oleh

Pilkada Kota Tangsel, Petahana Tinggal Prioritaskan Arah Pembangunan Berkelanjutan

image_pdfimage_print

Kabar6- Calon Wali Kota (cawalkot) Tangerang Selatan (Tangsel) Siti Nur Azizah menyebut ada ketimpangan antara kehidupan perkampungan dan perkotaan yang sangat kental. Hal itu disampaikan cawalkot saat acara pemaparan visi dan misi Pilkada serentak 2020 di Kota Tangsel di Bintaro, Rabu kemarin (14/10/2020).

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul mengakui Siti Nur Azizah, seperti adanya pola pemberian intensif untuk RT dan dana pembangunan Rp100 juta untuk RW serta majelis taklim butuh kemampuan manajerial yang kuat.

“Nah ini real. Salah satu yang nyata dalam masyarakat urban pada umumnya tak terkecuali Tangsel. Tapi semua ini butuh solusi real, bukan dihayalkan penyelesaiannya bahwa mensinkronkan kemajuan di bagian tertentu dengan wilayah bagian lainnya bukan hanya di power point semata, karena uraian ini juga tidak detail,” kata Adib.

Uang tunai untuk RT, nilai Adib, sangat menarik karena ini bisa menjadi asupan marketing politik. “Tapi ingat, kalau dana  pembangunan tingkat RW sangat memungkinkan terjadi tumpang tindih kewenangan dengan kelurahan dan kecamatan, pengertiannya banyak leading sektor yang berbeda,” papar Adib sebagai penanggap.

**Baca juga:Pengamat: Muhamad – Rahayu Terapkan Gaya Politik Primordial Kedaerahan.

Sedangkan petahana cawalkot Tangsel Benyamin Davnie – Pilar Saga Ichsan, lanjut Adib, terlihat sangat jelas bagaimana pasangan ini akan melanjutkan pembangunan sisa peninggalan walikota sebelumnya. Menurutnya terdapat sedikit visi misi baru dari penantang.

“Suka tidak suka, ini yang susah terbantahkan karena pasangan Benyamin – Pilar adalah petahana. Jadi konsep bagaimana Tangsel ke depan hanya akan memprioritaskan arah pembangunan berkelanjutan yang tidak perlu harus dijelaskan lagi. Karena dia (Benyamin Davni) masih berkuasa (sebagai wakil wali kota Tangsel bersama Airin Rachmi Diani),” terang Adib. (yud)

Print Friendly, PDF & Email