oleh

Pengamat: Tingkah Dirut Pasar Bisa Picu Gejolak Sosial di Kabupaten Tangerang

image_pdfimage_print

Kabar6-Kritikan dari berbagai pihak muncul atas tingkah Direktur Utama Perumda Pasar Niaga Kerta Raharja, Syaefunnur Maszah. Pejabat perusahaan pelat merah di Kabupaten Tangerang itu pamer gepokan uang hanya berselang 1,5 bulan usai dilantik.

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Adib Miftahul mengatakan, cuplikan video menunjukkan bahwa anak buah Bupati Ahmed Zaki Iskandar sungguh menyakiti hati rakyat. Syaefunnur tidak punya sensitifitas sosial.

“Saat orang lagi krisis sudah nyari uang tetapi pejabat seolah-olah tidak menunjukan rasa itu,” katanya saat dikonfirmasi kabar6.com, Rabu (2/2/2022).

Pamer lewat media sosial, terang Adib, menjadi ironis untuk masyarakat Tangerang. Ia menilai yang didapat dari pelajaran kasus ini ternyata pejabat-pejabat itu feodal. Kata krisis itu hanya untuk rakyat.

Pejabat saling pamer berlimpah harta bak zaman penjajahan dulu. Pejabat enak tapi rakyatnya tetap krisis. Kedua, Syaefunnur layak untuk dicopot dari jabatannya.

“Dari barang yang dia kenakan di tempat yang mewah, baju bermerk, jadi ini hanya pamer kekuasaan tapi bisa menimbulkan gejolak sosial di tengah masyarakat Kabupaten Tangerang,” jelasnya.

Direktur Utama Perumda Pasar Niaga Kerta Raharja, Kabupaten, Syaefunnur Maszah mengakui kekeliruannya. Video TikTok itu dibuatnya se pascadilantik pada Rabu, 22 Juli 2020 silam.

“Itu video saya sebar bukan untuk konsumsi publik. Hanya orang-orang tertentu saja yang saya sebar,” katanya kepada kabar6.com ditemui di Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Selasa (1/2/2022).

Ia mengakui ada pihak tertentu yang sengaja menyebar karena dirinya menduduki posisi strategis. Adapun gepokan duit yang dipamerkan adalah miliknya pribadi.

**Baca juga: Mahasiswa Sebut Dirut Pasar Kabupaten Tangerang Tidak Punya Empati

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Padahal, menurutnya, rekaman video sudah dihapus dirinya sudah tidak mengaktifkan aplikasi TikTok. Ia menyadari konsekuensi dari video yang sudah beredar memang multitafsir, bisa diasumsikan positif ataupun negatif.

“Saya minta maaf. Jadi saya menyadari bahwa sebagai pelayan publik saya menyesali,” terang Syaefunnur.(Tim K6)

Print Friendly, PDF & Email