oleh

Perusahaan Pengolahan Kelapa di Thailand Dituduh Pekerjakan Monyet

image_pdfimage_print

Kabar6-Hasil penyelidikan PETA mengungkapkan, terdapat beberapa perusahaan pemasok minuman yang menahan monyet di penangkaran, disiksa, dan dipekerjakan memetik kelapa untuk memenuhi pasokan.

People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) sendiri adalah organisasi hak asasi binatang yang berpusat di Norfolk, Virginia, Amerika Serikat (AS)

Meski PETA telah menemukan praktik kejam itu, melansir allthatsinteresting, ternyata masih banyak perusahaan yang membeli santan dari perusahaan pemasok, Suree dan Aroy-D, tadi, salah satunya perusahaan pengirim makanan asal Jerman bernama HelloFresh. Disebutkan PETA, HelloFresh juga enggan mengganti pemasok kelapa meskipun penyelidikan telah mengungkap praktik kejam sistemis yang dilakukan pemasok itu di Thailand.

“Meskipun telah mengetahui selama bertahun-tahun tentang merajalelanya penggunaan tenaga kerja monyet di industri kelapa Thailand dan setelah rekaman baru dari PETA Asia melibatkan dua pemasok santannya, HelloFresh masih menolak untuk melakukan hal yang benar dengan memindahkan rantai pasokan santannya dari Thailand,” jelas PETA.

Ditambahkan, “Pemasok Suree menyimpan monyet dirantai di tanah yang tergenang air atau petak-petak tanah yang berserakan sampah dengan hampir tidak ada perlindungan dari unsur-unsurnya. Dan seorang pekerja di Suree memberi tahu penyelidik monyet akan dipaksa memetik kelapa selama lebih dari satu dekade sebelum ‘pensiun’, dirantai selama sisa hidup mereka.”

PETA juga mengungkap, praktik kejam mempekerjakan monyet adalah masalah besar di Thailand. “Kami tidak menemukan satu pun pemasok bebas monyet di Thailand, meskipun kami secara aktif mencarinya. Kami sekarang mengatakan ‘jangan membeli santan yang bersumber dari Thailand’,” jelas Jason Baker, wakil presiden senior PETA Asia.

PETA menjelaskan, para pemasok santan kelapa sering menculik anak-anak monyet dari keluarganya. Mereka kemudian mengajarkan monyet-monyet untuk memilih kelapa yang bagus. Monyet yang paling terampil diisolasi, dirantai, dipukul, dan dicambuk sebelum mereka dijual untuk mengambil kelapa.

Setelah monyet-monyet bekerja, kehidupan mereka semakin memburuk. PETA menemukan banyak monyet yang disengat tawon ketika memanjat pohon. Monyet-monyet juga mengalami patah tulang karena jatuh atau ditarik pekerja ke bawah dari pohon.

“Kemudian monyet sendirian, tidak bisa bersosialisasi, dirantai ke pohon atau ban bekas. Hewan-hewan cerdas ini perlahan-lahan kehilangan akal, banyak dari mereka mondar-mandir tanpa henti di tanah tandus yang dipenuhi sampah tempat mereka dirantai,” ujar Baker.

Meski PETA menemukan bukti kalau HelloFresh masih menggunakan pemasok santan yang mempekerjakan monyet, pihak perusahaan membantah tudingan itu. ** Baca juga: Pria Prancis Menang Tuntutan Setelah Dipecat dari Kantornya dengan Alasan ‘Membosankan’

“HelloFresh dengan tegas mengutuk penggunaan tenaga kerja monyet dalam rantai pasokannya, dan kami mengambil posisi keras untuk tidak membeli dari pemasok atau menjual produk kelapa yang diketahui menggunakan tenaga kerja monyet,” demikian pernyataan HelloFresh.

Namun, penyelidikan PETA menunjukkan hasil yang berbeda. “PETA mengimbau semua orang, termasuk HelloFresh, untuk berhenti membeli santan kalengan dari Thailand sampai monyet tidak lagi digunakan dan disalahgunakan demi keuntungan,” kata Tracy Reiman, wakil presiden eksekutif PETA.

Di samping itu, PETA juga mengajak semua orang untuk membaca label santan kelapa agar mereka tidak membeli santan kelapa asal Thailand. “Selalu periksa label pada produk santan. Jika tertulis, ‘Produk Thailand’, tinggalkan barang itu di rak,” terang Reiman.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email