oleh

Selandia Baru Klaim Mampu Hentikan Penyebaran COVID-19

image_pdfimage_print

Kabar6-Pemerintah Selandia Baru melalui Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern, mengklaim negara mereka telah mampu menghentikan penyebaran COVID-19, dan secara efektif menghilangkan virus tersebut.

Disebutkan, dalam kasus baru hanya satu orang selama beberapa hari. PM Ardern juga mengatakan, virus itu ‘saat ini’ dihilangkan.

Meskipun demikian, melansir nzherald, pemerintah mengingatkan agar tidak berpuas diri, dengan mengatakan hal itu bukanlah berarti berakhirnya secara total kasus-kasus COVID-19. Klaim keberhasilan ini muncul beberapa jam sebelum Selandia Baru melonggarkan kebijakan karantina wilayah atau lockdown.

Mulai hari Selasa (28/04/2020) kemarin, sejumlah kegiatan bisnis, fasilitas kesehatan, dan pendidikan dapat dibuka kembali. Kebanyakan masyarakat masih akan diminta agar tetap tinggal di rumah setiap saat dan menghindari interaksi sosial.

“Kami membuka kegiatan ekonomi, tetapi kami tidak membuka kehidupan sosial masyarakat,” kata PM Ardern dalam keterangan pers harian.

Selandia Baru telah melaporkan kurang dari 1.500 kasus COVID-19 yang terkonfirmasi dan ada 19 kasus kematian. Sementara itu, Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru, Ashley Bloomfield, mengatakan bahwa rendahnya jumlah kasus baru dalam beberapa hari terakhir. “Memang memberi kami keyakinan bahwa kami telah mencapai tujuan eliminasi (penghilangan)”, ujarnya.

Namun Bloomfield memperingatkan bahwa ‘eliminasi’ tidak berarti tidak akan ada kasus baru. “Tetapi itu berarti kita tahu dari mana kasus tersebut berasal”, jelasnya.

Ditambahkan PM Ardern, “Tidak ada transmisi komunitas luas yang tidak terdeteksi di Selandia Baru. “Kami telah memenangi pertempuran ini.”

Namun dia mengatakan, negara ‘harus tetap waspada jika kita ingin tetap seperti itu’. Selandia Baru telah memberlakukan kebijakan salah-satu yang terketat di dunia dalam menghadapi COVID-19.

Pendekatan PM Ardern adalah benar-benar menghentikan penyebaran. Seluruh penduduk Selandia Baru ditempatkan dalam karantina wilayah alias lockdown ketika korban jiwa mencapai enam orang.

Selain menutup perbatasan dan memberlakukan karantina wilayah, negara itu melakukan karantina terhadap semua orang yang tiba di negara itu, dan melakukan pengujian ekstensif dan menggelar pelacakan kontak.

PM Ardern mengatakan, hasil analisa pemodelan mengindikasikan bahwa Selandia Baru bisa memiliki lebih dari 1.000 kasus sehari jika tidak melakukan kebijakan lockdown secara cepat.

Dikatakan, negaranya tidak akan pernah tahu seberapa buruknya. “Melalui tindakan kumulatif, kami telah mampu menghindari dampak terburuk,” katanya lagi.

Pada tengah malam waktu setempat (12:00 GMT, Senin 27 April 2020), Selandia Baru telah melonggarkan kebijakan lockdown dari Tingkat Empat ke Tingkat Tiga. Itu berarti, sebagian besar kegiatan bisnis akan dapat dibuka kembali, termasuk restoran, tapi dibatasi pelayanan yang dibawa pulang (take away), tetapi tidak yang melibatkan kontak tatap muka.

Warga Selandia Baru diperintahkan agar tetap berpegang pada ‘gelembung’ mereka, yaitu sekelompok kecil teman dekat atau keluarga, dan berdiri sejauh dua meter dari orang-orang di luar. ** Baca juga: Peneliti Senior Sebut Laboratorium Virus di Wuhan Masih Simpan 1.500 Virus Mematikan

Pertemuan massal masih dilarang, pusat perbelanjaan tetap tutup, dan sebagian besar anak-anak dilarang ke sekolah. Sementara perbatasan Selandia Baru akan tetap ditutup.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email