oleh

Dihargai Murah Penyebab Pembunuhan di Tegal Rotan

image_pdfimage_print

Kabar6-AS (20) korban pembunuhan yang jasadnya ditemukan didekat Tol Bintaro, Tegal Rotan, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ternyata penadah barang hasil kejahatan.

Para pelaku sakit hati karena barang hasil pencopetan dan penjambretan selalu dihargai murah hingga akhirnya tega menghabisi nyawa korban.

“Seluruh motifnya karena dendam sakit hati, menjual barang kepada korban tidak sesuai. Dan kurang,” ungkap
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Helmy Santika, saat gelar perkara, Sabtu (22/9/2012).

Helmi menjelaskan, peranan masing-masing tersangka saling berbeda. Toni Alfia alias Tompel (20) sebagai eksekutor, Irfan Maulana (21), Wahyuda Suhendra alias Bembeng (25) dan Bahrudin alias Udin yang pertama kali tertangkap ketiganya selaku pemantau aksi pembunuhan.

Masih menurut Helmy, pada 5 September 2012 malam hari mereka berkumpul didaerah Puri Beta, Larangan, Kota Tangerang. Diniharinya mereka merencanakan aksi menghabisi korban SA berbekal sebilah celurit milih Bahrudin.

Udin kemudian meminta Tompel untuk memancing keluar Ade dengan iming-iming akan menjual ponsel Blackberry Onyx dan butuh cepat. Mereka janjian bertemu di Tegal Rotan.

Begitu Ade tiba dengan sepeda motor Honda Scoopy yang dipinjamnya, tiba-tiba Udin menyabet leher AS dengan celurit hingga nyaris putus. Ade sempat memberontak, namun akhirnya kembali disabet Tompel dengan celurit yang sudah disiapkannya.

“Mereka dijerat pasal 340 KUHP karena sudah masuk dalam pembunuhan berencana. Untuk dua orang lainnya, dijerat pasal 480 KUHP karena berperan sebagai penadah,” kata Helmy.

“Yang menjadi otaknya adalah Udin. Dia yang merencanakan pembunuhan ini. Sedangkan lainnya berperan mengawasi sekitar agar saat eksekusi tidak ketahuan, ada yang mengambil uang dan ponsel, dan ada yang menghabisi,” tambah Helmy.

Para tersangka biasa melakukan aksi pencopetan dan penjambretan didaerah sekitar Joglo, Ciledug, Kembangan, Puri dan sekitarnya.

“Korban tidak sadar mau dihabisi. Sampai di TKP (Tempat Kejadian Perkara) pelaku menggorok leher korban dan ditinggalkan begitu saja dan motor korban diambil lalu dijual pelaku seharga Rp 3 juta,” papar Helmi.

Sementara salah satu pelaku, Burhanudin alias Udin, mengaku tak ada rencana menghabisi nyawa korban. Pelaku mengamini bila kekesalan ini akibat dari jual-beli handphone hasil kejahatan.

“Anak-anak (para pelaku) sebal karena Ade sepertinya ga adil kalo kita lempar barang dihargain murah mulu,” ujar Udin. (yud)

 

Print Friendly, PDF & Email