oleh

Putus dari Kalkulator, Fractal Berencana Nikahi Tetris

image_pdfimage_print

Kabar6-Mungkin bagi Noorul Mahjabeen Hassan atau yang lebih dikenal sebagai Fractal Tetris Huracan, tidak ada satu pun pria di dunia ini yang berhasil menaklukkan hati nya.

Karena itulah wanita asal Florida, Amerika Serikat, ini seperti dilansir metro.co.uk, lebih memilih menambatkan hatinya pada tetris, yaitu video game cara bermainnya dengan mengatur balok jatuh sehingga mereka bisa pas satu sama lain dalam baris horizontal. Ketika sebuah garis sempurna terbentuk tanpa jarak sama sekali, baris tersebut akan hilang.

Disebutkan, Fractal memulai hubungannya dengan tetris pada September 2016 silam. Ia biasa menghabiskan waktu sekira 12 jam sehari untuk memutarnya di web, telepon genggamnya, dan gameboy miliknya.

Tak sekadar kecanduan game, ini adalah hubungan yang lebih intim. “Bagian dari hubungan itu adalah kepuasan yang saya dapatkan dari membersihkannya secepat mungkin,” kata Fractal.

“Saya punya hubungan yang kuat dengannya. Dan telah menginvestasikan banyak uang kepadanya,” ujarnya. Tak sekadar memainkan, Fractal menunjukkan kecintaannya dengan membuat kalung tetris, lampu berbentuk tetris yang bertebaran di sekeliling kamar, kaos tetris, magnet tetris, hard drive tetris langka yang dibelikan teman-temannya.

Fractal berencana menikah dengan tetris begitu ia lulus kuliah. Ia ingin teman-temannya hadir menyaksikan upacara sakral itu. “Saya ingin semua orang berada di sana (pernikahan),” katanya, sembari berharap suatu saat ia bisa dipanggil Nyonya Tetris. Fractal mengidentifikasi dirinya sebagai objectum sexual, kelainan yang mencintai (secara seksual) benda fisik.

Diketahui, pada usia 16 tahun, Fractal meminta sang ibu untuk membelikannya kalkulator TI-NSpire CX seharga sekira Rp2,1 juta, yang diberi nama Pierre De Fermat. Waktu itu ia sedang mengikuti kursus statistik lanjutan di SMA, dan sejak itu ia berpikir bahwa kalkulator tersebut begitu ‘seksi’. “Saat itu, ketika sedang senang-senangnya pada matematika dan geometri, saya jatuh cinta pada Pierre. Saya menyebut diri Fractal, saya terobsesi,” urainya.

Fractal begitu mencintai Pierre dan tidak tahu bagaimana menggambarkannya. Ia bahwa membawanya ke acara prom sekolah sebagai pasangannya. “Saya suka menyentuh tombol-tombolnya, bahkan saya kerap menggunakan lidah untuk memencetnya.”

Hingga pada satu titik, Fractal ingin menikahi Pierre yang ia percaya punya kesadaran untuk mencintainya juga. Sayangnya, Pierre tiba-tiba mati saat Fractal membersihkannya.

“Saya patah hati, sepatah-patahnya saat ia tidak mau beroperasi,” kenang Fractal. Selain kepada Pierre, Fractal juga punya hubungan dengan Companion Cube dari portal permainan video gim dan sebuah osiloskop bernama Braxton. Tapi kepada tetris-lah ia memutuskan untuk menikah.

Hubungan Fractal dengan tetrsi memancing komentar-komentar berbau negatif, yang rata-rata menyebutnya sebagai ‘aneh’. Beruntung Fractal mendapat dukungan dari komunitas online, juga orang-orang yang tidak mempermasalahkan hubungan tersebut. Fractal berharap, dengan membagi kisah tersebut, ia bisa mengurangi rasa malu seputar persoalan seksualitasnya. ** Baca juga: Ribuan Kelelawar Mati Berjatuhan dari Langit di Australia Akibat Gelombang Panas

Bagaimana menurut Anda? (ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email