oleh

Pemprov Banten Belum Pastikan Pemicu Banjir dan Longsor di Lebak

image_pdfimage_print

Kabar6-Pemerintah Provinsi Banten telah mendokumentasikan gambar lewat udara pada titik banjir bandang serta tanah longsor di Kabupaten Lebak. Obyek pemotretan persis di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang menerjang enam kecamatan.

“Kita baru melihat titik-titiknya saja. belum sampai (meneliti),” kata Kepala Cabang Dinas Lingkungam Hidup dan Kehutanan (LHK) Cabang Lebak-Tangerang, Fiva Zabreno, (Sabtu, 25/01/2020).

Menurutnya, untuk melakukan kegiatan penelitian harus dibentuk tim dari organisasi perangkat daerah. Tim erdiri dari Energi Sumber Sumber Daya Mineral serta DLHK.

Fiva juga mengakui hingga kini pihaknya belum mendapatkan hasil penelitian air dan lingkungan di sekitar TNGHS. Apakah mengandung merkuri atau tidak.

“Karena biasanya, penambang emas tradisional akan menggunakan zat kimia berbahaya itu untuk mengolah batuan emas menjadi emas murni,” jelasnya.

**Baca juga: Polda Banten Belum Tetapkan Tersangka Pemilik Tambang Emas Penyebab Banjir Di Lebak.

Menurut Fiva, merkuri bisa mengakibatkan stunting atau pertumbuhan anak-anak menjadi kerdil dan penyakit lainnya. Dampaknya memang tidak bisa dirasakan secara langsung, namun akibatnya bisa berbahaya bagi kesehatan.

“Berbahaya seumpamanya jika digunakan di aktifitas pertambangan. Karena nanti mereka mencucinya di air, airnya mengalir, itu kan nanti bisa dipakai oleh manusia, oleh hewan, dan tumbuhan juga. Dampak negatif, banyak penyakit yang disebabkan zat kimia merkuri, ada kurang pertumbuhannya, orangnya menjadi kecil,” jelasnya.(Dhi)

Print Friendly, PDF & Email