oleh

Sepanjang Sejarah, Ini 5 Kalender Paling Aneh yang Pernah Ada

image_pdfimage_print

Kabar6-Saat ini banyak orang yang memakai kalender Masehi dan Hijriyah. Nah, selain kalender-kalender tersebut, sejarah mencatat ada banyak kalender yang pernah digunakan orang-orang zaman dulu.

Dan, kalender-kalender tersebut terbilang aneh sekaligus unik. Sistem penanggalan dan tahunnya juga agak berbeda dibanding kalender pada umumnya. Melansir Wowmenariknya, berikut lima kalender paling aneh yang pernah ada sepanjang sejarah:

1. Kalender Maya
Kalender Maya sebenarnya terdiri dari tiga kalender yang berbeda, yaitu Long Count, Tzolkin dan Haab. Kalender Haab memiliki 365 hari, dibagi menjadi 19 bulan, 18-20 hari dalam satu bulan, dan satu bulan hanya dalam lima hari.

Kalender Tzolkin memiliki 13 periode, di mana setiap periode memiliki 13 hari. Kalender ini digunakan untuk menentukan hari upacara Suku Maya dan kegiatan keagamaan lainnya. Sementara itu, Long Count digunakan untuk menentukan frekuensi waktu yang lebih lama atau lebih dikenal dengan Siklus Universal, yang memiliki 2,88 juta hari (sekira 7.885 tahun).

Maya Kuno percaya bahwa alam semesta hancur dan kemudian dibangun kembali setiap 2,88 juta hari. Dari kalender Long Count itulah yang menyebabkan Suku Maya meramalkan bahwa dunia akan berakhir pada 21 Desember 2012 lalu.

Meskipun tak terbukti kebenarannya, Suku Maya tak pernah mengatakan bahwa dunia akan lenyap pada hari itu, melainkan kehidupan yang lama akan berakhir dan akan mulai kehidupan yang baru.

2. Kalender Revolusi Soviet
Kaleder ini pertama kali diperkenalkan di Uni Soviet pada 1929. Ada yang unik dari kalender ini, di mana kalender tersebut tidak mengubah tahun seperti kalender pada umumnya. Sebaliknya, kalender ini memanipulasi minggu dalam setahun, mengurangi jumlah hari dalam seminggu dari tujuh menjadi lima hari.

Jumlah minggu dalam satu bulan jadi meningkat dari empat minggu menjadi enam minggu. Anehnya lagi, pada setiap akhir tahun, ada lima sampai enam hari yang tidak termasuk ke bulan mana pun. Selain itu, terdapat 30 hari pada Februari menurut kalender ini.

Setiap hari pada kalender ini diwakili dengan warna dan huruf Romawi. Pekerja pemerintah atau non-pemerintah mengamati hari libur mereka pada hari yang jatuh pada warna atau nomor. Namun, sistem kalender ini malah mendatangkan kekacauan.

Seorang ibu rumah tangga biasanya memiliki hari libur pada tanggal berwarna biru, sementara suami pada warna merah, dan anak-anak pada warna hijau. Sementara itu, pekerja yang umumnya demoralisasi dan mesin tidak dapat secara rutin libur sesuai ketentuan yang berlaku karena mereka dituntut untuk bekerja setiap hari.

Kalender ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas pekerja, meskipun ada unsur ingin membasmi agama. Pada 26 Juni 1940, kalender ini tidak digunakan lagi.

3. Kalender Revolusi Prancis
Kalender yang juga disebut kalender Republik Prancis ini digunakan di Prancis pada 24 Oktober 1793 hingga 1 Januari 1806. Kalender ini sempat direvisi, namun tetap dihapus kembali pada 1871.

Kalender ini pertama kali diperkenalkan lebih dari satu tahun setelah revolusi Prancis. Karena itulah, di dalam kalender ini tidak terdapat tahun ke-1. Sebaliknya, kalender ini dimulai pada tahun ke-2. Dalam kalender ini terdapat 12 bulan, di mana setiap bulan terdiri dari tiga dekade (10 hari).

Setiap hari sepanjang tahun memiliki nama sendiri, seperti bibit, pohon, bunga, buah-buahan, peralatan dan binatang. Dari 10 hari dalam seminggu, hari terakhir dianggap sebagai hari libur, sementara sembilan hari lainnya merupakan hari yang padat untuk bekerja.

Karena kalender ini tidak sinkron dengan kalender lainnya, maka beberapa penyesuaian diperlukan untuk memperbaiki kalender. Namun lantaran penyesuaian tidak kunjung selesai, kalender ini dihapuskan dari mata sejarah.

4. Kalender Romawi
Kalender Romawi diciptakan oleh Raja Romulus ketika Roma didirikan. Kalender ini memiliki 10 bulan dengan total 304 hari, dan tambahan 61 hari yang tidak termasuk dalam bulan atau pun minggu.

Karena bulan dalam kalender ini tidak sinkron dengan musim, Raja Numa menambahkan dua bulan tambahan, yaitu Lanuarius (Januari) dan Februarius (Februari) agar total bulan jadi 12.

Julius Caesar kemudian memperkenalkan kalender Julian setelah ia menjadi Pontifex Maximus. Namun, kalender baru tidak bisa segera diadopsi karena ketidakakuratan dengan kalender Romawi. Pada akhir 45 SM, kalender Julian mulai digunakan.

5. Kalender Aztec
Kalender Aztec terdiri dari dua kalender berbeda, yaitu Xiuhpohualli dan Tonalpohualli. Kalender Xiuhpohualli memiliki 365 hari dibagi menjadi 18 bulan, di mana setiap bulan ada 20 hari. Pada akhir tahun terdapat lima hari tambahan sebagai keburuntungan, dan 12 hari ditambahkan setiap 52 tahun sekali.

Sementara itu, kalender Tonalpohualli memiliki 20 bulan yang memiliki 13 hari setiap bulannya. Jika ditotalkan, terdapat 260 hari dalam setahun. Angka 260 dikaitkan dengan nomor atau tanda yang didedikasikan untuk dewa.

Suku Aztec percaya bahwa setiap 52 tahun, dunia akan hancur. Untuk mencegah kehancuran, mereka melakukan ritual selama 12 hari yang disebut Festival Api untuk mengikat tahun-tahun. Dalam ritual ini, api yang dibakar akan padam pada hari pertama ritual di seluruh kota, dan selama 12 hari kota akan dibiarkan seperti itu.

Pada akhir ritual di hari ke-12, sebuah pengorbanan manusia akan ditawarkan untuk menyalakan api baru. Suku Aztec percaya bahwa dengan pengorbanan tersebut, dewa akan memberi kesempatan untuk 52 tahun ke depan. ** Baca juga: Seorang Pria Dijatuhi Hukuman Penjara 1.503 Tahun Karena Perkosa Anak kandungnya

Tiap kalender sepertinya dibuat berdasarkan kondisi saat itu.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email