oleh

Polisi Tangani Kasus Penganiayaan Pegawai ULP Banten

image_pdfimage_print

Kabar6-Polres Serang bakal menindaklanjuti laporan dugaan penganiayaan terhadap Agus Dodi, seorang staff di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Provinsi Banten.

Aksi premanisme itu berlangsung di kantor Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Provinsi Banten, Jalan Bhayangkara, Kecamatan Cipocok, Kota Serang, pada Rabu (12/11/2014) malam.

“Jadi laporan kejadian itu sedang kami tindaklanjuti. Pelapor atas nama Asep, sedangkan korban atas nama Agus Dodi,” ujar Kasat Reskrim Polres Serang, Ajun Komisaris Rizal Samelino, Kamis (13/11/2014).

Dari pemeriksaan polisi, Agus Dodi mengaku disiram kopi panas dan kemudian dipukul menggunakan botol air mineral. Secara kasat mata, lanjut Kasat, memang tidak ada luka di tubuh korban. Namun, untuk pastinya masih harus menunggu keluarnya hasil visum dari RSUD.

Informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa terjadi pada pukul 22.00 WIB. Saat itu, datang 7 orang pengusahan diantaranya HAF yang merupakan mantan Kepala Bidang di DBMTR Banten (bukan pegawai berinisial Rb seperti yang ditulis sebelumnya).

Diduga, kehadiran HAF dan komplotannya guna menanyakan paket proyek pembangunan jalan Simpang Ciceri dengan nilai Rp 12 miliar, yang pada proses tender dimenangkan oleh pengusaha lain.

HAF yang marah atas kekalahanya dan tidak puas dengan penjelasan dari Tim Pokja, langsung menyiram Dodi dengan air kopi yang ada di meja tersebut dan memukul dengan botol air mineral.

Tak hanya itu, HAF juga sempat menarik baju Dodi hingga kancingnya terlepas. Informasi yang berkembang justru Dodi sempat dikeroyok dan sempat terjadi pemukulan.

Kericuhan yang terjadi berakhir tanpa solusi. Akhirnya, HAF dan komplotannya meninggalkan kantor DBMTR dengan emosi yang masih meledak-ledak. KAsus itupun selanjutnya dilaporkan ke Polres Serang. **Baca juga: Bertindak Brutal, Oknum Pegawai DBMTR Bakal Disanksi.

“Sementara pasal yang kami dugakan terhadap pelapor yaitu pasal 352 tentang penganiayaan ringan jo pasal 335 tentang perbuatan tidak menyenangkan,” terang Rizal Samelino.(tmn/din)

Print Friendly, PDF & Email