1

Penyaluran Bantuan Orang Miskin Jadi Rebutan Pengusaha, Agen BPNT di Carita Ingin Mundur

kabar6.com

Kabar6- Para pemilik e-Warung atau agen Bantuan Pangan Non Tunai ( BPNT) di kecamatan Carita mengaku dibingungkan dan hendak mengundurkan diri. Hal itu ditengarai adanya dugaan sejumlah perusahaan yang ingin menjadi suplayer pada program tersebut. Sehingga penyaluran bantuan untuk orang miskin ini menjadi kisruh.

Diketahui pada tahun 2020 lalu perusahaan yang menjadi suplayer BPNT di Kecamatan Carita adalah PT Aam Prima Artha. Kemudian pada awal tahun 2021 ini, masuk pihak pengusaha lokal dari CV Zahira yang ingin menjadi suplayer program BPNT tersebut.

Koordinator kecamatan (Korcam) E-warung BPNT Carita, Toni mengaku, sekarang ini ia bersama para agen atau E-warung BPNT yang lain merasa kebingungan dengan adan persoalan perebutan suplayer BPNT di wilayahnya.

Sebab kata dia, dengan adanya persoalan ini membuat dirinya tidak fokus dalam menjalankan program ini (BPNT) sebagai penyalur komoditas.

“Dengan kondisi seperti ini kami para agen BPNT merasa bingung. Kami juga belum bisa memutuskan harus ke perusahaan mana, namun kami ingin siapapun pihak perusahaannya yang diakui pemerintah untuk menjadi suplayer BPNT itu yang kami ikuti,” ungkap Toni, Minggu (31/1/2021).

Bahkan kata Toni, adanya permasalahan kekisruhan soal pihak yang ingin menjadi suplayer BPNT tersebut, membuat para pemilik E-warung bingung dan bahkan pemilik agen yang lain mengajak memundurkan diri dari program BPNT tersebut.

“Kalau mau berantakan kayak gini mah pusing ke kaminya. Karena mungkin pusing, makanya sebagian agen ngajak mengundurkan diri. Ja kami sugih hente ngomean program (kami kayak tidak main program ini),” katanya.

Pihaknya menginginkan para pihak pengusaha yang ingin menjadi suplayer BPNT di wilayah Kecamatan Carita, bisa duduk bareng. Dari situ kami ingin menilai perusahaan mana yang bagus yang bisa membuat para agen nyaman untuk bekerjasama dalam menjalankan program BPNT tersebut.

“Kami ingin siapapun perusahannya dan PT atau CV mana yang menjadi suplayer, yang penting bisa membuat kami nyaman dan menjalakan program ini sesuai aturan yang ada. Karena jika masih kisruh seperti ini, kaminya para agen bingun,” ujarnya.

Diakuinya, kemarin ia bersama para agen BPNT yang juga dikumpulkan oleh pihak perusahaan PT Aam Prima Artha di salah satu rumah makan di wilayah Carita. Pada waktu itu kata dia, para agen disuruh mengajukan surat Purchase Order (PO) untuk penyaluran bulan Februari 2021, namun menolak.

Sebab tambah dia, pihaknya juga merasa bingung, karena sekarang kan belum masuk pada bulan Februari untuk penyaluran BPNT bulan depan.

“Biasanya kan PO itu satu atau dua hari sebelum distribusi komoditas BPNT. Makanya pada saat kumpulan kemarin kami disuruh PO tapi tidak mau, karena kami masih bingung,”tandasnya.

Menanggapi hal tersebut, tokoh Pemuda Kecamatan Carita yang juga mantan Ketua Cabang PMII Pandeglang, Atang Maulana mengaku, sangat menyayangkan atas kondisi program BPNT di Wilayah Carita. Pihaknya menginginkan agar kekisruhan dalam program BPNT tersebut segera diselesaikan, karena kasihan kepada para pemilik E-warung BPNT.

**Baca juga: Ratusan Dokter di Pandeglang Divaksinasi

Ia juga mengaku, lebih condong mendukung pengusaha lokal yang menjadi suplayer BPNT Carita. Supaya ada sisi pemberdayaan terhadap pengusaha atau masyarakat lokal dalam program BPNT itu, sehingga nantinya ada pergerakan ekonomi lokal ke arah yang lebih baik lagi.

“Saya harap kekisruhan persoalan BPNT di Carita segera diselesaikan, jangan sampai nantinya masyarakat yang menjadi korban. Jika ada pengusaha lokal yang berniat menjadi suplayer BPNT, saya rasa itu lebih baik. Karena saya menilai sisi pemberdayaannya jelas, bukan hanya sekedar bisnis, tapi ada pemberdayaan pula bagi pengusaha atau pelaku usaha lokal,”tandasnya.(aep)