oleh

Pilwalkot Tangsel, Baliho ‘Si Kumis’ Bak Jamur di Musim Hujan

image_pdfimage_print

Kabar6-Kemunculan baliho bergambar Muhamad semakin masif. Alat komunikasi luar ruang tersebut kini semakin banyak bertengger hingga mudah dijumpai di berbagai sudut wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Apalagi pas sudah memasuki masa tahapan Pemilihan Walikota (Pilwalkot) 2020 ini. Simbol dukungan dari beragam individu maupun kelompok masyarakat arus bawah terhadap pencalonan pria yang akrab disapa ‘Si Kumis’ lewat baliho semakin kasat mata.

“Saya enggak pernah nyuruh. Demi Allah,” kata Muhamad, Sekretaris Daerah ditemui wartawan di Masjid Al-I’thisom Puspemkot Tangsel, Rabu (5/2/2020).

Pantauan kabar6.com, baliho Si Kumis mudah dijumpai di pemukiman padat pendudukan hingga jalan-jalan perkotaan. Bertengger di kawasan Maruga di Kecamatan Ciputat, Pondok Kacang Barat dan Timur di Kecamatan Pondok Aren dan tersebar lima wilayah kecamatan lainnya.

Muhamad memastikan bahwa pandangan miring atau streotip bahwa punya andil atas keberadaan beragam model baliho adalah salah kaprah. Warga berinisiatif sendiri terhadap seluruh baliho tanda dukungan kepadanya.

Bahkan, ia lanjutkan, setiap hari dirinya semakin kebanjiran undangan acara pertemuan warga. Mulai dari pesta hajatan, peresmian hingga deklarasi dukungan dari kelompok masyarakat.

Satu per satu undangan warga didatanginya dengan rasa senang. Kecuali jika ada kabar duka cita. Tanpa harus diminta, Muhamad bilang, pasti datang atas dasar rasa empati terhadap keluarga yang sedang terkena musibah.

“Namanya silaturahmi, ya harus terus kita jaga. Malahan saya gak nyangka kalo dukungan dari masyarakat bakal kayak begini,” ujarnya tersenyum sumringah.

Muhamad pun telah membulatkan tekad untuk banting stir ke dunia politik. Meski masa purna bakti karirnya sebagai Pamong Praja di Pemerintah Kota Tangsel masih tersisa sekitar empat tahun kedepan.

Si Kumis mengaku, tekadnya ingin terus bisa melayani masyarakat lewat jalur politik. Kini ia menyandang dua status. Yakni, sebagai birokrat dan ikut kompetisi sbeagai bakal calon kepala daerah di pesta demokrasi skala lokal lima tahunan.

“Makanya komunikasi politik dengan pengurus parpol terus saya lakuin,” ujar Muhamad, pria asli Ciputat itu.

Terpisah sebelumnya, Ketua Bawaslu Kota Tangsel, Muhamad Acep menegaskan tidak ada yang salah dari munculnya beragam alat sosialisasi di ruang publik. Fenomena kemunculan baliho-baliho bergambar bakal calon dianggapnya suatu yang lumrah.

“Karena setiap bakal calon kan punya hak untuk tebar pesona ke masyarakat pemilih di Tangerang Selatan,” tegasnya.**Baca juga: Dosen Penusuk Istri di Tangsel Ditetapkan Jadi Tersangka.

Acep bilang, kontestasi pemilu kali ketiga di Kota Tangsel pascapemekaran pada 2008 silam itu masih dalam masa tahapan sosialisasi. Sedangkan sesi masa kampanye pasangan calon yang telah resmi diusung partai politik atau lewat jalur independen waktunya masih jauh.

Alhasil, gambar bakal calon yang mejeng di ruang publik tidak bisa dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran pemilu. “Lagian kan belum tentu juga dagangan setiap bacalon laku dijual. Atau gambarnya ada di kertas surat suara pas pencoblosan nanti,” tambah Acep bernada diplomatis.(yud)

Print Friendly, PDF & Email