oleh

Pengendara Motor di Beijing Lakukan Pernikahan Palsu Demi Dapat Pelat Nomor Kendaraan

image_pdfimage_print

Kabar6-Demi mendapatkan pelat nomor kendaraan, sejumlah pengendara sepeda motor di Beijing, Tiongkok, terpaksa melakukan pernikahan palsu.

Ya, Beijing memang mengatur ketat jumlah kendaraan yang boleh melintas di tiap ruas jalan ibu kota itu. Diklaim, ada sejumlah sopir yang berniat membayar hingga sekira Rp140 juta untuk menikah dengan seseorang agar bisa mendapat hadiah pelat nomor kendaraaan.

Setelah pernikahan dilakukan, uang ditransfer, pelat nomor kendaraan ditetapkan, mereka lalu bercerai. Sejumlah agen ‘nakal’, melansir SCMP, biasanya mengenakan biaya besar yaitu Rp319 juta untuk membantu klien mereka mendapatkan izin berkendara melalui cara pernikahan palsu seperti ini.

Disebutkan, biaya sebesar itu untuk jenis kendaraan yang menggunakan bensin, sedang kendaraan yang menggunakan energi listrik dikenakan biaya sekira Rp220 juta.

Pernikahan palsu itu diketahui sebagai imbas dari upaya Pemerintah Tiongkok sejak 2011, yang berkomitmen mengatasi polusi udara dan kemacetan.

Salah satunya adalah dengan pembatasan penerbitan pelat nomor kendaraan. Usaha lain, menurunkan kuota izin kendaraan dari 240 ribu pada 2013 menjadi 100 ribu pada tahun lalu.

Saat ini ada sekira 2.600 pemohon yang membutuhkan pelat nomor kendaraan. Bahkan bagi kendaraan energi listrik, harus menunggu hingga 2028 mendatang. ** Baca juga: Sebanyak 45 Ribu Uang Koin Senilai Rp100 Juta Digunakan untuk Bayar Tunggakan Properti

Pemilik mobil yang terdaftar secara lokal juga tidak leluasa menggunakan kendaraan mereka karena adanya aturan semacam ganjil genap. Tidak hanya itu, mobil yang tidak berpelat nomor Kota Beijing, tidak bisa memasuki jalanan ibu kota itu.

Ketatnya kebijakan berkendara ini akhirnya membuat banyak pengemudi mencari cara melawan hukum dengan melakukan pernikahan palsu.

“Kami menerima setidaknya tiga atau empat klien sehari yang meminta untuk mendapatkan izin melalui pernikahan palsu,” kata seorang manajer di satu agensi.

Mungkin ini yang disebut ‘cinta sebatas pelat nomor’.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email