oleh

Pemkot Tangsel Rehabilitasi Monumen Pertempuran Lengkong di BSD

image_pdfimage_print

Kabar6-Kondisi bangunan bersejarah yang memprihatinkan itu menarik perhatian
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie saat mengunjungi Monumen Pertempuran Lengkong didi kawasan BSD City, Kecamatan Serpong.

Konstruksi bangunan itu terlihat sudah lapuk. Beberapa sudut bangunan seperti plafon, kusen, dan kuda-kuda sudah rapuh termakan usia.

Benyami mengenang sosok orangtuanya yang juga ikut terlibat dalam peristiwa heroik perang merebut serta pertahankan kemerdekaan. Benyamin mendatangi monumen pertempuran Lengkong itu untuk melihat langsung proses rehabilitasi monumen yang akan dilakukan Pemkot Tangsel.

“Melihat kegiatan rehabilitasi Monumen Pertempuran Lengkong ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangsel setelah memastikan bahwa aset ini adalah aset yang bisa dicatatkan di Pemerintah Tangsel,” katanya di lokasi, Jum’at (14/8/2020) siang.

Benyamin memastikan rehabilitasi yang dikerjakan langsung Dinas Bangunan dan Penataan Ruang Kota Tangsel tanpa mengubah desain aslinya. Bangunan bernilai tinggi itu telah menjadi saksi sejarah dari peristiwa pertempuran sengit antara Tentara Republik Indonesia (TRI) dengan Jepang.

“Yang tidak diubah adalah bangunan asli, seperti jendela, struktur bangunan semua sama terutama lantai di mana darah Pak Daan Mogot itu dulu tumpah di situ. Itu tidak kami ubah tidak kami ganggu, tidak kami bersihkan. Sekarang kita tutup dengan plastik, kami ingin mempertahankan itu,” jelasnya.

Ia bercerita, di Monumen Pertempuran Lengkong ada banyak pahlawan yang gugur menjadi syuhada. Sebut saja seperti Mayor Daan Mogot, Lettu Soetopo, dan Lettu Soebianto Djojohadikoesoemo dan 34 taruna TRI lainnya.

Nama-nama para pejuang kemerdekaan Indonesia yang gugur sengaja ditulis dengan tinta emas di tugu monumen. Mereka dikenang atas sikap patriotik serta dharma baktinya telah gigih membela Ibu Pertiwi.

**Baca juga: Ini Syarat Wajib Peserta Upacara HUT RI -75 di Tangsel.

Benyamin bilang, para pahlawan itu terbukti rela berani pertaruhkan nyawa demi bisa mempertahankan kemerdekaaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Makanya, para generasi penerus bangsa Indonesia mesti mencontoh semangat para pejuang kemerdekaan.

“Nanti selanjutnya pengelolaan bangunan bersejarah ini akan dipegang oleh bidang kebudayaan,” ujar Bang Ben, sapaan akrab Benyamin Davnie.(yud)

Print Friendly, PDF & Email