oleh

Pihak Berwenang Temukan Para Pedofil Inggris Incar Anak-anak Pengungsi Ukraina

image_pdfimage_print

Kabar6-Pihak berwenang Inggris menemukan para pedofil melakukan perjalanan ke Polandia untuk menargetkan anak-anak Ukraina di kamp-kamp pengungsi.

Disebutkan, sejumlah pedofil Inggris yang terdata telah diberitahu untuk meninggalkan Polandia. “Kesepuluh pria itu diwawancarai otoritas imigrasi Polandia sebelum dipulangkan,” ungkap Badan Kejahatan Nasional Inggris (NCA).

Menurut juru bicara NCA, melansir Independent, orang-orang yang diketahui pedofil itu gagal menyatakan vonis pengadilan yang pernah mereka terima saat tiba di Polandia, yang diwajibkan oleh hukum. Para predator anak yang pernah dihukum itu dilaporkan mengklaim bahwa mereka menawarkan ‘bantuan kemanusiaan’ kepada para pengungsi yang melarikan diri dari konflik di Ukraina.

“Saat ini di Polandia terdapat 5.000 anak-anak tanpa pendamping,” ungkap juru bicara NCA. “Bagi kami, ini tentang membuat mereka sadar bahwa pelaku kejahatan seks anak yang dihukum ini berada di wilayah mereka, untuk alasan yang jelas. Memastikan (anak-anak) aman adalah yang terpenting.”

Tidak jelas apakah para pedofil melakukan kontak dengan anak-anak Ukraina sebelum mereka dideportasi. Selain pengungsi anak, perempuan yang melarikan diri dari Ukraina juga diancam oleh para pelaku kekerasan.

Pihak berwenang Ukraina menangkap pemimpin geng kriminal awal bulan ini. Otoritas Ukraina mengklaim, kelompok kriminal itu menawarkan pekerjaan di luar negeri kepada wanita yang ingin meninggalkan negara itu, hanya untuk memperdagangkan mereka ke prostitusi di Turki.

“Lonjakan minat pada para pelacur dari Ukraina telah menciptakan insentif yang kuat bagi para pedagang manusia untuk merekrut dan mengeksploitasi perempuan Ukraina dalam skala besar,” terang Valiant Richey, Perwakilan Khusus OSCE dan Koordinator untuk Memerangi Perdagangan Manusia.

Perdagangan manusia juga telah lama menjadi masalah di Ukraina. Laporan Departemen Luar Negeri AS tahun lalu mencatat, sementara pihak berwenang telah melakukan ‘upaya signifikan’ dalam memberantas perdagangan manusia, negara itu meremehkan jumlah korban, dan pejabat pemerintah ditemukan terlibat dalam beberapa kasus.

Anak-anak di panti asuhan yang dikelola negara disebut oleh laporan itu sebagai ‘sangat rentan terhadap perdagangan manusia’. ** Baca juga: Bikin Geram, Pria AS Kerja 27 Tahun Tanpa Cuti Hanya Diberi Penghargaan Permen dan Gelas dari Perusahaan

Menurut laporan, pengasuh di fasilitas panti asuhan itu digambarkan dalam beberapa kasus sebagai ‘terlibat atau sengaja lalai dalam perdagangan seks dan tenaga kerja anak perempuan serta anak laki-laki di bawah asuhan mereka’.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email