oleh

RSUD Tangsel Dituding Tidak Terbuka Jelaskan Hasil Operasi Ferry

image_pdfimage_print

Kabar6-Pihak Humas Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) sangat menyayangkan ketidakterbukaan pihak dari RSUD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terkait operasi Ferri Irawan yang terluka tembak dalam bentrokan mahasiswa dengan pihak kepolisian.

“Kami sangat menyayangkan sikap dari RSUD Tangsel yang tidak terbuka terkait operasi Ferry Irawan. Padahal, pihak rumah sakit bilang kalau Ferri belum menjalankan operasi pengangkatan proyektil,” ungkap Ayu, perwakilan Humas Keluarga Besar Mahasiswa Unpam saat ditemui jumpa pers di depan rumah sakit umum daerah Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (19/10).

Ayu mengatakan, kejanggalan tersebut bermula ketika Ferri Irawan menjalankan operasi Pukul 08.00 wib dan selesai Pukul 14.00 WIB. Namun, ketika akan dilakukan operasi, ada 5 anggota polisi tanpa seragam lengkap masuk ke ruang operasi.

Ayu juga sempat mempertanyakan data terkait proyektil yang diangkat tim medis dari tubuh Ferry, namun hingga kini pihak rumah sakit tidak memberikan data dimaksud. Padahal pihak kepolisian sudah mendapatkan hasil dari operasi tersebut.

“Ini yang kami sayangkan. KArena sikap RSUD tidak terbuka soal operasi Ferry Irawan,” ungkapnya.

Sementara, Koordinator Kontras Aris Azhar juga menyayangkan tindakan yang dilakukan pihak kepolisian dalam menangani aksi unjuk rasa mahasiswa.

Padahal, aksi mahasiswa merupakan bentuk dari ekpresi pemuda terhadap dinamika demokrasi yang terjadi saat ini.

Aris mengatakan, dari aksi tersebut terbukti bahwa polisi hingga kini masih belum bisa merubah sikapnya yang arogansi. Padahal selama ini sudah cuklup anyak masyarakat yang mengecam tindakan anakris kepolisian.

“Masih terlihat banyak kekerasan yang dilakukan polisi dalam menjalankan tugasnya menjaga keamanan saat aksi unjuk rasa terjadi,” ungkapnya.

Aris juga mengatakan, bahwa proses pengamanan ke sepuluh mahasiswa Unpam pasca bentrokan yang terjadi, sudah bermasalah. Pasalnya, penangkapan dilakukan pada malam hari.

“Saat ini kami masih melakukan kordinasi dengan pihak mahasiswa. Dan, sampai sejauh ini kami baru dimintai tolong oleh salah satu keluarga mahasiswa yang menjadi korban, yakni Mega Pradipta, untuk melakukan pendampingan dan bantuan hukum,” ungkapnya.(Evan)

 

Print Friendly, PDF & Email