oleh

Pemilik Media Terluka Dikeroyok di SPBU Cikupa Tangerang

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang pemilik media InfoTangerangKota.id atas nama Fandi Achmad menjadi korban kekerasan fisik. Ia terluka usai diamuk sejumlah orang di SPBU 34-15715 Jalan Raya Otonom Cikupa, Desa Pasar Gadung, Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, Senin (24/10/2022) dinihari tadi.

“Pihak kami dipukuli oleh warga setempat yang tidak mengetahui kronologi sebenernya apa, ada oknum TNI yang diduga membuat cerita palsu kepada masyarakat agar masyarakat menyerang saya. Saat itu saya terkena tonjokan bagian bibir, telinga, dan di punggung,” ungkapnya usai melaporkan ke Polresta Tangerang.

Ia menerangkan, bermula rekan satu profesi wartawan mencurigai adanya motor yang sudah berulang ulang kali membeli bensin subsidi. Fandi lantas coba memberitahu kepada pengendara motor agar tidak berulang ulang kali mengisi BBM bersubsidi yang berjenis pertalite.

“Sebelumnya temen satu profesi sudah bertemu dengan penanggungjawab SPBU untuk mengkonfirmasi, setalah bicara dengan pihak penanggung jawab SPBU datang lah oknum TNI, kami merasa disudutkan lantaran ada oknum TNI yang membuat situasi tidak nyaman dan terjadilah penghakiman massa antara rekan satu profesi wartawan di SPBU tersebut,” ujarnya.

Fandi Achmad sampai saat ini sudah membuat Surat Laporan (LP) Polresta Tangerang dengan Nomer: TBL/B/921/X/2022/SPKT tentang pengeroyokan massa orang yang tidak dikenal.

Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Tangerang, Kompol Zamrul Aini mengatakan, pihaknya akan mengawal tuntas kasus pengeroyokan salah satu wartawan di Cikupa. Pihak kepolisian akan melakukan proses penyelidikan lebih dalam mengenai motif sesungguhnya.

“Monitor mas, nanti segera kita tangkap pelakunya. Kalau reskrim kami kan belum lakukan penyelidikan mas. Nanti kalau sudah proses berjalan baru Reskrim bisa ikut rilis,” singkat Zamrul kepada kabar6.com saat dihubungi.

Terpisah, penanggungjawab SPBU Pertamina Erwin mengatakan, bulan lalu pihaknya diperas segerombolan orang mengaku wartawan dengan modus operandi menakuti pengendara yang mengisi bensin. Oknum itu mengaku sebagai anggota polisi dengan meneriaki warga untuk melakukan penembakan di tempat secara arogan.

“Pertama datang memberhentikan motor dengan nakut-nakutin warga, dia juga mengaku sebagai anggota, yang lebih arogannya lagi oknum wartawan ini mengancam untuk menembak, itu kasus yang pertama pada sebulan yang lalu, saya pernah diajak ngobrol berdua dengan oknum wartawan itu untuk mengumpulkan orang yang diduga melakukan tindakan membeli bensin dengan cara berulang ulang kali itu, oknum wartawan itu meminta uang puluhan juta kepada warga yang sudah diberhentikannya,” ungkapnya.

**Baca juga:Suzuki Satria Adu Banteng dengan Truk di Pasar Kemis, 1 ABG Tewas

Ia menyatakan, seharusnya jika pihaknya dinilai melanggar standar operasional perusahaan Pertamina pihak wartawan segara melaporkan kepada pihak penegak hukum dengan cara menulis berita fakta yang berada di lapangan.

“Jika memang kita salah, wartawan seharusnya melaporkan kepada pihak kepolisian untuk mengusut dugaan tersebut, bukannya malah menakut-takuti warga, oknum wartawan itu selalu menindak dengan sendirinya di SPBU yang sudah dituju di malam hari,” pungkasnya. (Rez)

Print Friendly, PDF & Email