oleh

Pemkot Tangsel Canangkan Gerakan Matikan Gadget Dukung Belajar

image_pdfimage_print

Kabar6-Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Danvie menerbitkan surat edaran bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2019 ini. Ada enam poin pernyataan imbauan yang ditujukan kepada seluruh orangtua murid.

“Salah satu poin yaitu, gerakan matikan gadget dukung belajar. Tiap hari pukul 18.00 sampai dengan 20.00 WIB,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel, Taryono kepada kabar6.com, Senin (15/7/2019).

Menurutnya, pada waktu tersebut merupakan saat yang tepat bagi orangtua agar mengarahkan anak-anak belajar. Belajar mengaji dan pendidikan akademis formal atau nonformal.

Taryono menerangkan, melalui gerakan matikan gadget dukung belajar bertujuan membentuk karakter serta sikap disiplin kepada anak. Anak-anak diajarkan untuk tidak larut bermain, tapi dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

“Ciptakan suasana kondusif untuk belajar anak baik di rumah maupun di sekolah,” terangnya.

Taryono mengharapkan, melalui gerakan matikan gadget dukung belajar kelak bisa memunculkan para peserta didik berprestasi. Seperti prestasi yang telah ditorehkan oleh dua orang anak yang mengemban ilmu di Kota Tangsel.

kabar6.com
David Shane Goh, peraih medali emas matematika OSN SMP 2019.((yud)

Kalif Kai Permadi murid kelas V SDIT Aulady dan David Shane Goh sukses meraih medali emas bidang matematika dalam kejuaraan Olimpiade Sains (OSN) Nasional 2019. Prestasi tersebut tentu saja membanggakan orangtua, sekolah dan tentunya pemerintah daerah.

“Terimakasih ananda Kalif Kai Permadi dan David Shean Goh yang sudah berjuang membawa harum nama Kota Tangsel di ajang bergengsi OSN 2019. Berkat kerja keras anaknda, pendidikan di Kota Tangsel semakian dikenal luas masyarakat,” ungkap Taryono.

Ia menambahkan, hasil pencapain prestasi serta medali yang diraih Kalif dan David diharapkan menjadi virus positif yang bisa menular kepada seluruh siswa SD hingga SMA sederajat lainnya di Kota Tangsel.

“OSN bukan ajang sembarangan yang semua siswa bisa berpartisipasi. OSN ini ajang bergengsi yang menguji wawasan dan kemahiran seorang siswa. Di sini Kalif dan David membuktikan diri, bahwa seberat apapun soal yang dihadapi, dengan kemauan dan motivasi tinggi, dia bisa meraih medali emas,” tambah Taryono.

Di lokasi terpisah, Evi Eriana, guru Sinarmas World Academy melihat fenomena sekarang ini diakuinya anak-anak lebih banyak bermain. Mereka cenderung sudah mengandrungi gadget hingga melupakan kewajibannya belajar.

“Di sini peran orangtua juga sangat penting, guru dan sekolah juga. Guru dituntut tidak lengah ya, mengarahkan terus berlatih. Belajar itu adalah kunci,” utaranya.

Menurutnya, setiap peserta didik harus berpartisipasi aktif dalam mengikuti kejuaraan bidang ilmu pengetahuan serta ekstrakulikuler. “Supaya kita juga tahu. Best marking (penandaan terbaik) usianya seperti apa, kalau pinter tapi enggak pernah ikut kompetisi ya juga enggak ada prestasi ya,” papar Evi.(adv)