Polisi Didesak Usut Aktor Penggerak Demo Penolakan Calon Ketua DPRD Lebak Sebabkan Korban Luka

Kabar6 – Anggota DPRD Banten dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Musa Weliansyah mendesak polisi mengusut aktor penggerak di balik aksi demonstrasi penolakan calon Ketua DPRD Lebak.

Musa mengutuk keras aksi tersebut lantaran berlangsung anarkis hingga menyebabkan anggota Satpol PP mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Wakil rakyat asal Kabupaten Lebak ini pun meminta polisi menyelidiki siapa aktor di belakang aksi demonstrasi beberapa waktu lalu tersebut.

“Saya mendesak Polres Lebak untuk mengusut tuntas aktor intelektual penggerak demo. Saya menduga ini demo bayaran,” kata Musa dalam keterangannya, Kamis (3/10/2024).

**Baca Juga: Anggota Satpol PP Korban Demo Penolakan Calon Ketua DPRD Lebak Alami Kelumpuhan

Lagipula menurut Musa, demonstrasi penolakan calon Ketua DPRD Lebak salah alamat jika dilakukan ke DPRD. Pasalnya, siapa sosok ketua yang dipilih bukan ditentukan oleh anggota, namun ditunjuk oleh PDI Perjuangan sebagai partai pemenang Pemilu 2024.

“Jadi aneh kok demo penolakan ke DPRD dan waktu itu belum ada penetapan ketua. Hukum harus ditegakkan, siapapun para pelakunya harus ditangkap,” tegas Musa.

Terpisah, Kanit Krimum Satreskrim Polres Lebak IPDA Sutrisno saat dihubungi mengatakan, pihaknya telah memeriksa tiga orang saksi terkait dengan aksi yang berujung korban luka.

“Personel Satpol PP yang sedang bertugas,” singkat Sutrisno.

Sebelumnya diberitakan, satu dari dua anggota Satpol PP korban aksi demonstrasi penolakan calon Ketua DPRD Lebak masih dirawat di RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung.

Anggota Satpol PP bernama Yadi dilarikan ke rumah sakit setelah tertimpa gerbang kantor DPRD yang roboh saat aksi demonstrasi berlangsung pada Senin, 23 September 2024.

**Baca Juga: Anggota Satpol PP Luka-luka Tertimpa Gerbang DPRD Lebak saat Amankan Unjuk Rasa

Saat dibawa ke rumah sakit, Yadi berlumuran darah akibat luka di bagian kepala.

Direktur RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, dr Budhi Mulyanto mengatakan, saat datang ke rumah sakit, kesadaran Yadi sempat menurun hingga harus masuk ke ruang ICU.

“Masuk ICU karena kesadaran menurun akibat trauma di kepala. Tetapi tidak lama, dan kondisinya sekarang sudah bisa diajak berkomunikasi walaupun belum normal,” kata Budhi kepada Kabar6.com, Rabu (2/10/2024).

Namun kata Budhi, Yadi harus melakukan pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI). Pemeriksaan tersebut akan dilakukan di salah satu rumah sakit di wilayah Tangerang.

Tes pencitraan organ tubuh perlu dilakukan, lantaran terang Budhi, selain trauma di kepala, diagnosa dokter menyebut ada masalah pada tulang belakang Yadi. Cedera pada tulang belakang tersebut yang menyebabkan Yadi mengalami kelumpuhan.

“Gerak anggota tubuh bagian atas yang sebelumnya tidak merespon sudah mulai sedikit demi sedikit merespon. Hanya untuk bagian bawah belum normal sehingga harus dilakukan MRI agar memperjalas di titik mana yang masih menjadi keluhan,” jelas Budhi. (Nda)