oleh

Selama 36 Tahun Seorang Wanita Asal Kansas Hidup dengan Paru-paru Besi

image_pdfimage_print

Kabar6-Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut ‘pernapasan eksternal’ atau bernapas.

Karena itulah gangguan paru-paru menjadin salah satu penyakit berbahaya di dunia, yang apabila tidak ditangani dengan serius, akan mengancam nyawa manusia. Hal itu juga yang terjadi pada Mona Randolph (82).

Wanita asal Kansas, Missouri, ini seperti dilansir Dailymail, menjadi salah satu orang yang menggunakan mesin paru-paru besi. Berawal saat Randolph terjangkit polio saat berusia 20 tahun. Penyakit yang menyerang tulang belakang itu menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Sementara vaksin polio baru disetujui pada 1955, setelah Randolph menderita penyakit tersebut.

Gejala awal penyakitnya dimulai dari sakit kepala, sebelum mengalami demam dan menjadi peka terhadap suara serta cahaya. “Saya tidak tahan mendengar orang berbicara di dapur. Mereka berbisik dan itu akan menyakiti telingaku. Saya tidak bisa berdiri ringan,” kata Randolph.

Ia pun dibawa ke rumah sakit di Kansas. Dokter segera menempatkan Randolph pada alat paru-paru besi, respirator mekanis besar yang menggunakan tekanan udara negatif untuk mendorong udara masuk dan keluar paru-paru pada pasien yang tidak dapat bernafas tanpa bantuan.

Alat ini memang sudah umum pada saat itu, tetapi jarang digunakan di masa sekarang. Brian Tiburzi, direktur eksekutif Post-Polio Health International, memperkirakan bahwa antara tiga hingga lima paru-paru besi masih digunakan di AS. Randolph memang selamat dari polio, namun lengan kirinya lumpuh dan wanita itu menjadi bergantung pada keluarga dan teman-teman untuk meminta bantuan.

Meskipun terlepas dari masalah paru-paru besi, Randolph lantas mengalami sindrom post-polio pada 1980-an, yaitu suatu kondisi yang ditandai dengan melemahnya otot-otot, dapat terjadi bertahun-tahun setelah pemulihan dari polio.

Karena kenyataan bahwa butuh upaya luar biasa untuk bernapas, Randolph memilih untuk mulai menggunakan paru-paru besi lagi. Wanita itu pun menghabiskan malamnya di respirator, yang menggerakkan paru-parunya sehingga dia bisa bernapas. Namun pada siang hari, ia menggunakan mesin yang jauh lebih sederhana. Diketahui, paru-paru besi adalah tabung logam sepanjang enam kaki yang kedap udara dan menutupi seluruh tubuh sampai ke bagian leher.

Randolph menyebut alat ini sebagai Kapal Selam Kuning, meskipun fakta bahwa alat ini sudah cukup tua untuk diaktifkan, tapi ini adalah satu-satunya cara agar dia bisa tidur di malam hari. Randolph bahkan telah menggunakan alat ini selama 36 tahun terakhir. ** Baca juga: Mike, Ayam yang Hidup Tanpa Kepala Selama 18 Bulan

Mesin ini dikembangkan pada 1920 dan ditujukan untuk membantu pasien bernapas setelah mereka menderita otot yang melemah atau lumpuh di dada. Mesin-mesin ini menjadi sangat usang dan ditinggalkan setelah vaksin polio diimplementasikan pada 1950-an.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email