oleh

Pria Singapura Ini Gugat Seorang Wanita Sekira Rp34,2 Miliar Karena Menolak Cintanya

image_pdfimage_print

Kabar6-Kawshigan, pria asal Singapura menggugat kekasihnya, Nora Tan, sekira Rp34,2 miliar karena menolak cintanya. Kawshigan menuntut pembayaran sebesar itu atas ‘trauma emosional’ setelah Tan menganggapnya hanya sebagai teman.

Kawshigan dan Tan, melansir Independent, pertama kali bertemu pada 2016. Seiring berjalannya waktu, Kawshigan merasa jatuh cinta kepada Tan, sebaliknya wanita itu selalu melihat hubungan mereka tak lebih sebagai persahabatan. Pada September 2020, masalah dimulai setelah Tan hanya menganggap Kawshigan sebagai teman, padahal pria itu menganggapnya sebagai ‘teman terdekat’.

Kawshigan ingin menuntut Tan atas trauma emosional yang dideritanya, tetapi memutuskan untuk menunda mengambil tindakan hukum setelah Tan setuju untuk menghadiri sesi konseling dengannya. Selama proses tersebut, Tan memberi tahu pria itu bahwa dia merasakan ‘ketidaknyamanan yang nyata’.

Setelah Tan memutuskan kontak, Kawshigan mengajukan dua tuntutan hukum terhadapnya, tuntutan Pengadilan Tinggi senilai SD3 juta karena diduga menyebabkan ‘kerusakan pada reputasi bintangnya’ dan ‘trauma, depresi, dan dampak’ pada hidupnya, serta tuntutan senilai SD22.000 karena Tan diduga melanggar perjanjian untuk memperbaiki hubungan mereka.

Gugatan terakhir diajukan awal Januari, di mana wakil panitera Pengadilan Negeri Lewis Tan, yang mengatakan klaim Kawshigan secara nyata tidak berdasar dan tanpa dasar dan merupakan penyalahgunaan proses pengadilan. ** Baca juga: Mulai 2026 Mendatang, Dubai Bakal Operasikan Taksi Terbang

“Dipertimbangkan secara keseluruhan, saya menemukan bahwa tindakan ini sengaja diprakarsai oleh penggugat dengan motif tersembunyi untuk mengganggu atau menindas tergugat dengan memintanya untuk membela berbagai klaim yang pada dasarnya berasal dari matriks faktual yang sama di forum yang berbeda,” ungkap Lewis.

Ditambahkan, “Pengadilan ini tidak akan menjadi aksesori untuk usahanya yang diperhitungkan untuk memaksa pertunangan dari tergugat yang, setelah bertahun-tahun ‘memijat ketidakbahagiaan’ penggugat, akhirnya memutuskan untuk menghadapi ancamannya daripada meringkuk dan menyerah pada tuntutannya.” (ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email