oleh

Puncak Arus Mudik Cuti Bersama di Pelabuhan Merak Sudah Lewat, Tak Ada Kemacetan

image_pdfimage_print

Kabar6-Puncak arus mudik libur panjang cuti bersama dan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pelabuhan Merak sudah terlewati pada 28 Oktober 2020, tanpa adanya kemacetan diluar pelabuhan. Berdasarkan data dari pihak ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, setidaknya ada 34.554 penumpang, 1.730 roda dua, 4.386 roda empat, 169 bus hingga 3.231 truk yang menyebrangi Selat Sunda.

“Kalau kita prediksi awal kan tanggal 27-28 Oktober kan, nah 28 Oktober itu lebih ramai penumpangnya dibandingkan tanggal 27,ditanggal 28 itu lonjakan sangat besar,” kata General Manager (GM) ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, Hasan Lessy, di kantornya, Jum’at (30/10/2020).

Jika dihitung sejak awal bulan Oktober 2020, maka ada 588.778 penumpang, 18.892 roda dua, 65.334 roda empat, 4.496 bus, hingga 74.056 truk yang sudah menyebrang dari Pelabuhan Merak menuju Bakauheni.

Jika dibandingkan dengan libur Idul Adha dengan Maulid Nabi Muhammad, terjadi penurunan 26 persen orang yang menyebrang melalui Pelabuhan Merak menuju Bakauheni, atau sebanyak 12.134 penumpang, emudian kendaraan turun 37 persen atau 5.648 kendaraan.

Menurut Hasan Lessy, arus penyebrangan di Selat Sunda belum kembali normal, lantaran covid-19 masih menjadi pandemi di Indonesia. Secara umum pihaknya mengklaim aktifitas penyebrangan di Pelabuhan Merak sudah mengalami peningkatan, seiring pelonggaran PSBB dan dibukanya pembatasan aktifitas masyarakat.

“Masih dibawah, apabila dibandingkan dengan sebelum covid-19. Secara umum terjadi kenaikan di Idul Adha, karena pada saat Idul Fitri tidak diberikan izin (mudik), puncaknya berada di Idul Adha,” terangnya.

Saat era new normal saat ini, penumpang di Pelabuhan Merak menurut Hasan Lessy, sudah sadar dan patuh terhadap protokol kesehatan (prokes) covid-19. Sehingga bisa meminimalisir penularan covid-19.

**Baca juga: Data ASDP Merak, Sudah 588 Ribu Penumpang Nyeberang dari Jawa ke Sumatera.

“Untuk tingkat kesadaran ini semakin tinggi. Karena orang sudah mulai paham dengan menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Ketika ada tanda silang, mereka juga sudah tahu tidak boleh duduk disana. Kami juga selalu keliling terus untuk melihat itu juga,” jelasnya.(Dhi)

Print Friendly, PDF & Email