oleh

Penutupan M1 Bukan Krusial Dilaporkan ke Presiden

image_pdfimage_print

Kabar6-Penutupan pintu belakang (M1) Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Tangerang, dinilai bukan persoalan yang terlalu krusial, hingga harus dilaporkan kepada Presiden RI Joko Widodo.

Demikian dikatakan Manager Humas dan Protokoler Angkasa Pura (AP) II Bandara Soetta, Yudis Tiawan, Rabu (29/10/2014).

“Sebenarnya masalah ini tidak terlalu krusial kok. Itu kan declarenya jalur alternatif. Berarti, mustinya ada jalan benerannya,” ungkap Yudis, kepada Kabar6.com melalui BlackBerry Messenger (BBM), Selasa (20/10/2014) malam.

Menurut Yudis, masih banyak permasalahan lain yang seyogyanya lebih penting untuk disikapi Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, dibandingkan dengan persoalan penutupan pintu M1.

Bahkan, imbuh Yudis, masyarakat Kota Tangerang, seharusnya bisa memprotes pemerintah setempat yang berencana mengadukan permasalahan pintu M1 ke Presiden Jokowi.

“Mestinya masyarakat protes, kenapa yang diadukan ke Presiden masalah ini. Tidak adakah masalah yang lebih krusial di Kota Tangerang. Seperti banjir, kebersihan, kesehatan, pendidikan dan lainnya,” katanya.

Lebih lanjut Yudis menjelaskan, bahwa tujuan utama penutupan pintu M1 saat ini adalah demi keselamatan serta keamanan, disamping adanya rencana pengembangan pembangunan area bandara.

“Bayangkan ke depan, ada AFTA, MEA, Open Sky Policy, ASAM, dimana Indonesia tidak bisa mundur lagi, masa kita tidak melakukan persiapan apa-apa. Bandara sudah lack of capacity, masa tidak dibangun,” tegasnya.

Apalagi, tambah Yudis, penting untuk dicatat bahwa salah satu kontribusi utama, adanya bandara itu adalah men generate perekonomian daerah, yakni meningkatkan PAD suatu daerah, dimana daerah dapat membangun dan mengembangkan wilayahnya.

“Kontrobusi lainnya adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi sebuah daerah. Karena ada systemic impact atau dampak secara system atau efek domino. Misalnya, bandara memberi kesempatan kerja warga Kota Tangerang,” ujarnya.

Sebab, lanjut Yudis, tercatat ada puluhan ribu warga Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang yang bekerja di bandara.

“Dengan bekerja, mereka bisa mensejahterakan keluarganya, minimal bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga tidak ada yang putus sekolah. Dan dengan sekolah yang lebih tinggi jenjangnya, terbuka peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” jelas Yudis.

Keberadaan bandara sedianya dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang. Sebab, saat ini ada berbagai macam hotel disekitar bandara dari bintang 2 sampai bintang 5.

“Ada beberapa apartemen, ada beberapa pergudangan, siapa yg mengijinkan? Lalu, kalau bandara ini semakin berkembang, semakin besar, semakin banyak menyerap tenaga kerja, siapa yang diuntungkan? Dan, wilayah mana yang paling diuntungkan? Masyarakat mana yang menikmati? Masyarakat Bekasi? Karawang?,” sindir Yudis.
Sebelumnya, Walikota Tangerang Arief Wismansyah semakin bersikukuh untuk melaporkan persoalan penutupan pintu M1 ke Presiden Joko Widodo.

Komentar itu dilontarkan Walikota menyusul tidak dilibatkannya Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dalam rapat evaluasi terkait penutupan M1 yang digelar PT AP II. **Baca juga: Walikota Kesal, Tidak Dilibatkan Dalam Rapat Evaluasi Penutupan M1.

Padahal, Arief merasa akibat dari penutupan pintu M1, kemacetan di Kota Tangerang menjadi semakin parah. “Kami rasa kurang tepat bila Angkasa Pura menutup M1. Apalagi, penutupan tidak diimbangi infrastruktur yang ada,” ujar Arief pekan lalu.(ges)

Print Friendly, PDF & Email