oleh

Sering Bangun Terlalu Siang Tidak Baik untuk Kesehatan

image_pdfimage_print

Kabar6-Selama pandemi COVID-19, seringkali Anda bangun siang setelah sebelumnya sahur dan menjalankan ibadah salat subuh. Atau Anda memang sering tidak tidur hingga waktu sahur, dan setelah itu baru memejamkan mata hingga selalu bangun siang.

Apa pun alasannya, pola tidur yang tidak beraturan dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Melansir Bustle, sebuah penelitian menunjukkan bahwa waktu tidur boleh jadi sama pentingnya dengannya lamanya seseorang tidur. Mungkin Anda ingat untuk bangun sesuai jadwal biasanya, namun otak akan mengingatkan waktu tambahan untuk tidur. Hal ini dapat menguntungkan saat Anda memang sedang dalam kondisi sangat lelah.

Namun, itu dapat merusak pola tidur yang telah Anda bentuk sebelumnya. Dengan kata lain, menekan tombol menunda alarm di hari Senin dapat mengakibatkan pola domino di hari-hari selanjutnya.

Tidur larut dapat menurunkan dorongan tidur dan menyulitkan Anda untuk tidur di malam berikutnya. Ketika sudah masuk waktu tidur, Anda akan merasa tidak mengantuk atau masih bertenaga lebih dari biasanya. Jadinya, Anda akan terjaga sampai larut malam. Ini dapat terjadi pada malam berikutnya dan selanjutnya. Anda juga akan kesusahan untuk mengembalikan pola tidur seperti semula.

Tidur lebih lama juga dapat mengurangi efisiensi tidur, yang bisa menimbulkan efek sama seperti kurang tidur. Tidur larut malam juga dapat mengurangi efisiensi tidur karena waktu Anda di atas kasur meningkat dan ritme sirkadian terganggu.

Banyak penelitian menunjukkan, jadwal tidur dan bangun yang konsisten penting untuk menjaga ritme sirkadian teratur. Sebuah penelitian pada 2017 menemukan, semakin konsisten pola tidur, semakin baik performa akademik Anda. Semakin banyak tidur, semakin berkurang efisiensi tidur yang menyebabkan Anda bangun siang.

Jika tidur Anda terganggu beberapa kali dalam semalam, misalnya, performa otak tidak akan maksimal seperti biasanya, dengan penurunan kemampuan koginitif dan rentang perhatian. Bahkan, boleh jadi dapat memberi dampak buruk pada ingatan. Andau jadi merasa pening sehingga mudah melakukan kesalahan kecil saat bekerja atau belajar di pagi harinya.

Peneliti mengatakan, jika bangun siang tidak akan memberi dampak yang begitu besar pada otak. Namun, tidur yang terganggu dapat menyebabkan masalah yang tumbuh seiring berjalannya waktu. Boleh jadi ada penumpukan protein amiloid dalam otak, yang berkaitan dengan gangguan Alzheimer.

Jadi, meski tinggi godaannya untuk tidur dan bangun di jam yang berbeda setiap harinya, disarankan untuk tetap beristirahat dan aktif sesuai jadwal harian yang sudah Anda bentuk sebelumnya.

Ada baiknya untuk bangun di waktu yang sama setiap harinya karena jika sudah mendapatkan rutinitas yang teratur dengan jumlah waktu tidur yang cukup, Anda akan merasa lebih berenergi sepanjang hari.

Ritme sirkadian tubuh atau jam internal membantu memerintah tubuh ketika lelah dan bangun, serta itu dipandu oleh berbagai faktor lain seperti eksposur pada cahaya dan waktu makan. Ketika sudah memiliki ritme yang teratur, ini akan membantu Anda untuk mendapatkan tidur yang lebih mengistirahatkan dan mengembalikan tenaga.

Usahakan untuk tidur dan bangun di jam yang sama, sekalipun itu di hari libur. Kurangi eksposur cahaya di malam hari, terutama blue light dari layar gawai. ** Baca juga: Berlebihan Konsumsi Kue Lebaran Dapat Turunkan Kekebalan Tubuh

Jika perlu, coba tidur lebih awal dari jam tidur dan tahan keinginan untuk tidur atau mengubah jadwal tidur. Dengan cara ini, Anda dapat membentuk dan menjaga pola tidur yang baik, serta menghindarkan otak dari dampak buruk akibat jam tidur yang berantakan.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email