oleh

Seorang Ibu di AS Gugat Instagram dan Snapchat Karena Dianggap Sebagai Pemicu Putrinya Bunuh Diri

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang ibu dari Connecticut, Amerika Serikat (AS), yang bernama Tammy Rodriguez menyalahkan sekaligus menggugat platform media sosial Instagram dan Snapchat sebagai pemicu putrinya, Selena (11), bunuh diri.

Rodriguez, melansir wfsb, mengatakan bahwa Selena kecanduan Instagram dan Snapchat sehingga mengalami depresi, gangguan makan dan kurang tidur, sebelum bunuh diri. Wanita itu mengajukan gugatan terhadap dua induk perusahaan, masing-masing Meta dan Snap, ke pengadilan federal San Francisco beberapa waktu lalu. Dalam materi gugatan disebutkan, produk kedua perusahaan itu lemah dari pengawasan orangtua.

Selain itu, kedua platform berusaha mengeksploitasi kerentanan pengguna. Dampaknya, Selena harus berjuang selama lebih dari dua tahun mengatasi kecanduan yang ekstrem sebelum bunuh diri pada Juli 2021.

Platform media sosial itu memiliki persyaratan yakni hanya mereka berusia 13 tahun ke atas boleh membuat akun, namun tidak memiliki fitur verifikasi usia yang kuat. Tidak adanya kontrol orangtua membuat para ibu hampir tidak mungkin membatasi waktu anak-anak mereka berinteraksi di media sosial.

“Satu-satunya cara bagi Tammy Rodriguez untuk membatasi akses ke produk tergugat secara efektif adalah menyita perangkat Selena,” demikian bunyi gugatan. ** Baca juga: Jenazah Pria di Irlandia yang Baru Meninggal Dunia Dibawa ke Kantor Pos untuk Ambil Uang Pensiun

Setelah ponsel disita, Selena tak kehabisan akal yakni mencari perangkat lain di luar rumah untuk mengakses akunnya. Matthew Bergman, pengacara keluarga Rodriguez yang juga pendiri Pusat Hukum Korban Media Sosial, menjelaskan ada permasalahan pelik dialami para remaja di AS terkait dengan media sosial. “Ada epidemi kesehatan mental di kalangan remaja Amerika,” terang Bergman.

Diketahui, kecemasan atas dampak pengguna media sosial di kalangan anak-anak dan remaja menjadi sorotan di AS, bahkan pembahasannya sampai ke Senat. Bos perusahaan teknologi raksasa Meta (dulu Facebook) Mark Zuckerberg sampai dihadirkan dalam dengar pendapat.

Zuckerberg dilaporkan oleh pegawainya, seorang manajer produk bernama Frances Haugen, atas tuduhan lebih memprioritaskan uang daripada keselamatan anak-anak dan remaja.

Wanita lulusan Universitas Harvard itu juga menyerukan kepada Senat untuk membuat lebih banyak regulasi, khususnya terhadap Instagram. Haugen juga berbicara di depan komisi Parlemen Eropa, membahas dampak negatif media sosial terhadap pengguna.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email