oleh

Pakar Psikologi Forensik: Pelaku Mutilasi di Cikupa Perlihatkan Amarah

image_pdfimage_print
Pakar psikologi forensik asal UI, Reza Indragiri Amriel.(yud)

Kabar6-Kasus tindak kejahatan pembunuhan dengan cara memotong bagian tubuh atau mutilasi dilatarbelakangi oleh perasaan negatif yang kuat. Seperti marah, sakit hati, dan lain-lain.

Seperti halnya kasus mutilasi terhadap wanita hamil tujuh bulan yang ditemui pada rumah kontrakan milik H Malik, di Kampung Telaga Sari, RT 12/01, Desa Telaga Sari, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Demikian dikatakan pakar psikologi forensik asal Universitas Indonesia, Reza Indragiri Amriel saat dihubungi kabar6.com lewat pesan BlackBerry, Kamis (14/4/2016).

“Tapi pembuangan potongan-potongan tubuh secara terpisah bukan dilatari motif agresif seperti di atas. Melainkan motif instrumental. Yakni, mempersulit kerja polisi,” ungkapnya.

Reza jelaskan, luka selain di potongan bisa menjadi petunjuk tentang seberapa jauh muatan emosi si pelaku. Jika tubuh korban ‘bersih’, maka mutilasi tampaknya lebih didorong oleh motif instrumental.

Misalnya, penghilangan barang bukti. Sebaliknya, semakin banyak atau pun berat luka pada bagian tubuh yan dipotong. Maka semakin kental pula latar amarah pelaku (angry aggression), jadinya. **Baca juga: Krishna Murti Sebut Pelaku Mutilasi di Tangerang Sadis.

“Jadi, jika memang tubuh korban ‘bersih’, maka dugaan saya ada dorongan perasaan negatif yang membuat pelaku menyerang korbannya,” jelasnya. **Baca juga: Wanita Korban Mutilasi di Tangerang Berinisial NS.

Penyerangan itu boleh jadi tidak ditujukan untuk mematikan. Namun, lanjutnya, karena korban terlanjur kehilangan nyawa. Maka pelaku berusaha melarikan diri dengan cara merusak dan menghilangkan barang bukti. **Baca juga: Ngeri, Tubuh Wanita Diduga Hamil Terpotong-potong di Tangerang.

“Untuk memastikannya, perlu investigasi kepolisian,” tambah Reza menutup pembicaraan wawawancara.(yud)

Print Friendly, PDF & Email