menjalani hidup yang tak seharusnya dijalani. Sementara dirinya harus bekerja keras siang dan malam demi sesuap nasi. Sementara posisinya digantikan oleh anak yang tertukar, dan menikmati pendidikan swasta hingga menjalankan bisnis real estate milik sendiri.

“Saya mungkin memiliki kehidupan yang berbeda. Saya ingin (rumah sakit) memutar kembali waktu ke hari saya lahir,” ujar pria itu.

Selama 60 tahun tertukar, pria tersebut dibesarkan dalam sebuah apartemen kecil yang tidak memiliki peralatan listrik. Sang ibu yang dianggap sebagai ibu kandung harus membesarkan dirinya dan dua saudara kandung setelah ayah mereka meninggal dunia, ketika dia berusia dua tahun.

Selama itu pula ia tinggal di sebuah hunian satu kamar dan menghabiskan waktu mudanya dengan belajar sambil bekerja. Pasalnya, selain membantu perekonomian keluarga, ia juga harus membantu merawat salah satu dari saudara non-biologisnya yang mengidap stroke.

Berbanding jauh dengan anak yang menggantikan posisinya, ia tumbuh sebagai anak sulung dari empat bersaudara dan menikmati kehidupan mewah. Ia mendapatkan fasilitas tutor pribadi hingga mengenyam pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Kesalahan ini baru terungkap pada 2009 lalu, setelah saudara-saudara aslinya menyadari jika sang kakak tertuanya tidak memiliki kemiripan dengan seluruh anggota keluarga. Mereka pun memutuskan memeriksa catatan rumah sakit dan meminta tes DNA.

Hasilnya, memang seperti yang mereka duga. Pertemuan antara saudara kandung yang tertukar dengan keluarga aslinya pun baru terjadi pada 2011.

Pria yang dibesarkan dalam kemiskinan itu pun tak bisa menutupi rasa sedihnya karena tidak pernah mengenal orangtua kandungnya. Kesedihan itu kian membuncah karena kedua orangtuanya kini telah tiada.

“Ketika saya mengetahui tentang orangtua saya yang sebenarnya, saya berharap saya dibesarkan oleh mereka, Itu benar. Ketika saya diberikan foto orangtua (asli) saya, itu membuat saya ingin melihat mereka. Setiap kali saya melihat foto mereka, selama beberapa bulan air mata akan mengalir,” katanya.

Kekeliruan yang menyebabkan seorang anak harus terpisah selama puluhan tahun dengan keluarga aslinya ini pun, berujung pada gugatan terhadap pihak rumah sakit ke pengadilan.

Rumah Sakit San Ikukai Tokyo digugat membayar ganti rugi sebesar Rp3,9 miliar. Jumlah yang jauh lebih sedikit dari gugatan awal yakni Rp32 miliar.

“Mustahil untuk menilai skala rasa sakit dan kekecewaan yang harus diderita oleh orang tua dan pria tersebut, karena mereka kehilangan kesempatan untuk menikmati hubungan orangtua-anak mereka selamanya,” tutur Hakim Masatoshi Miyasaka

Sementara itu, ia mengungkapkan ada kemungkinan jika selama ini ibu yang membesarkannya telah merasa bahwa ia bukanlah anak kandungnya. ** Baca juga: Ketua MA di Mesir Beri Denda untuk Dirinya Sendiri Karena Ponsel Berbunyi Saat Pimpin Sidang

Pernyataan itu pun dibenarkan oleh adik kandungnya, di mana mendiang ibu mereka sempat mengatakan bahwa bayi pertamanya kembali dengan pakaian yang salah setelah dimandikan perawat rumah sakit.

Meski harus jalani kehidupan sebagai orang lain. Dirinya tetap berterima kasih kepada orangtua yang telah membesarkannya dan juga kedua orangtua kandungnya.

Pria tersebut pun mengaku tak ada alasan ia kemudian harus membenci pria yang menggantikan posisinya, sebab dalam hal ini keduanya merupakan korban. Ia kini hidup bersama keluarga aslinya sejak pemberitaan terkait mulai ramai pada 2013 silam.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email