oleh

Pelipat Kertas Kapok, Begini Kata KPU Tangsel

image_pdfimage_print

Kabar6-Sejumlah tenaga pelipat kertas surat suara pemilu serentak 2019 di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengundurkan diri. Warna menyatakan kapok karena beranggapan upah yang diterima terlalu murah.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangsel, Bambang Dwitoro mengungkapkan, pihaknya tak bisa mencegah keinginan tenaga pelipat kertas suara. Sebab harga upah yang dipatok untuk setiap lembar kertas sudah disepakati.

“Harga upah udah tercantum dalam RAB (Rancangan Anggaran Belanja),” ungkapnya, Sabtu (16/3/2019).

Bambang mengaku, bahwa pada awal perekrutan telah dijelaskan bahwa ada perbedaan harga. Adapun alokasi upah pelipatan kertas surat suara pemilu serentak skala nasional sumbernya dananya dari APBN.

Berbeda dengan penyelenggaraab pesta demokrasi lima tahunan skala lokal alokasi kucuran dana lebih besar. “Jadi enggak sama dengan Pilwalkot yang pendanaannya dari APBD.

Jika dibandingkan, ujar Bambang, pada momen pemilihan yang sebelumnya KPU Kota Tangerang Selatan memberikan upah Rp 100 lebih perlembarnya.

“Kita sampaikan 80-84 (Rupiah) di awal, kalau tidak siap dan sanggup silakan saja,” jelasnya.

Sementara ini Bambang masih mengandalkan para pelipat yang didominasi oleh ibu-ibu yang masih bekerja melipat surat suara.**Baca juga: TKD Lebak Tak Khawatir OTT Romahurmuziy Turunkan Elektabilitas Jokowi.

“Ini kan masih banyak pelipat, kalau misalnya orang kurang jamnya ditambah, nanti kita evaluasi apa membuka penambahan lagi,” tambah Bambang.(yud)

Print Friendly, PDF & Email