oleh

PPDB Diduga Tidak Adil, Sejumlah Orang Tua Geruduk SMA Negeri 5 Tangsel

image_pdfimage_print

Kabar6-Sejumlah orang tua murid menggeruduk Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) untuk mempertanyakan nasib anaknya.

Para orang tua murid tersebut terlihat bertanya kepada sekuriti sekolah dimana keberadaan pihak sekolah, terkhusus panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan Kepala SMA Negeri 5 Kota Tangsel. Sejumlah orang tua tersebut memprotes sistem PPDB yang diduga tidak adil.

Perwakilan orang tua murid yang melakukan protes, Mariyati menerangkan, pihaknya mendatangi SMA Negeri 5 Tangsel untuk mencari solusi bagaimana anak-anaknya bisa bersekolah di sekolah tersebut.

Pasalnya, menurut Mariyati, ada ketidakadilan dalam sistem PPDB yang dilakukan oleh SMA Negeri 5 Tangsel. Pertama adalah jalur zonasi, dimana anaknya yang berjarak 800 meter tidak bisa masuk, sementara teman anaknya yang berjarak 2 rumah dari dirinya bisa masuk ke sekolah tersebut.

“Tinggal (anaknya,red) itu cuma beda 2 rumah dari saya, pada saat itu saya konfirmasi, pada saat saya konfirmasi anak beliau tidak masuk, tetapi pada dasar kenyataannya mereka masuk. Kira-kira terpangkas sekitar 300 meter, dari 800 meter menjadi 429 meter, sekitaran 300 meter lebih terpangkas,” ujarnya kepada Kabar6.com di SMA Negeri 5 Kota Tangsel, Pondok Aren, Senin (18/7/2022).

Kedua, Mariyati memprotes juga terkait jalur prestasi, dimana anaknya yang memiliki prestasi yang sama dengan anak yang telah diterima di SMA Negeri 5 Tangsel tidak diterima.

“Betapa saya kecewanya, sedangkan prestasinya sama, kenapa anak saya masuk melalui jalur prestasi tidak bisa?,” Mariyati bertanya.

Mariyati juga bersedih kepada tetangganya salah seorang anak yatim tidak diterima juga ke SMA Negeri 5 Kota Tangsel. Padahal tetangganya memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan seorang anak yatim.

“Dia (anak tetangganya, red) menggunakan jalur afirmasi, dia memiliki kartu KIP, anak yatim, tetapi disini tidak bisa masuk. Sudah jelas dia memiliki kartu KIP, tapi disini tidak bisa masuk ke jalur itu, tidak bisa dipergunakan kartu itu,” paparnya.

Dengan berbagai ketidakadilan itu, maka Mariyati bersama beberapa orang tua lainnya mendatangi SMA Negeri 5 Tangsel untuk memberikan kejelasan dan kepastian.

“Disini yang jelas apa yang menjadi keberatan kami, kenapa? Ada apa disini? Sedangkan kami sebagai putra wilayah ingin mendidik anak, ingin menyekolahkan anak, bukan apa-apa, sebegitu sulitnya. Sementara untuk pihak sekolah, kepala sekolahnya itu susah untuk ditemui,” terangnya.

Salah seorang orang tua lainnya, Lia memaparkan, dirinya mendatangi sekolah telah beberapa kali karena telah dijanjikan untuk bertemu.

Tetapi, setiap kali dirinya kesini, pihak sekolah seakan-akan enggan untuk menemui dirinya yang telah menunggu.

“Setiap hari saya kesini, tapi sebatas di pintu gerbang, waktu pertama alasannya MPLS, oke kita tunggu, berikutnya belum ada namanya, terus kemarin hari Kamis rapat, jumat libur, sabtu memang libur, tapi hari ini begini lagi coba,” tuturnya.

**Baca juga: Gudang Kabel Optik di Pondok Aren Terbakar, Diduga Karena Obat Nyamuk

Tim Kabar6.com berupaya mengkonfirmasi pihak panitia PPDB serta Kepala SMA Negeri 5 Kota Tangsel, namun tidak ada di lokasi.

Menurut seorang Guru SMA Negeri 5 Tangsel, Ojat, kepala sekolah serta panitia PPDB tidak ada di sekolah.

“Pada gak ada, panitia PPDB saya gak tau karena saya baru ditugasin hari ini disini,” pungkasnya.(eka)

Print Friendly, PDF & Email