oleh

Ribuan Unta di Australia Ditembak Mati Karena Disebut Habiskan Persediaan Air

image_pdfimage_print

Kabar6-Gelombang panas ekstrem dan kekeringan yang berkepanjangan di Australia sejak November 2019 lalu, membuat pemerintah setempat terpaksa membantai 10 ribu unta.

Ya, dampak dari kekeringan ini membuat semua pihak termasuk unta liar di Australia Selatan turut mencari sumber mata air. Negeri Kangguru ini, melansir Independent, mulai melakukan rencana untuk membantai ribuan unta liar sebagai upaya menyelamatkan warga dari bencana kekeringan. Mereka menganggap, hewan ini dapat menghabiskan cadangan air. Selain itu, keberadaan unta liar juga dapat membahayakan masyarakat.

Helikopter yang berisi penembak jitu telah dikerahkan untuk menembaki unta-unta liar yang dianggap mengancam masyarakat. Operasi ini berhasil membunuh lebih dari 5.000 ekor unta.

Para pemimpin Aborigin di negara bagian Australia Selatan mengatakan, kawanan unta yang bukan hewan endemik Australia tersebut merangsek masuk ke pemukiman warga karena kekeringan dan suhu panas, yang mengakibatkan kelangkaan persediaan makanan dan air. Alhasil, unta-unta tersebut masuk dengan merusak infrastruktur dan membahayakan warga.

“Kami menghargai pendapat para aktivis hak-hak hewan. Tetapi ada kesalahpahaman mengenai hewan non-pribumi ini. Kita berurusan dengan hama dan harus menjaga pasokan air untuk masyarakat. Kita harus menempatkan kehidupan semua orang baik itu anak muda, orangtua, flora, dan fauna asli Australia terlebih dahulu,” jelas Richard King, general manager APY.

Hal lain, terpaan suhu panas dan kering yang mencapai 41,9 derajat Celcius juga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menghanguskan lebih dari 10 juta hektare lahan di enam negara bagian Australia. Sebanyak 27 orang tewas, 1.000 rumah dan bangunan hangus terbakar, dan lebih dari satu miliar hewan terbunuh.

Pemerintah sendiri memperingatkan masyarakatnya agar tetap waspada karena krisis ini belum selesai. Ilmuwan mengatakan, perubahan iklim juga memicu kebakaran yang lebih sering dan meluas.

Diketahui, unta pertama kali diperkenalkan ke Australia pada 1840-an untuk membantu eksplorasi benua Australia. Terhitung sudah 20 ribu unta telah dikirim dari India selama enam dekade. Benua ini sekarang dianggap memiliki populasi unta liar terbesar di dunia dengan perkiraan satu juta ekor.

Namun unta dianggap sebagai hama karena sering mengotori sumber mata air dan merusak tumbuh-tumbuhan. Populasi unta juga bertambah dua kali lipat setiap sembilan tahun jika pengendalian hama tidak dilakukan. ** Baca juga: Selamat Setelah Terjebak di Air Terjun Berkat Botol Minuman

Biasanya, pengelola unta tradisional dapat mengumpulkan dan menjual unta-unta liar tersebut. Namun kekeringan menyebabkan jumlah unta yang berkumpul menjadi sangat banyak dan menyebabkan mereka tidak dapat mengelola hewan tersebut.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email