oleh

Perempuan Lebih Rentan Nyeri Leher Akibat Kecanduan Ponsel

image_pdfimage_print

Kabar6-Ada beragam pemicu nyeri leher, mulai dari penyakit-penyakit tertentu, posisi tidur yang salah, cedera ketika berolahraga, hingga kebiasaan yang keliru. Contohnya, bekerja seharian dengan posisi tubuh tidak ergonomis.

Tak hanya itu, melansir Halodoc, ternyata sering menggunakan ponsel dengan postur yang keliru juga bisa memicu nyeri leher. Menurut para ahli, perempuan lebih rentan mengalami nyeri leher ketimbang pria. Nyeri leher umumnya disebabkan oleh otot leher yang menegang, kerusakan sendi di leher, cedera, atau saraf kejepit. Di samping itu, nyeri leher juga bisa disebabkan oleh cervical syndrome.

Kondisi mengacu pada serangkaian gangguan yang disebabkan oleh perubahan tulang belakang leher dan jaringan lunak yang mengelilinginya. Cervical syndrome atau spondilosis servikal umumnya dialami oleh para lansia karena perubahan degeneratif.

Namun, cervical syndrome bukan cuma disebabkan oleh bantalan leher yang tergerus usia karena banyak faktor lainnya yang bisa memicu kondisi ini. Di antaranya adalah gaya hidup modern, duduk terlalu lama, dan postur kerja yang keliru atau tidak ergonomis.

Lalu, bagaimana dengan kecanduan ponsel? Ternyata kecanduan ponsel kerap dikaitkan dengan nyeri leher. Kondisi ini dikarenakan posisi yang keliru, misalnya menunduk setiap kali terpaku pada ponsel. Nah, posisi ini membuat leher ikut menunduk pada kurun waktu yang panjang.

Pengguna ponsel biasanya menekuk lehernya sedikit ke depan saat membaca dan menulis pesan teks. Tak jarang juga memutar leher ke samping dan bertahan pada posisi yang canggung tersebut dalam kurun waktu yang lama.

Postur-postur ini yang bisa memberikan tekanan yang tidak merata pada jaringan lunak di sekitar tulang belakang yang menyebabkan nyeri leher. Menurut hasil studi di Loyola Medicine Pain Management Center, AS, wanita 1,38 kali rentan mengalami sakit leher akibat cervical degenerative disc ketimbang pria.

Ada banyak faktor yang menjelaskan perempuan lebih rentan mengalami nyeri leher. Genetik dan kecenderungan mengalami tekanan psikologis membuat perempuan rentan terhadap sindrom leher tegang dan sakit kepala.

Ketika seorang perempuan mengalami tekanan psikologi, maka kondisi ini bisa mengurangi sirkulasi darah di sekitar leher dan otot bahu yang dapat menyebabkan kekakuan.

Di samping itu, masalah hormonal (khususnya hormon estrogen) juga bisa menjelaskan penyebab perempuan rentan alami nyeri leher. Hormon estrogen memengaruhi sistem saraf pusat yang bertanggung jawab untuk merasakan dan meneruskan rasa sakit.

Perbedaan fisik juga memegang peranan penting, sehingga perempuan lebih rentan mengalami nyeri leher. Perempuan memiliki bentuk leher yang berbeda dari laki-laki, sehingga dapat menekan sendi, otot, dan tulang dengan cara yang sangat berbeda dari pada laki-laki. ** Baca juga: Kebiasaan Sehat yang Sebaiknya Dilakukan Tiap Pagi Agar Awet Muda di Usia 30-an

Selain itu, menurut penelitian kanal tulang belakang pada wanita secara signifikan lebih sempit daripada pada pria. Nah, hal-hal itu yang membuat perempuan lebih rentan mengalami nyeri leher dibandingkan dengan pria.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email