oleh

Para Dokter di Tiongkok Temukan Virus Corona dalam Sperma Pasien Positif COVID-19

image_pdfimage_print

Kabar6-Riset yang dilakukan para dokter di Shangqiu Municipal Hospital, Tiongkok, menemukan adanya virus Corona dalam sperma pasien yang positif COVID-19.

Para peneliti, melansir Livescience, melakukan tes terhadap 38 pria yang dirawat dengan infeksi virus Corona. Hasilnya, didapat bahwa enam di antara pasien tadi memiliki sperma dengan virus corona. Meskipun begitu, riset yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Network Open ini belum bisa dipastikan kebenarannya, karena hanya segelintir orang yang baru dites.

Diperlukan penelitian lanjutan untuk membuktikan bahwa hubungan seks mungkin berperan dalam penyebaran COVID-19.

“Ini memang temuan yang menarik. Tapi tetap harus ada konfirmasi lebih lanjut tentang apakah virus corona benar-benar bisa tinggal dalam sperma pria atau tidak,” ungkap Dr. Stanley Perlman, profesor Mikrobiologi, Imunologi, dan Pediatri di University Of Iowa, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Belum jelas juga berapa lama virus Corona bertahan dalam sperma, mengingat responden penelitian masih menunjukkan gejala COVID-19 atau baru pulih. Terlebih lagi, belum ada penelitian lain yang membuktikan bahwa virus ini bisa bertahan pada sperma, meski pasien sudah dinyatakan sembuh.

“Penularan COVID-19 tampaknya masih jauh lebih mungkin melalui kontak dekat, droplet dan pernapasan, daripada melalui air mani (sperma),” kata peneliti.

Testis, mata, plasenta, janin dan sistem saraf pusat jadi salah satu bagian dalam tubuh manusia yang dilindungi dari peradangan parah. Ini mungkin karena adanya adaptasi imun yang bisa melindungi struktural vital pada bagian-bagian tersebut.

Jadi, jika memang ditemukan virus Corona pada sperma, ini perlu diteliti lebih lanjut. Karena jika benar, kondisi ini sama dengan kasus virus ebola.

Diketahui, virus ebola ditemukan pada sperma pasien yang sudah sembuh dari penyakit itu selama bertahun-tahun. Penularan virus ini memang bisa terjadi karena hubungan seksual. ** Baca juga: 5 Cara Jalan Kaki yang Efektif untuk Turunkan Berat Badan

“Kami belum tahu apa implikasi dari temuan terbaru. Kehadiran RNA virus dalam air mani pasien tidak selalu menunjukkan adanya virus menular. Jadi, penting untuk menunjukkan apakah virus infeksi juga dapat diisolasi dari air mani pasien dan orang yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19,” jelas peneliti lagi.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email