1

60 Persen Warga Kabupaten Tangerang Masih Anut Pola Hidup Jorok

Kabar6-Ternyata, sebagian besar warga Kabupaten Tangerang ternyata masih berkutat pada pola hidup jorok dan buruk. Pasalnya, hingga kini masih banyak warga wilayah itu yang buang air besar sembarangan.

“Survey Environmental Heads Risk Accesment (EHRA) menyebutkan, 60 persen warga Kabupaten Tangerang masih buang air besar sembarangan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (DInkes) Kabupaten Tangerang, Naniek Isnaeni, Rabu (5/9).

Naniek mengatakan, survey dilakukan pada tahun 2011 meliputi 10 kecamatan dari total 29 kecamatan di Kabupaten Tangerang. Ke 10 kecamatan itu antara lain, Sepatan, Sepatan Timur, Mauk dan Balaraja.

“Survey dilakukan dengan metode kuisioner. Dan, salah satu pertanyaannya adalah, dimana mereka melakukan buang air besar. Dan, sebagian besar warga menjawab sembarangan, ada yang di kebun, sungai dan kakus tanpa septitank,” ujar Naniek lagi.

Menurut Naniek, selain tingkat pendidikan yang rendah, masih membudayanya kebiasaan jorok warga itu lebih disebabkan karna fasilitas mandi cuci kakus (MCK) warga yang belum memenuhi standar kesehatan.

Terpisah, Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Yully Soenar Dewanti mengatakan bahwa survey yang menunjukkan masih tingginya kebiasaan buruk masyarakat itu tidak mewakili kebiasaan seluruh warga Kabupaten Tangerang.

“Saya kira, hasil survey itu tidak mewakili kebiasaan seluruh warga. Ini lebih dikarenakan adanya perbedaan sudut pandang dan interprestasi dikalangan responden saja,” katanya.

Meski responden yang disasar adalah mewakili seluruh kalangan dari berbagai usia, namun Yulli menilai tidak semua masyarakat mengisi kuisioner dengan jujur dan rasa tanggungjawab.

“Tugas kita saat ini adalah, berupaya mengubah pola hidup masyarakat agar menjadi lebih baik,” ujar Yulli lagi.(ras)




Protes Angkot Bodong, Ratusan Supir Tigaraksa-Cimone Mogok

Kabar6-Maraknya Angkutan Kota (Angkot) bodong dan omprengan yang beroperasi secara liar di wilayah Kabupaten Tangerang, membuat ratusan sopir jurusan Tigaraksa-Cimone gerah.

Ratusan supir angkot tersebut melakukan aksi mogok operasi dan melakukan sweeping terhadap bus karyawan dan angkot bodong, pada Rabu (5/9/2012).

Ratusan supir batangan dan supir serep ini memadati jalan di bundaran Jalan Raya Bojong-Pemda, Desa Bugel Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Mereka, menolak Jalan itu dilalui bus jemputan karyawan dan angkot omprengan atau bodong.

Pantauan wartawan, sejak pukul 05.00 Wib. secara serentak ratusan supir ini menggelar aksi unjuk rasa menutup dua lajur di Jalan Raya Pemda ini.

Aksi sweeping bus jemputan karyawan pabrik dan angkot omprengan teersebut, mengakibatkan ratusan buruh dan pengguna jasa angkot jurusan Tigaraksa-Cimone terlantar.

Asep, supir angkot jurusan Tigaraksa-Cimone mengatakan, pihaknya mengaku aksi tersebut, dilakukan secara spontan dan serentak. Sekitar 120 angkot jurusan Tigaraksa-Cimone hari ini praktis tidak beroperasi dan memarkir armadanya di sepanjang Jalan Raya Pemda.

“Aksi ini berkaitan dengan larangan dan penolakan terhadap mobil omprengan plat hitam dan bus jemputan karyawan. Untuk melintas di Jalan Raya Pemda,” ungkapnya.

Tak hanya itu, ratusan sopir ini juga mengaku kecewa dengan kinerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Tangerang dinilai tidak tegas dalam menyelesaikan persoalan penolakan bus jemputan karyawan dan omprengan.

“Makanya kami juga tidak langsung menyampaikan ke Dishub, jadi kami langsung tertibkan sendiri saja,” jelasnya.

Setidaknya ada sekitar lima bus karyawan yang berhasil di sweeping para sopir dan diminta untuk berhenti. Aksi ini dilakukan karena mereka sudah kesal dengan keberadaan bus jemputan karyawan dan mobil omprengan yang terus beroperasi.

Akibat maraknya angkot bodong dan bus karyawan yang beroperasi itu, pendapatan para sopir terus mengalami penurunan drastis. “Ini sudah puncak kekesalan kami, mereka sudah membuat kami susah.
Pemasukan kami menjadi berkurang akibat adanya bus jemputan karyawan dan omprengan yang beroperasi di Jalan Raya Pemda,”ketusnya.

Bahkan, para sopir harus rela merogoh koceknya sendiri, demi menutup kekurangan setoran kepada pemilik angkot, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu. Padahal, sebelum ada bus jemputan dan mobil omprengan para sopir bisa untuk maksimal Rp100 ribu/hari.

“Sekang cari penumpang di pinggir jalan Pemda saja sudah, padahal banyak pabrik. Bahkan beberapa bulan ini ada bermunculan pabrik baru. Tapi kami masih sulit dapat penumpang,” ucapya.

Senada dikatakan, Sopiyan, dirinya mengaku heran dengan pengawasan Pemda setempat. Karena masih membiarkan mobil plat hitam yang digunakan menjadi angkutan, tanpa izin yang jelas.

“Dia kan tidak memiliki izin trayek jadi sebaiknya diberhentikan,” imbuhnya seraya menjelaskan, aksi mogok dan sweeping ini, akan dilakukan hingga besok.

Sementara itu, Cristin, Siti dan Yanti, karyawan swasta yang pengguna jasa angkot dan bus jemputan mengaku, aksi ini jelas merugikan mereka. Sebab, aktivitas mereka jadi terhambat dan hal ini semestinya tak perlu terjadi jika ada ketegasan dari pemerintah.

“Pemerintah harus bisa menyelesaikan masalah ini, jangan buat kami terlantar,” tandasnya.(din)




PKBL PT AP 2 Belum Jangkau Seluruh Warga Sekitar Bandara

Kabar6-Kantor Cabang Utama PT Angkasa Pura (AP) II, selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta (BSH), hingga tahun 2012 telah menyalurkan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) sebesar Rp. 19,06 Miliar kepada masyarakat sekitar bandara yang ada di kota dan Kabupaten Tangerang.

Demikian disampaikan Direktur Keuangan PT AP II, Laurensius Manurung, disela penyerahan hibah tiga unit kendaraan Puskesmas Keliling, Rabu (5/9/2012) di Kecamatan Benda, Kota Tangerang.

Namun demikian, Laurensius Manurung juga mengakui bahwa hingga kini belum seluruh masyarakat sekitar bandara menikmati program kemitraan tersebut.

Hal itu disebabkan, belum terdatanya secara rinci wilayah-wilayah sekitar bandara yang paling membutuhkan program-program semacam ini.

“Kami sudah kordinasikan dan meminta arahan kepada Wali Kota dan Bupati Tangerang untuk mengarahkan wilayah mana yang perlu dibantu. Kedepan semoga kordinasi ini berjalan, sehingga progran ini dapat dirasakan seluruh masyarakat,” ujarnya.

Hingga saat ini, tercatat mitra usaha PT AP II diwilayah kota dan kabupaten sebanyak 1.333 mitra usaha.

Terkait dengan anggaran yang sudah digulirkan, Laurensius Manurung mengatakan hingga tahun 2012 ini kantor cabang PT Angkasa Pura II telah menyalurkan bantuan senilai Rp. 9,55 Miliar.

Selain program kemitraan, manurung juga menjelaskan PT AP II juga menggalakkan Program Bina Lingkungan, seperti yang telah dilakukan seperti program penghijauan berupa penanaman pohon buah, pelindung dan mangrove sebanyak 8550 pohon, penebaran 5000 bibit ikan di Kali Cisadane juga program pasar murah untuk masyakat sekitar Badara.(rani)




Kolam Renang Ditutup, Puluhan Pelajar Batal Dapat Nilai

Kabar6-Puluhan pelajar dari sejumlah SMA, SMP dan SD di Kota Tangerang yang akan mengikuti penilaian renang dari sekolahnya masing-masing di kolam renang Tirta Modernland kecewa karena tempat tersebut ditutup Rabu (5/9/2012).

Ditutupnya kolam renang di perumahan Modernland tersebut terkait tewasnya Dea Amelia (7) akibat tenggelam di tempat tersebut pada Selasa petang kemarin.

“Wah udah cape-cape datang kemari, malah ditutup,” ujar Dinda Fitri, salah seorang siswi SMAN 3 Tangerang. Akibat ditutupnya kolam renang terseut, pulhan pelajar dari sejumlah SMA, SMP dan SD batal mengikuti penilaian renang dari guru olahraga masing-masing.

Sebelumnya, Dinda dan puluhan temannya mengira kolam renang tersebut akan dibuka siang hari. Namun, setelah 2 jam ditunggu belum juga dibuka. Mereka kecewa setelah melihat pengumuman bahwa kolam renang tersebut ditutup untuk sementara lalu membubarkan diri pulang ke rumah masing-masing.

Diberitakan sebelumnya,  Dea Amelia tewas tenggelam di kolam renang Tirta Modernland, Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Selasa (4/9/2012) sore, pukul 16.48 WIB.

Menurut keterangan saksi, M. Ahmud, 26, karyawan kolam renang , mengatakan sebelumnya korban terlihat berenang di kolam khusus anak-anak. Namun tak lama kemudian, sekira pukul 16.45 WIB, saksi melihat korban berada di dasar kolam orang dewasa dengan posisi tertelungkup. Korban tewas setiba di RS. Usada Insani.Peristiwa ini dalam pengusutan Polsek Kota Tangerang.(sak)

 




Bocah Tenggelam di Modernland Merupakan Kecelakaan

Kabar6-Kepolisian Sektor Benteng memastikan bahwa tewasnya Dea Amelia (7), yang tenggelam di kolam renang Tirta Modernland, Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, pada Selasa (4/9/2012) kemarin, merupakan sebuah kecelakaan.

“Kami sudah memintai keterangan dari sejumlah saksi. Dan, diketahui bahwa korban datang ke kolam renang itu bersama ibunya. Dan, masuk ke dalam kolam juga sepengetahuan ibunya,” ujar Kapolsek Tangerang, Kompol Sukarna, Rabu (5/9/2012).

Menurut Kapolsek, merujuk dari hasil keterangan sejumlah saksi tersebut, kami menyimpulkan bahwa peristiwa itu merupakan sebuah kecelakaan. “Sejauh ini kami juga belum menemukan indikasi kelalaian dari pihak pengelola kolam renang,” ujar Kapolsek lagi.

Sementara, Juru bicara PT Modernland Land Tbk, Herman, mengatakan bahwa pengelolaan kolam renang tirta bukan dalam naungan PT Modernland Land Tbk. “Status kolam renang itu kami sewakan kepada swasta,” ujar Herman. 

Diketahui, Dea Amalia, tewas tenggelam di kolam renang Tirta Modernland, Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, pada Selasa (4/9/2012) sore pukul 16.48 WIB. 

Menurut keterangan saksi, M. Ahmud (26), karyawan kolam renang, sebelumnya korban terlihat berenang di kolam khusus anak-anak.

Namun tak lama kemudian, sekira pukul 16.45 WIB, saksi melihat korban berada di dasar kolam orang dewasa dengan posisi tertelungkup. Kuat dugaan, korban tidak bisa berenang.

Saksi kemudian mengangkat tubuh korban yang tidak sadarkan diri. Orang tua korban, E. Kurnia (26), berusaha memberikan pertolongan pertama dengan cara mengeluarkan air dari mulut korban.

Namun, karena tidak juga sadarkan diri, korban selanjutnya korban dibawa ke RS. Usada Insani. Sayangnya, setiba di Rumah Sakit itu, korban dinyatakan telah meninggal dunia.(tom migran/hp)

 




Bocah 7 Tahun Tenggelam di Kolam Renang Tirta Modernland

Kabar6-Diduga tidak bisa berenang, Dea Amelia, 7 tahun, tewas tenggelam di kolam renang Tirta Modernland, Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Selasa (4/9/2012) sore pukul 16:48 WIB.

Menurut keterangan saksi, M. Ahmud, 26, karyawan kolam renang , mengatakan sebelumnya korban terlihat berenang di kolam khusus anak-anak. Namun tak lama kemudian, sekira pukul 16:45 WIB,  saksi melihat korban berada di dasar kolam orang dewasa dengan posisi tertelungkup.

Saksi kemudian mengangkat tubuh korban yang tidak sadarkan diri. Orang tua korban E. Kurnia, 26 tahun, berusaha memberikan pertolongan pertama dengan cara mengeluarkan air dari mulut korban. Namun korban tidak juga sadarkan diri. Selanjutnya korban dibawa ke RS. Usada Insani, namun setiba di Rumah Sakit, korban dinyatakan telah meninggal dunia.Peristiwa ini dilaporkan dan ditangani Polsek Kota Tangerang.(HP/sak)




Istri Muda Direktur Tuntut Legalitas Status Pernikahan

Kabar6-Tanda-tanda ketidakharmonisan rumah tangga Sarah (24) dan H. Ayub (43), Direktur PT SMTI, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pemberangkatan haji dan umroh, kiranya sudah terjadi sejak satu tahun terakhir.

Sarah yang berstatus sebagai istri muda H. Ayub, mengaku kesal dengan suaminya, karena tidak juga menikahinya secara resmi, sebagaimana janji yang pernah dilontarkan dahulu.

“Dulu janjinya saya akan dinikahi secara resmi. Tapi kenyataannya, sampai sekarang status pernikahan saya masih sirih. Padahal, saya butuh surat nikah legal untuk mengurus akte kelahiran anak saya ini,” ujar Sarah kepada kabar6.com, Selasa (4/9/2012).

Kekesalan Sarah semakin menjadi, karena belakangan sikap suaminya bukannya semakin sayang, melainkan berubah menjadi kasar dan suka main tangan.

“Sikap kasar dan main tangan ini bukan yang pertama kali terjadi. Melainkan, sudah puluhan kali. Makanya, saya melaporkan kejadian ini ke polisi,” ujar Sarah lagi.

Ya, Sarah melapor ke Polsek Pondok Aren, setelah sebelumnya dilempar toples dan dipukuli hingga babak belur oleh istri tua dan suaminya, pada Selasa (4/9/2012).

Peristiwa itu berlangsung dikediaman sang suami, di Jalan H.Basir, Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel).

Namun, tuduhan yang dilontarkan Sarah itu dibantah oleh Supinah, yang tak lain adalah istri tua H. Ayub. “Saya hanya menampar saja,” ujarnya.

Sementara, hingga berita ini disusun, H. Ayub sendiri belum berhasil dikonfirmasi terkait laporan yang dilayangkan istri mudanya tersebut ke Mapolsek Pondok Aren.(turnya)




Motif Penganiayaan Istri Muda Direktur Dipicu Teror SMS

Kabar6-Amarah H. Ayub (43), dan istrinya Supinah (40), terhadap Sarah (24) yang tak lain adalah istri muda H. Ayub, kiranya bukan tanpa sebab.

Istri tua Direktur PT SMTI, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pemberangkatan haji dan umroh ini murka, karena sebelumnya Sarah dianggap telah melakukan teror lewat pesan singkat (SMS).

“Saat sedang liburan beberapa hari lalu, Sarah mengirimkan sms kepada saya. Dia bilang, kalau liburan ya anak ini (anak Sarah) juga diajak dong. Kan ini darah dagingnya (H. Ayub) juga,” ujar Supinah saat ditemui kabar6.com, Selasa (4/9/2012).

Hingga, pada hari itupun Supinah menghubungi Sarah dan memintanya datang ke rumahnya di di Jalan H.Basir, Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel).

Namun, keributanpun pecah begitu Sarah menginjakkan kaki di rumah tersebut. Supinah langsung mengamuk dan menyerang Sarah hingga babak belur.

“Saya tidak menganiaya dia. Tapi cuma menampar saja,” ujar Supinah saat dikonfirmasi kabar6.com.

Pengakuan Supinah itu berbanding terbalik dengan pengakuan Sarah. Didampingi kuasa hukumnya, Sulaiman SH, ibu muda ini mengaku kepalanya sempat dilempar toples hingga kepalanya benjol.

Tak hanya itu, Supinah yang murka juga sempat memukuli dan mencakar wajahnya hingga babak belur. Sedangkan sang suami, H. Ayub yang melihat kejadian itu bukannya melerai, justru malah ikut marah dan membenturkan kepala Sarah ke tembok rumah.(turnya)

 




Peringati Hari Pelanggan Nasional, Direksi Alfamart Jadi Kasir

Kabar6-Dalam rangka memperingati Hari Pelanggan Nasional (HPN), sejumlah Direksi PT Sumber Alfaria Tbk mengambil posisi sebagai kasir di gerai Alfamart Cikokol, Kota Tangerang.

Selain memberikan pelayanan langsung kepada pelanggan, moment Hari Pelanggan Nasional kali ini juga dimanfaatkan oleh jajaran Direksi PT Sumber Alfaria Tbk untuk membagi-bagikan souvenir kepada pelanggan.

“Pada moment peringatan Hari Pelanggan Nasional kali ini, kami sengaja memberikan pelayanan langsung kepada pelanggan setia Alfamart,” ujar Managing Director PT Sumber Alfaria Tbk, Hans Prawira, Selasa (4/9/2012).

Tak pelak, aksi turun gunung yang dilakukan jajaran direksi PT Sumber Alfaria Tbk sempat mengundang decak kagum sejumlah pelanggan yang datang di gerai Alfamart Cikokol.

Betapa tidak, selain mendapatkan pelayanan ekstra ramah langsung dari para direksi, pelanggan jugaa mendapatkan souvenir saat tengah melakukan transaksi di meja kasir.

“Hari ini, saya benar-benar merasa puas berbelanja di Alfamart. Karena, selama bertahun-tahun jadi pelanggan Alfamart, kali ini saya dilayani langsung oleh pimpinan Alfamart. Mana dapet bingkisan pula,” ujar Syukron, salah seorang pelanggan setia Alfamart.(bad)




Dianiaya Suami dan Istri Tua, Istri Muda Lapor Polisi

Kabar6-Ternyata, nasib seorang istri muda tak seindah yang dibayangkan. Selalu mendapatkan prioritas, baik dari sektor materi maupun kasih sayang suami, kiranya cuma kiasan.

Setidaknya itulah yang dirasakan Sarah (24), istri muda dari H. Ayub (43) yang menetap di Jalan Kramat Raya, Rt 05/05, Kelurahan Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.

Ibu muda ini terpaksa mengadu ke Polsek Pondok Aren, setelah dirinya babak belur dianiaya oleh istri tua dan suaminya, tanpa alasan yang jelas, Selasa (4/9/2012).

Menurut Sarah, peristiwa itu berawal ketika dia diminta datang ke rumah Supinah (40), istri tua suaminya, ke rumah sang suami di Jalan H.Basir, Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel).

Karena menduga panggilan itu untuk membahas hubungan rumah tangga mereka, Sarahpun kemudian datang ke rumah itu tanpa rasa curiga sedikitpun.

Namun, begitu sampai dilokasi, Sarah langsung disambut dengan lemparan toples oleh istri tua suaminya hingga kepalanya benjol. Padahal, saat itu Sarah sedang menggendong anaknya yang masih balita.

Tak selesai sampai disitu, belum sempat berfikir apa kesalahannya, Sarah kembali diserang oleh Supinah. Selain ditampar, wajah ibu muda ini juga dicakar.

Anehnya, H. Ayub yang melihat kejadian itu, sama sekali tidak berupaya melerai. Justru sebaliknya, sang suami malah ikut marah dan membenturkan kepala Sarah ke tembok rumah. 

“Saya tak berani melawan, karena sedang menggendong anak dan takut nanti anak saya yang jadi sasaran,” ujar Sarah sambil menggendong anaknya yang masih balita, Selasa (4/9/2012).

Sarah yang tak kuat dengan aksi pengeroyokan dari istri tua dan suaminya, kemudian memutuskan untuk keluar dari rumah itu dan melapor ke Polsek Pondok Aren.

Ya, selama 3 tahun menjadi istri muda H. Ayub (43), kebahagian hanya dirasakan Sarah pada awal-awal pernikahan saja. Namun belakangan, sikap sang suami justru berubah drastis, menjadi kasar dan pemarah.

“Sudah puluhan kali saya dipukul saya suami saya. Dan, hari ini saya sudah tidak kuat lagi, makanya saya melapor ke polisi,” ujar Sarah lagi.

Humas Polsek Pondok Aren, Aiptu Lulu Firnalusi membenarkan adanya laporan terkait penganiayaan yang dialami Sarah.

“Korban langsung dibuatkan surat pengantar visum dan diantar ke RS. Selanjutnya, korban diarahkan ke PPA polres Kota Tangerang di Tigaraksa untuk penanganan lebih lanjut,” ujarnya.

Sementara, Supinah yang dikonfirmasi mengaku tidak pernah menganiaya istri muda suaminya itu. “Saya hanya menampar saja,” ujarnya.(turnya)