oleh

Seekor Rusa Mati dengan 7 Kg Sampah dalam Perutnya

image_pdfimage_print

Kabar6-Banyak kalangan, termasuk netizen, terbakar amarah setelah seekor rusa liar di Thailand ditemukan mati dengan tujuh kilogram sampah plastik dan limbah lain dalam perutnya. Limbah itu termasuk celana dalam, saset kopi dan bungkus mi instan.

Petugas Taman Nasional Thailand, melansir BBC Indonesia, mengatakan bahwa temuan ini menunjukkan begitu banyaknya sampah yang tersebar di hutan dan juga laut serta sungai. “Temuan plastik di perut, merupakan salah satu penyebab matinya rusa,” kata Kriangsak Thanompun, direktur Taman Nasional Khun Sathan.

Disebutkan, kematian rusa liar itu akibatkan tersumbatnya usus. Dalam laman Facebooknya, Taman Nasional di Provinsi Phrae mengunggah foto-foto rusa yang mati akibat berkilo-kilo sampah ini.

Rusa yang beratnya sekira 200 kg, dengan panjang 230 cm dan tinggi 135 cm tersebut diperkirakan mati dua hari sebelum ditemukan. Tidak ada luka-luka di tubuh rusa jantan berusia 10 tahun tadi, namun para petugas mengatakan kondisinya cukup mengenaskan dengan bulu rontok dan kuku kaki depan terlepas.

Diketahui, Thailand termasuk salah satu negara pengguna plastik terbesar dengan pemakaian kantong plastik sekali pakai sekira 3.000 kali setahun, untuk penggunaan apa pun.

Ratusan pengguna yang marah di laman Facebook Taman Nasional Thailand antara lain menyatakan kesedihan karena ‘sedikitnya makanan di hutan sehingga rusa atau binatang lain makan apa yang mereka dapat.’

Kriangsak mengungkapkan, petugas juga menemukan rusa betina dengan tiga kilogram sampah plastik di perutnya. Dijelaskan, kemungkinan plastik bercampur dengan rumput dalam waktu lama dan juga menyebabkan penyumbatan. Kriangsak mengakui bahwa masalah sampah merupakan persoalan kronis di taman nasional.

Menurutnya, para petugas telah lama berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak buang sampah. Namun sampah tetap saja banyak bertebaran, diperkirakan dari orang-orang yang berkunjung ataupun penduduk sekitar.

Kriangsak memperkirakan sampah di seputar taman nasional sekira delapan ton per tahun, tergantung jumlah pengunjung. ** Baca juga: Perhiasan Senilai Rp1,3 Miliar Ikut Terbuang ke Tempat Sampah di Georgia

Diketahui, 12 November 2019 lalu, kabinet menyepakati usulan kementerian lingkungan untuk mengurangi penggunaan tas plastik. Melalui usulan yang akan diterapkan pada 1 Januari 2020, warga diminta untuk menggunakan kantong plastik lebih dari sekali.

“Kami harus memberikan contoh kepada yang lain. Kami harus memulainya di organisasi kami dan kemudian dikembangkan ke masyarakat di seputar taman nasional,” ujar Kriangsak.

Ditambahkan, “Pengunjung yang datang ke taman nasional juga diminta untuk tidak membawa plastik ke kawasan. Dan bila mereka ada sampah, harusdibuang di tempat yang disediakan.” (ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email