oleh

Penelitian: Polusi Udara Bikin Anda Tidak Bahagia

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Human Behaviour memperlihatkan penurunan tingkat kebahagiaan yang disebabkan oleh polusi udara.

Tingginya pertumbuhan ekonomi di Tiongkok yang tidak selaras dengan tingkat kesejahteraan masyarakatnya menjadi dasar mengapa penelitian tersebut dilakukan.

Studi sebelumnya menunjukkan dampak dari polusi udara merusak kesehatan, kemampuan kognitif, dan mengganggu produktivitas.

Penelitian yang dilakukan BMC Public Health ini, melansir Hellosehat, juga memperlihatkan efek dari kandungan partikel dan nitrogen dioksida yang terdapat pada polusi udara terhadap perilaku. Zat tersebut menyebabkan peningkatan tekanan akibat oksidasi dan peradangan di otak yang mempengaruhi munculnya perilaku negatif.

Semakin tinggi kosentrasi zat di wilayah tersebut, maka semakin tidak bahagia masyarakatnya. Seorang dosen di Department of Urban Studies and Planning, Massachusetts Institute of Technology, bernama Siqi Zeng, yang menulis penelitian tersebut menggunakan data media sosial untuk mengetahui dampak dari polusi udara terhadap kebahagiaan masyarakat di 144 kota di Tiongkok.

Semakin meluasnya permasalahan polusi udara di Tiongkok membuat masyarakat aktif menyuarakan kepeduliannya terhadap kesehatan dan kualitas udara di media sosial.

Untuk mengukur tingkat kebahagiaan di setiap kota, Zheng dan rekannya menganalisis dan menelaah 120 juta postingan di platform Sina Weibo yang diunggah dari Maret-November 2014.

Dari data tersebut dapat diketahui dari mana postingan berasal serta emosi yang dirasakan, apakah sedih atau bahagia. Selanjutnya, hal itu akan dicocokkan dengan indeks kualitas udara harian di wilayah setempat. Dari analisis yang dilakukan, peneliti menemukan korelasi yang jelas antara dampak dari polusi udara dengan tingkat kebahagiaan masyarakat.

Hasil penelitian menunjukkan pada hari-hari dengan tingkat polusi yang relatif lebih tinggi, tingkat kebahagiaan menjadi lebih rendah. Sumber polusi udara yang mempengaruhi kebahagiaan di wilayah penelitian adalah penggunaan kendaraan bermotor, aktivitas industri, dan pembakaran batu bara.

Udara yang tercemar memicu seseorang melakukan tindakan impulsif yang berisiko. Seseorang akan membuat keputusan berdasarkan alasan yang tidak rasional yang kemudian akan segera disesalinya. Dampak dari polusi udara seperti ini selanjutnya akan menimbulkan gangguan kecemasan jangka pendek dan depresi.

Dalam studi tersebut juga disebutkan bahwa wanita merasakan dampak dari polusi udara yang lebih signifikan dibandingkan pria. Penurunan kualitas udara sangat memengaruhi kebahagiaan wanita. ** Baca juga: Minuman Bersoda Bantu Lancarkan Haid?

Meskipun penelitian yang menunjukan adanya pengaruh polusi udara pada penurunan kebahagiaan ini telah dilengkapi hasil penelitian lain yang mendukung, tetap diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguji kesimpulan tersebut.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email