1

Operator Parkir di Tangsel Bandel, Meski Disegel Tetap Pungut Retribusi

Kabar6-Meski telah disegel, namun sejumlah operator parkir di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) masih saja tetap membandel dengan beroperasi menarik retribusi parkir dari pemilik kenderaan.

Setidaknya hal itu berlangsung di kawasan aprkir Bintaro Trade Centre (BTC). Meski Satpol PP telah memasang stiker segel berwarna hijau di samping pintu keluar parkir, namun tetap saja petugas parkir memungut retribusi dari pemilik kenderaan.

Padahal, sesuai aturan selama operator parkir dalam kondisi disegel oleh Satpol PP, operator tidak diijinkan menarik retribusi parkir dari pemilik kenderaan.

Sebelumnya petugas Satpol PP bersama dengan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Tangsel melakukan sidak ke sejumlah titik parkir off street yang ditengarai ilegal atau tidak berijin.

Dan, hasilnya ada sebanyak 107 parkir yang disegel karena diketahui tidak memiliki kelengkapan dokumen perijinan untuk beroperasi.

“Sidak ini akan terus ami lakukan, agar operator parkir mentaati aturan pemerintah, terkait dengan kelengkapan perijinan. Dan, bagi operator yang telah disegel, tidak diperbolehkan menarik retribusi parkir sampai mereka mengurus kelengkapan ijin,” ujar Koordinator lapangan Satpol PP Tangsel, Basuki.(Turnya)




Pedagang Mengeluh, Ikan Langka Harga Meroket

Kabar6-Tidak melautnya para nelayan Tangerang akibat banjir dan air laut pasang, tak urung mulai memicu keluhan dari pedagang ikan di sejumlah pasar tradisional, Selasa (22/1/2013). 

Pasalnya, kelangkaan ikan yang terjadi sekaligus membuat harga jual ikan menjadi melambung tinggi. Alhasil, omset jual pedagangpun menjadi anjlok.

Setidaknya hal itulah yang dirasakan oleh sejumlah pedagang ikan di Pasar Gerendeng, Kelurahan Gerendeng, Kecamatann Karawaci, Kota Tangerang.

Bila biasanya ikan gembung dijual dengan harga Rp. 26 ribu per kilogram, kini melonjak menjadi Rp. 30 ribu per kilogram. Sedangkan ikan Kakap Merah yang biasanya cuma Rp. 35 per kilogram, kini naik menjadi Rp. 48 ribu per kilogram.

Sedangkan untuk ikan Kakap Putih yang biasanya dijual Rp. 27 ribu per kilogram, kini menjadi Rp. 30 ribu per kilogram dan ikan Bawal Hitam yang biasanya Rp. 60 ribu per kilogram naik menjadi Rp. 70 ribu per kilogram.

“Kenaikan ini disebabkan kelangkaan ikan akibat banyaknya nelayan yang tidak turun melaut,” ujar Muhidin, salah seorang pedagang ikan di Pasar Grendeng.

Tak hanya itu, Muhidin juga mengaku sejak terjadinya kelangkaan ikan, omset dagangannya anjlok hingga 50 persen. “Selain harganya mahal, pembeli juga khawatir dengan kualitas ikan, karena jumlah cuma sedikit,” kata Muhidin lagi.

Ya, pengamatan kabar6.com, sejak banjir yang melanda beberapa hari terakhir, banyak pedagang ikan di pasar Gerendeng yang menutup lapaknya. Kelangkaan ikan mengakibatkan pedagang sulit mendapatkan pasokan ikan.(Ali)




Kelurahan Tigaraksa Usulkan 58 Program tahun 2014

Kabar6-Sebanyak 58 usulan kegiatan pembangunan yang disampaikan warga Kelurahan Tigaraksa untuk program pembangunan tahun 2014.

Ini terungkap dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kelurahan Tigaraksa, Senin (21/1/2013).

Lurah Tigaraksa Cucu Abdurrosyied menjelaskan, Ada 58 usulan kegiatan yang disampaikan warga untuk program tahun 2014. “Usulan ini akan disesuaikan pada pembiayaan dan skala prioritas,” ujarnya.

Lurah Cucu menambahkan, usulan warga Kelurahan Tigaraksa ini akan dibahas bersama dengan usulan dari desa Dan kelurahan di Kecamatan Tigaraksa dalam Musrenbang tingkat Kecamatan.

“Program Kelurahan Tigaraksa sudah kelar 80 persen. Namun, untuk infrastruktur jalan dan drainase masih jadi kendala,” katanya.

Sementara itu, Camat Tigaraksa Mas Yoyon Suryana yang menghadiri Musrenbang itu mengapresiasi musrenbang Kelurahan Tigaraksa.

“Sebagai kelurahan yang berada di Ibu Kota Kabupaten Tangerang, berbagai kemajuan harus tetap digalakkan,” katanya.

Musrenbang ini dihadiri sekitar 100 warga, diakhiri dengan penandatanganan prasasti dua Posyandu dan Tempat Pemakaman Umum (TPU).(dre/*)

 




Warga Kembali Pertanyakan Pembangunan Pasar Tigaraksa

Kabar6-Masyarakat Kecamatan Tigaraksa mempertanyakan kelangsungan pembangunan Pasar Tigaraksa, yang hingga saat ini masih mangkrak sejak dibangun tahun 2005 lalu.

Warga yang mengatasnamakan, Masyarakat Peduli Pembangunan Pasar Tigaraksa (MP3T) terus mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang untuk segera menyelesaikan pembangunan Pasar Tigaraksa, Kelurahan/Kecamatan Tigaraksa.

Desakan itu disampaikan warga saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
Kelurahan Tigaraksa, Senin (21/1/2013).

“Kondisi bangunan Pasar Tigaraksa ini yang dibangun sejak delapan tahun lalu masih terbengkalai,” ujar Koordinator MP3T, Acep Jayadiwira.

Acep menjelaskan, pembangunan pasar  ini dimulai sejak 2005 oleh pengembang PT Bina Teknik Rekayasa (BTR) seluas 2 hektar. Hingga kini status pengalihan dari pengembang ke PD Pasar NKR, statusnya tidak jelas.

Menanggapai Hal itu, Camat Tigaraksa Mas Yoyon Suryana berjanji akan  melakukan terobosan-terobosan untuk memajukan Kecamatan Tigaraksa. Terutama soal pembangunan pasar yang sudah 8 tahun terbengkalai itu, harus diselesaikan.

“Saya akan menjalin komunikasi dengan PD. Pasar NKR agar ada solusinya” katanya.(dre/*)




Antar Wanita Misterius, Sepeda Motor Justru Dirampok

Kabar6-Berhati-hatilah jika anda mengendarai sepeda motor pada malam hari. Terlebih bila ditengah jalan ada wanita yang minta diatarkan pulang.

 

Karena, bisa-bisa wanita itu adalah satu dari komplotan perampok yang mengincar anda.

Seperti yang dialami Agus Riandi (36). Ia, menjadi korban perampasan sepeda motor saat pulang dari memancing di samping Tol KM 11 RT 01 RW 01, Kelurahan Parung Jaya, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Senin (21/1/2013) dinihari.

Namun, saat Agus dalam perjalanan menuju rumah, ada seorang perempuan minta tolong diantar ke Pondok Bahar. Karena kasihan, Aguspun langsung menyanggupi permintaan wanita itu.

Begitu melintas di lokasi, korban dicegat 6 orang berboncengan 3 sepeda moto dan memaksa meminta motorr. Korban saat itu berusaha mempertahankan motornya, dihantam kepalanya dengan benda keras sehingga menderita luka robek di bagian dahi.

Para pelaku kemudian merampas sepeda motor korban Kawasaki Kaze Nopol B-6949-VFB. Ternyata perempuan yang diboncengnya ikut kabur bersama para pelaku ke arah Parung Jaya, Karang Tengah, Kota Tangerang.

Perempuan tersebut diduga berkomplot dengan para pelaku.Peristiwa itu dilaporkan dan ditangani Polsek Metro Cileduk.(HP/sak)




Langganan Banjir, Total Persada Diusulkan Jadi Apartemen

Kabar6-Perumahan Total Persada di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, yang selama ini menjadi langganan banjir diusulkan diganti menjadi apartemen atau rumah susun.

Usulan itu akan ditawarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang kepada warga setempat, untuk selanjutnya perumahan itu akan diuruk dan dibangun apartemen atau rumah susun.

Demikian dikatakan Wali Kota Tangerang Wahidin Halim, menyikapi banjir yang kerap melanda Perumahan Total Persada. “Bagaimana tidak banjir, struktur tanah di perumahan itu lebih rendah dari daratan,” ujar Wahidin, Senin (21/1/2013).

Sedianya, kata Wahidin, Pemkot Tangerang sudah pernah mengusulkan hal itu kepada warga Perumahan Total Persada saat banjir tahun lalu. Namun, usulan itu ditolak mentah-mentah oleh warga.

“Mungkin mereka (warga) berfikir bila pemerintah akan menggusur rumah mereka. Padahal tidak, justru bila warga setuju kita akan urug lahan di perumahan itu dan kita bangun menjadi apartemen atau rumah susun untuk warga,” ujar Wahidin lagi.

Menurut Walikota, kesalahan pengembang perumahan adalah membangun rumah penduduk dikawasan yang rendah struktur tanahnya. Padahal dahulu kawasan itu merupakan lokasi resapan air dan danau alam.

Akan tetapi, lanjut Walikota, tetap dipaksakan oleh pengembang untuk dibangun perumahan. Padahal, sebelum perumahan itu dibangun, kawasan itu memang sudah menjadi lahan banjir.

“Kita tidak melarang pembangunan perumahan. Tetapi, setiap perumahan wajib membangun danau dan tandon air dikawasannya. Minimal 2 persen dari RTRW,” kata Wahidin lagi.

Ya, sampai saat ini air banjir yang menggenangi Perumahan Total Persada masih belum surut. Ketinggian air di emukiman warga masih mencapai 1,5 meter. Belum surutnya banjir, membuat ratusan Kepala Keluarga (KK) hingga kini masih bertahan di tenda pengungsian.(rah)




Kebocoran di Gedung RSUD Tangsel Bakal Ditambal Aquaproof

Kabar6-Meski besaran anggaran rehab RSUD Tangerang Selatan (Tangsel) cukup fantastis, mencapai Rp. 95 milliar, namun Pemerintah Kota (Pemkot) setempat justru berencana menambal kebocoran di bagian atap RSUD setempat dengan aquaproof.

Pelapis anti bocor ini diyakini bakal mampu menyelesaikan persoalan kebocoran yang terjadi di RSUD megah tersebut, meski sebenarnya anggaran rehab RSUD tersebut mencapai Rp. 95 milliar.

“Kebocoran itukan masih bisa ditambal dengan aquaproof,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Dadang M Epid, saat dikonfirmasi kabar6.com terkait kebocoran yang terjadi di atap TSUD Tangsel, Senin (21/1/2013).

Menurut Dadang, penggunaan aquaproof dilakukan mengingat batas waktu pemeliharaan dari pihak rekanan yang sebelumnya mengerjakan bangunan RSUD Tangsel sudah habis.

“Kita tidak bisa minta rekanan untuk memperbaiki, karena batas waktu pemeliharaan sebagaimana yang disepakati sudah habis. Jadi, nanti kita akan minta tukang saja yang memperbaiki,” ujar Dadang lagi.

Pernyataan Kepala Dinas Kesehatan itu bertolak belakang dengan pernyataan yang disampaikan oleh Direktur RSUD Kota Kota Tangsel, Neng Ulfa.

Sebelumnya, Neng Ulfa justru mengatakan bahwa kebocoran yang terjadi itu masih menjadi tanggungjawab pihak rekanan. Hal itu mengingat status gedung yang masih dalam masa pemeliharaan.

“Memang ada kebocoran sedikit, tapi gedung ini masih dalam masa pemeliharaan. Jadi masih tanggungjawab pihak rekanan,” katanya.

Ya, sumber kabar6.com di RSUD Tangsel mengatakan, bangunan RSUD Tangsel yang baru setahun dioperasikan kini dalam kondisi bocor. Kebocoran berasal dari dak yang berada di lantai 6 gedung.

Tak ayal, kondisi itupun menyebabkan sejumlah titik dinding di lantai 5 RSUD tersebut mengalami retak-retak. Bahkan, saat keluar dari lift lantai 5, juga terdapat kebocaran dari asbes yang bolong.

“Apabila saat hujan turun, air dari dak atas akan langsung merembes hingga ke lantai 4 dan 5”, ungkap sumber yang enggan disebutkan namanya itu lagi.(Evan)




Parkir ITC BSD Mahal, Janji Operator Turunkan Tarif “Gombal”

Kabar6-Puluhan operator jasa parkir dalam gedung (off street) yang beroperasi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menuai keluhan dari masyarakat. Pasalnya, dalam operasinya operator jasa parkir tersebut menerapkan tarif tanpa batas maksimum.

Dan, salah satunya dari puluhan operator parkir yang kerap diprotes pelanggannya adalah SOS Parking di ITC BSD, Kecamatan Serpong. Hebatnya, meski telah banyak menuai keluhan dan teguran, tapi hingga kini operator tersebut masih membangkang.

“Ya memang. Kita banyak menerima masukan (keluhan) dari banyak teman-teman (pengguna jasa parkir),” ungkap Hermansyah, Manager Area SOS Parking ITC BSD, saat dihubungi kabar6.com melalui sambungan selularnya , Senin (21/1/2013) malam.

Namun, saat disinggung soal rencana perusahaan itu untuk menghapuskan retribusi parkir Rp. 1000 per jam pada Oktober 2012 lalu dan belum direalisasikan hingga sekarang, Hermansyah berdalih tidak pernah menjanjikan hal itu.

Menurutnya, hingga Januari 2013 ini, menejemen SOS Parking belum memutuskan apakah akan menghapus kebijakan tarif Rp. 1000 per jam tersebut atau tidak. Dan, Hermansyah menyerahkan kewenangan tersebut kepada atasannya.

“Saya tidak menjanjikan, tapi baru mau merumuskan. Sayakan tidak tahu deal-dealannya seperti apa antara pusat (menejemen SOS Parking) dengan pemerintah daerah,” dalih Hermansyah.

Begitupun ketika diinformasikan langkah Pemkot Tangsel yang telah dan akan melakukan penyegelan terhadap 107 operator jasa parkir nakal. Hermansyah tetap tak bergeming.

Dia bahkan tetap kukuh akan menjalani prosedur memberlakukan tarif tanpa batas maksimal, sesuai perintah atasannya, meski saat ini keluhan pengguna jasa parkir di ITS BSD semakin deras.

“Saya menyerahkan sepenuhnya ke kantor pusat. Itukan urusan pusat yang berhak menetapkan atau merubah besaran tarif parkir,” tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, SOS Parking mengaku bila harus mempertimbangkan banyak hal untuk memberlakukan system batas maksimal.

“Secepatnya kami akan memberlakukan sistem batas maksimal parkir. Rencananya kami akan mulai berlakukan mulai November,” ujar Hermansyah kepada wartawan Oktober 2012 lalu.(yud)




Wah, Pasien Typus Kehilangan Perhiasan Emas di RSIA Insan Permata

Kabar6-Apes. Kiranya itulah nasib yang sedang menimpa diri ibu muda bernama Sri Budiarti (33), warga Kelurahan Sudimara, RT 01/04, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

Tak hanya harus menjalani perawatan serius karena mengidap penyakit typus, pada saat yang sama Sri juga harus kehilangan perhiasan emas kesayangannya.

Menurut Sri, peristiwa itu terjadi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Insan Permata, yang berlokasi di Jalan Bhayangkara I, Kelurahan Paku Jaya, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (21/1/2013).

“Awalnya saya datang ke rumah sakit ini untuk berobat. Setelah mendaftar, suster dibagian belayanan kemudian mengantar ke Unit Gawat Darurat (UGD) untuk memeriksakan penyakit saya,” ujar Sri.

Setiba di ruang UGD, Sri yang saat itu diantar Ida, kakaknya iparnya, diminta oleh  suster yang menangani untuk melepas gelang emas yang  dipakainya karna saat itu lengan Sri akan dipasangi infus.

Usai mengantar ke UGD, Ida kembali kependaftaran untuk mengurus kamar perawatan, karena saat itu Sri akan dirawat. Sedangkan Sri meminta ijin kepada suster untuk ke kamar mandi yang masih berada di ruang UGD.

Saat itu, Sri meninggalkan tas yang didalamnya berisi handphone, uang serta gelang emas yang baru saja dilepasnya.

Setelah pemeriksaan di UGD selesai, Sri kemudian dibawa ke ruang Tulip II untuk dirawat. Saat itulah Sri mengecek isi tasnya. Dan, ternyata gelang emas miliknya senilai Rp. 4,3 juta sudah raib entah kemana. “Gelangnya hilang, tapi handphone dan uang saya tidak hilang,” ujar Sri.

Sri sempat berharap agar pihak RSIA bertanggungjawab, pasalnya saat ditinggal ke toilet, di UGD itu juga ada suster yang bertugas. “Tas itu saya tinggal di UGD. Dan disitu juga ada suster yang bertugas. Tapi kok isi tas saya bisa hilang,” ujar Sri kesal.

Sementara, pihak managemen RSIA Insan Permata yang dikonfirmasi  mengaku bahwa apa yang dilakukan suster (meminta pasien untuk melepas gelang di tangan) sudah melalui Standard Operating Procedure (SOP). 

“Apa yang dilakukan suster sudah sesuai. Kalaupun kemudian ada barang milik pasien yang hilang, itu bukanlah tanggungjawab kami. Kami juga sudah menghimbau agar pasien tidak membawa barang berharga ke dalam rumah sakit,” ujar perwakilan menejemen RSIA Insan Permata.(Turnya)




Gedung Perpustakaan Tangsel Dibangun Berbasis Komputerisasi & Internet

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) menganggarkan sebesar Rp. 5 milliar untuk pembangunan gedung Perpustakaan Daerah setempat.

Sedianya, pembangunan ini ditargetkan bisa mulai dikerjakan pada tahun ini (2013), mengingat lahan seluas 5.000 meter juga sudah disiapkan.

“Lokasinya berada di sekitar sekolah Stella Maris, BSD Serpong,” ujar Kepala Kantor Perpustakaan Kota Tangsel, Chaerudin, Senin (21/1/2013).

Dijelaskan Chaerudin, sedianya gedung perpustakaan daerah yang akan dibangun sudah didesign agar bisa menampung 5.000 eksemplar buku serta akan dilengkapi dengan teknologi e-book dan e-journal dalam pengoperasiannya.

Tekhnologi komputer yang akan diterapkan di perpustakaan daerah itu, juga bakal memanjakan pengunjung. Karena, dengan mengakses link melalui komputer yang ada, pengunjung bisa langsung terkoneksi dengan internet.

“Perpustakaan daerah ini dikonsep tidak semata perpustakaan. Melainkan juga bisa menjadi tempat rekreasi. Dengan begitu, minat baca warga dapat lebih didongkrak,” ujarnya.

Sedangkan untuk sisi pelayanannya, nantinya pegawai gedung perpustakaan daerah akan bertugas 71 jam dalam seminggu. Artinya, perpustakaan bisa melayani pengunjung mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.(sohib)