oleh

Pol PP Pindahkan Bendera, FBR Geruduk Balaikota Tangsel

image_pdfimage_print

Kabar6-Puluhan massa dari Forum Betawi Rempug (FBR) Kota Tangerang Selatan geruduk Balai Kota Pemerintahan Kota Tangerang Selatan sekira pukul 15.00 WIB, Selasa 3 Desember 2019.

Pantauan di lokasi saat massa beramai-ramai datang ke Balaikota, terlihat satpam tak mampu membendung massa yang ingin menggeruduk masuk ke area perkarangan.

Diketahui, sebab massa Ormas FBR datang adalah ingin meminta kejelasan kepada Satpol PP Kota Tangsel dalam video yang beredar terkait memindahkan bendera kebanggaan FBR yang sangat sensitif.

Sekretaris Jenderal FBR Tangsel, Satiyan mengatakan, tadi memang ada eksekusi pembongkaran di Jembatan Gaplek yang ingin dibuat fly over oleh Satpol PP Kota Tangsel.

“Saya liat tadi tuh temen-temen Satpol PP tuh bawa bendera-bendera FBR dicopot, video poto sebenarnya,” ujar Satiyan kepada wartawan di Balai Kota Pemerintahan Kota Tangsel, Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Selasa (3/12/2019).

Hal itu, menurut Satiyan, bagi temen-temen FBR sangat sensitif.

“Kalau bicara tentang bendera itu simbol bang, karena mulai dari kita mendirikan FBR, bagaimanapun juga bahasanya kita orang betawi tuh, ya kita udah berdarah-darah bang, udah banyak korban dengan berdirinya organisasi FBR, bahasanya kita kalau membicarakan bendera ya kita naikin bendera itu sudah banyak juga persoalan netesin darah anak-anak, dan macem-macemnya gitu,” ungkapnya.

Satiyan menjelaskan, perkara tadi misalnya Satpol PP tidak mengerti mestinya ditanya terlebih dahulu jikalau memang dipindahin harusnya ditanya terlebih dahulu.

“Kalau memang dipindahin harusnya tanya aja bang, kan disitu kan ada anak-anak FBR, kalau bisa suruh anggota FBR aja yang suruh mindahin juga persoalan tidak seperti itu, orang anggota yang mindahin kok,” terangnya.

Karena, Satiyan menjelaskan, jika orang lain yang memindahkan bendera itu menjadi berbeda konotasi nya.

“Apalagi temen-temen dilapangan liat videonya sepotong, saya juga berharap dari temen-temen Satpol PP itu jangan seperti itu juga lah bang, gua mah misalnya pelaksana Perda segala macem tapi kan ada lah kearifan lokal yang harus dihargai lah, pasti kita hargai lah,” paparnya.

Satiyan memberikan solusi persoalan pos itu dirinya sebagai seksekretaris FBR Tangsel, semua semua wilayah silahkan saja, silahkan dikelola.

“Ada para pengembang ada para pengusaha terus kemudian kita berharap temen-temen bisa diberdayakan melalui pekerjaan atau mereka membantu dana pembinaan, orang mau bangun apa bangun apa di kampung kita gitu, harapan kita juga kan jangan sampai penoton juga ya, apa yang bisa diberdayakan, ya diberdayakan,” jelasnya.

Lanjut Satiyan, kalau memang ada pos disitu, bangun pos disitu, itu sekalian ada bangunan segala macem.

“Itu mau dibongkar ya di komunikasikan, kalau bicara kita ada uang kerohiman ada apa, ada apa kan bisa di musyawarahkan, kalau misalnya tak ada titik temu di tingkat gardu kan bisa bicara dengan kita di Tangerang Selatan. Apa sih yang susah,” ucapnya.

Satiyan menerangkan, inti dari masalah ini pihaknya dan Satpol PP hanya miss komunikasi.

“Dan juga jangan terlalu arogansi ngapain juga sih. Kalau dengan kita, kita juga kan saat mereka udah minta maaf, ya buat kita juga memang kita diajarkan baik hati juga gitu kan memaafkan,” tuturnya.

“Tapi persoalan-persoalan temen-temen di gardu sana, ada hal-hal yang belum selesai tinggal di komunikasikan saja, karena saya juga tidak ingin mengintervensi terlalu jauh kalau hal-hal seperti itu, kita mah urusan Tangsel, silahkan dikelola di tempat masing-masing,” bebernya.

Ditanya perihal Satpol PP sudah izin? “Kalau dari keputusan Tangerang Selatan itu saya belum terima, mungkin dari gardu setempat iya.”

**Baca juga: Akhir Tahun, Permintaan Bahan Pangan di Tangsel Naik 21,50 Persen.

“Tapi kalau dengan gardu setempat mungkin iyaa, tapi kesalahan dia tadi, mungkin dari pimpinan-pimpinan Satpol PP nya kan hati-hati, tapi mungkin Satpol PP itu enggak ngerti, bisa saja itu gak ngerti, tapi buat kita FBR itu seperti menurunkan bendera FBR,” paparnya.

“Hal seperti itu sensitif bang, tadi masa bergerak hampir se-Tangerang Selatan, ini juga banyak yang telpon saya, saya bilang aja balik kanan,” pungkasnya.(eka)

Print Friendly, PDF & Email