oleh

Proyek Rehabilitasi Gedung SMP Saketi Pandeglang Dikritik, Aktivis Minta Dindikpora Turun Tangan

image_pdfimage_print

Kabar6 – Aktivis kritik proyek rehabilitasi gedung SMPN 5 Saketi, Pandeglang, yang dilaksanakan oleh pihak kontraktor dari CV Guna Dharma lantaran menduga ada pemasangan rangka baja dalam proyek tersebut dengan menggunakan bahan material rangka baja bekas pakai.

Berdasarkan informasi yang dihimpun,proyek rehabilitasi Gedung SMPN 5 Saketi tersebut merupakan program dari Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dindikpora) Pandeglang.

Program kegiatan pengelolaan pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Sub kegiatan, rehabilitasi sedang berat sarana pra sarana dan utilitas sekolah. Jenis pekerjaan revitalisasi SMPN 5 Saketi.

Jumlah anggaran dalam proyek tersebut sebesar Rp 1 miliar lebih yang bersumber dari DAK tahun anggaran 2022. Jangka waktu pelaksanaan selama 150 hari kalender yang dimulai sejak 15 Juli sampai 15 Desember 2022. Kontraktor pelaksana dalam proyek tersebut yakni CV Guna Dharma.

Salah seorang aktivis Pandeglang Erlan mengungkapkan, berdasarkan hasil investigasinya baja ringan bekas digunakan kembali pada proyek tersebut.

“Dari hasil investigasi kami. Ditemukan ada rangka baja bekas, di pasang lagi dalam proyek itu. Soalnya kami lihat rangka baja itu sudah karat dan bolong-bolong seperti bekas,” ungkap Erlan, Selasa (30/8/2022).

Namun, ia pun tidak tahu apakah rangka baja belas itu memang dibenarkan atau tidak digunakan lagi dalam proyek tersebut. Namun yang jelas, pihak dinas terkait harus turun ke lapangan melakukan peninjauan terhadap proyek tersebut.

“Dinas terkait harus turun ke lokasi, apakah benar rangka baja bekas itu boleh di pasang lagi atau tidak. Supaya tidak menjadi pertanyaan semua pihak,” pintanya.

Sementara, pelaksana monitor pekerjaan dari CV Guna Dharma, Ending mengatakan, jika hal itu merupakan reposisi, artinya itu melakukan perbaikan yang ada. Jadi kegiatan tersebut merupakan rehab sedang dan berat, ada yang diganti semua ada juga yang lain reposisi.

“Seperti ruang Perpustakaan dan satu ruang kelas itu diganti semua. Namun ada juga yang reposisi,” imbuhnya.

**Baca juga: Pengamat Nilai Pro Kontra Pembelian Sepeda Listrik Bupati Pandeglang untuk RT/RW Hal Biasa

Ia juga mengaku, memang salah dari awalnya saat memberikan petunjuk. Itu awalnya dibongkar semua oleh pekerja, karena memang sebagian ruangan di proyek tersebut ada yang sifatnya reposisi, maka rangka baja yang lama dipasang lagi.

“Memang wajar lah jika ada dugaan seperti itu. Tapi kalau sebagian bangunan dalam proyek itu reposisi, bukan tidak diganti. Pihak Kepala Sekolahnya juga tahu jika itu reposisi, hanya saja awalnya ada kesalahan memberikan petunjuk,” ujarnya.(aep)

Print Friendly, PDF & Email