Kabar6-Meskipun tidak sedikit yang membawa bekal dari rumah, sebagian besar pekerja kantor rutin makan siang di kantin atau kafetaria yang telah disediakan. Padahal diketahui, makan di luar cenderung tidak sehat, terlebih apabila kebiasaan yang dilakukan bersama rekan kerja selalu sama, memilih makanan cepat saji dan digoreng.
Makanan di kantin atau kafetaria, seperti dilansir Okezone, cenderung mengandung banyak sodium dan olahan, kalori tinggi serta sedikit buah-buahan, mengarah ke kebiasaan makan yang tidak sehat. Nah, kebiasaan ini akan membuat Anda berisiko mengalami berbagai penyakit termasuk kanker.
Dari penelitian yang dilakukan kepada 5.000 karyawan dari sebuah perusahaan AS menunjukkan, hampir seperempat dari para karyawan memilih makanan dari tempat kerja setidaknya sekali seminggu. Ini berakibat pada rata-rata kalori mingguan yang diperoleh hampir 1.300.
Hal ini karena makanan yang diberikan di kantor cenderung tinggi kalori kosong, yang berasal dari lemak padat atau gula tambahan. Apalagi kantor bisanya menyediakan makanan yang berminyak atau bersantan tanpa melihat standarisasi kesehatan makanan yang sesuai.
“Hasil kami menunjukkan bahwa makanan yang didapat orang dari tempat kerja tidak sesuai dengan rekomendasi dalam panduan menu diet,” kata Stephen Onufrak, ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Banyak makanan yang diperoleh oleh karyawan secara gratis tidak sehat. Karena itulah para peneliti menyarankan agar perusahaan bisa lebih memilih makanan sehat bagi karyawannya. Tempat kerja pun dapat memainkan lebih banyak peran untuk membantu memastikan akses pilihan makanan sehat kepada karyawan.
Dengan kondisi ini, para peneliti pun menyarankan perusahaan untuk membuat program kesehatan di tempat kerja. Program kesehatan di tempat kerja memiliki potensi untuk menjangkau jutaan orang yang bekerja dan telah terbukti efektif dalam mengubah perilaku kesehatan di antara karyawan. ** Baca juga: Cara Sederhana Jaga Asupan Makan Usai Lebaran Agar Tubuh Tidak Melar
“Program ini mampu mengurangi ketidakhadiran karyawan dan mengurangi biaya perawatan kesehatan,” kata Onufrak.(ilj/bbs)