oleh

Pungli PKL Pasar Serpong Disebut Capai Rp20 Ribu

image_pdfimage_print
Sejumlah lapak milik PKL di Pasar Serpong digusur‎.(yud)

Kabar6-‎Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mengaku sengaja menggelar lapaknya di area trotoar jalan, demi bisa meraih pembeli.

Pasalnya, berjualan di dalam pasar diklaim sepi pembeli. Sementara, biaya sewa lapak harus rutin dibayar. Alhasil, ratusan lapak PKL di trotoar Jalan Pasar Serpong pun, hari ini, Selasa (15/3/2016), disapu bersih oleh Satpol PP setempat.

“Jualan di dalam sepi, enggak ada yang beli. Ya mau gimana lagi, kita wong cilik cuma bisa ngusap dada,” kata Saiyah, pedagang tahu-tempe di Pasar Serpong yang turut digusur Satpol PP, Selasa (15/6/2016).

Setelah digusur, warga asal Rangkasbitung itupun mengaku tak mengerti tentang kegiatannya mencari nafkah esok hari. “Kalau punya modal ya enggak mungkin mas kita ngeleprak (jadi PKL) begini,” sungut Saiyah‎.

Terpisah di lokasi sama, Kepala Pasar Serpong, Dadang Juangsah, mendata ada sebanyak 260 PKL yang berjualan di trotoar dan bahu jalan. Meski begitu sebenarnya masih tersedia kios dan los didalam pasar.

“Kondisi ini terjadi karena ketidakdisiplinan penjual dan pembeli. Pembelinya juga nakal, mereka ogah masuk ke dalam untuk membeli kebutuhannya di los atau kios yang ada,” terangnya geram.

Sebenarnya, jelas Dadang, pungutan berjualan di trotoar dan bahu jalan lebih mahal ketimbang ikut berdagang di tempat yang sudah disediakannya. Kocek yang mesti dirogoh PKL belum termasuk untuk pungutan liar (pungli)

“Retribusi kios Rp6000 dan los Rp5.000 perhari, tapi mereka yang liar ini bisa Rp15 sampai 20 ribu perhari. karena pungutan yang seribu-dua ribu itu banyak,” tandasnya.

Untuk saat ini, jelas Dadang ketersediaan kios dan loss di pasar Serpong mencapai 1.070 unit dan baru terisi oleh sekitar 600 pedagang. “Coba kalau memang mereka (PKL) mau berdagang di dalamkan bisa,” ujarnya. **Baca juga: Warga Ingin Gusuran PKL Pasar Serpong Tak Seremonial.

Pihaknya berharap, dengan cara penempatan tanaman pot ini, PKL tidak kembali berjualan ditempat-tempat yang tidak semestinya. **Baca juga: Gusuran PKL di Pasar Serpong Hanya Lima Hari?.

“Sepertinya memang sulit untuk kembali berjualan di pinggiran jalan, semoga ini berhasil. Agar pasar Serpong tidak terus-terusan ruwet,” Dadang bilang.(yud)

Print Friendly, PDF & Email