SDN Total Persada Jadi Posko Banjir, Jam Belajar Siswa Dikurangi
Selain air banjir, berkurangnya jam belajar siswa juga dilakukan karena banyak ruang kelas yang dipakai posko banjir dan untuk menampung para pengungsi.
Bahkan dari 20 ruang kelas yang ada, saat ini hanya tinggal 6 ruang kelas yang digunakan untuk belajar siswa. Sisanya habis untuk posko dan menampung para pengungsi.
Kepala Sekolah SDN Total Persada, H.Elih mengatakan, saat ini seluruh siswa hanya belajar 2 jam. “Selain ruang kelas yang dipakai untuk pengungsi, jumlah siswa yang hadir juga berkurang hingga 50 persen,” ujar H. Elih.
Sementara, ribuan warga korban banjir dikawasan Perumahan Total Persada mengeluhkan minimnya sarana dan prasarana, khususnya untuk kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) yang disiapkan dilokasi pengungsian tersebut.
“Sarana MCK disini minim. Jadi, kami kesulitan bila ingin buang air. Belum lagi ketiadaan selimut, membuat anak-anak saya menggigil kedinginan pada malam hari,” ujar Leni Sedianingsih, salah seorang Perumahan Total Persada yang menjadi korban banjir.
Sementara, menyikapi kondisi banjir kini melanda, Walikota Tangerang H. Wahidin Halim menginstruksikan seluruh camat di wilayah yang terkena banjir untuk memetakan kondisi dan kebutuhan warga yang menjadi korban banjir.
Tak hanya itu, Walikota juga meminta ibu-ibu PKK untuk ikut terlibat membantu para korban banjir yang ada, khususnya untuk memenuhi kebutuhan makanan di dapur-dapur umum yang tersebar di seluruh titik banjir.
“Camat harus melakukan kontrol dilokasi banjir. Jangan sampai rakyat kelaparan kareba tidak mendapatkan makanan,” ujar Walikota lagi.(Ali/rani)