oleh

Penguin Seukuran Manusia Ternyata Pernah Hidup di Selandia Baru

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebuah penelitian yang telah dipublikasikan dalam Journal of Zoological Systematics and Evolutionary Research mengungkapkan, fosil tulang penguin super besar di Selandia Baru memiliki kesamaan dengan tulang-tulang burung yang lebih muda, Plotopterids.

Berdasarkan penelitian terbaru, melansir theguardian, ilmuwan menemukan bahwa Selandia Baru dulunya merupakan sebuat tempat yang dihuni oleh ‘kembaran’ spesies penguin raksasa. Spesies yang diyakini hidup 62 juta tahun lalu itu mempunyai ukuran ekstra besar jika dibandingkan ukuran penguin modern. Tulang-tulang yang lebih muda tersebut banyak ditemukan di belahan Bumi bagian utara.

Penemuan menunjukkan, Plotopterids sangat mirip dengan rekan Kiwi raksasa mereka terkait struktur morfologi hingga susunan kimianya. Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pemahaman kita tentang bagaimana evolusi penguin yang memilih menggunakan sayap mereka untuk berenang dibandingkan terbang.

Bukti pertama ditemukan di Waipara, Canterbury Utara, Selandia Baru di mana sembilan spesies berbeda telah diidentifikasi. Tingginya berkisar seukuran burung kecil hingga sekira 1,6 meter.

Plotopterids tidak muncul dalam catatan evolusi dari 37-34 juta tahun yang lalu, dengan fosil banyak ditemukan pada situs di Amerika Utara dan Jepang. Mereka punah sekira 10 juta tahun kemudian. Tetapi bukti fosil menunjukkan, Plotopterids juga menggunakan sayap mereka untuk mengarungi laut dibandingkan untuk terbang.

Untuk memastikan ini, para peneliti memutuskan untuk membandingkan sisa-sisa fosil dari Plotopterids terhadap spesies penguin raksasa Waimanu, Muriwaimanu, dan Sequiwaimanu yang menjelajahi Selandia Baru 60 juta tahun lalu.

Analisis mereka mengungkapkan, burung-burung itu berbagi beberapa karakteristik yang sama termasuk paruh panjang dengan lubang hidung seperti celah, morfologi dada dan tulang bahu serta struktur sayapnya.

Temuan menunjukkan, kedua kelompok burung berevolusi menjadi perenang yang kuat, berburu di laut dalam untuk menangkap makanan laut. Terdapat juga kesamaan terkait dengan ketinggian burung di mana Plotopterid terbesar berukuran lebih dari dua meter, sementara penguin raksasa Selandia Baru memiliki ketinggian maksimum 1,7 meter.

“Burung-burung ini berevolusi di belahan Bumi yang berbeda, terpisah jutaan tahun, tetapi dari kejauhan, Anda akan kesulitan untuk membedakan mereka. Plotopterids tampak seperti penguin, mereka berenang seperti penguin, mereka mungkin makan seperti penguin, tetapi sebenarnya mereka bukan penguin,” kata Dr Paul Schofield, kurator untuk Museum Canterbury.

Dugaan ilmuwan, Plotopterid dan penguin memiliki nenek moyang yang bisa terbang dan sering menceburkan diri ke laut ketika mencari makan.

Seiring waktu, nenek moyang mereka punya keahlian menakjubkan dalam berenang dan perlahan kehilangan kemampuan terbang. ** Baca juga: Fosil Kalajengking Tertua di Dunia Berusia Ratusan Juta Tahun Bisa Hidup dalam Air

Evolusi konvergen ini dapat membantu ilmuwan memahami mengenai mengapa penguin bisa beradaptasi di lingkungan laut dibandingkan udara.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email