1

Ditinggal Taraweh, 3 Rumah di Sepatan Terbakar Akibat Petasan

Kabar6-Petasan memicu petaka bagi warga di wilayah Kabupaten Tangerang. Kali ini, tiga unit rumah yang sedang ditinggal taraweh oleh pemiliknya di Kampung Kelor, Kecamatan Sepatan, hangus terbakar akibat ledakan petasan, Kamis (18/7/2013).

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, akibat amuk si jago merah itu, kerugian ditaksir mencapai milliaran rupiah.

Wudan (30), warga sekitar lokasi kebakaran mengatakan, peristiwa kebakaran dipicu oleh ulah pemuda kampung setempat yang bermain petasan.

Ledakan petasan yang mengenai kabel listrik kemudian memicu munculnya percikan api yang kemudian menjalar ke salah satu rumah warga.

Warga sekitar sempat berupaya memadamkan api di rumah tersebut dengan alat seadanya. Namun, karena rumah yang terbakar dalam kondisi terkunci, kobaran apipun menjadi sulit untuk dijinakkan.

Bahkan, lidah api yang dengan cepat membesar kemudian menjalar hingga turut membakar dua rumah lain yang bersebelahan dengan rumah pertama
yang terbakar.

“Kebakaran terjadi saat ketiga rumah itu sedang terkunci karena ditinggal pemiliknya sholat taraweh di mesjid tak jauh dari lokasi kejadian,” ujar Wudan.

Kobaran api baru bisa dijinakkan satu jam setelah 7 unit mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten dibantu Kota Tangerang tiba dilokasi kejadian. Saat ini, kasus kebakaran itupun sedang diselidiki oleh petugas Polres Kota Tangerang.(bad)




Panti Pijat Plus Tetap Beroperasi, Satpol PP Tangsel Cuek

Kabar6-Ketentuan yang dibuat Pemerintah Kota Tangerang Selatan agar semua tempat hiburan dilarang beroperasi sepanjang bulan Ramadhan tidak membuahkan hasil. Masih banyak tempat maksiat yang melayani tamu dan hal ini tentunya mengangkangi regulasi.

Berdasarkan pengamatan langsung, pertumbuhan panti pijat plus di Kota Tangsel semakin menjamur. Rumah kontrakan dan ruko-ruko yang tersebar di tujuh wilayah kecamatan itu terindikasi kuat melayani nafsu birahi para pria hidung belang.

Seperti yang terdapat di wilayah sekitar Viktor dan Buaran di Kecamatan Serpong, Pondok Aren dan Ciputat. Griya panti pijat plus yang berdalih pengobatan tradisional tetap beroperasi. Mirisnya, bahkan sejumlah wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) tanpa malu duduk dan bercengkrama menunggu tamu langganannya.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangsel, Sukanta, mengaku tidak tahu bahwa masih ada panti pijat yang tetap beroperasi.

Ia menerangkan sudah memberikan surat edaran pemberitahuan yang ditandatangani Walikota Airin Rachmi Diany dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat yang melarang semua tempat hiburan beroperasi sepanjang bulan puasa.

“Ah masa, di mana. Nanti kita adakan monitoring dan razia,” ujar mantan Camat Serpong Utara itu saat ditemui kabar6.com di sela-sela acara Safari Ramadhan, Kamis (18/7/2013).

Dihubungi terpisah, Ketua MUI Kota Tangsel, KH Saidih, menyatakan bahwa aparat penegak peraturan daerah (Perda) harus segera mengambil sikap atas hal tersebut.

Ia khawatir bila dibiarkan bakal memicu organisasi kemasyarakat (ormas) mengambil langkah sendiri yang berujung pada tindakan anarkis.

“Jangan dibiarkan, Satpol PP harus mengambil sikap tegas. Kalau begini sama saja mereka tidak menghargai umat muslim yang beribadah Ramadhan. Parahnya lagi sama saja ngeledek,” ketusnya.(yud)




MUI: Rumah Makan di Tangsel Langgar Jam Buka

Kabar6-Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Abdul Rozak mengungkapkan, pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat tentang masih beroperasinya Rumah
Makan (RM) dalam batasan waktu yang telah ditentukan.

“Ada laporan masyarakat yang menyampaikan jika rumah makan buka beroperasional lebih awal dari batasan waktu yang ditentukan,” kata Abdul Rozak seperti dikutip Antara di Tangerang, Kamis (18/7/2013).

Menurut Rozak, rumah makan buka yang tetap beroperasional sebagaimana dilaporkan masyarakat, melanggar surat himbauan bersama Pemkot Tangerang Selatan dan MUI Nomor 556/864/Budpar/2013 dan Nomor 12/HAU/MUI/PS/7/2013 tentang Aturan Jam Operasional Rumah Makan Selama Ramadhan.

Rumah makan tersebut, kata Rozak, mulai beroperasional pada pukul
10.00 WIB pagi. Padahal, dalam surat himbauan telah ditentukan untuk buka mulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 04.00 subuh.

“Mengenai jumlahnya, mencapai puluhan yang tersebar di beberapa titik seperti Serpong, Pondok Aren, Ciputat, dan Pamulang. Meski masih tergolong sedikit jika dihitung secara menyeluruh untuk rumah makan di Kota Tangerang Selatan, namun harus tetap menjadi perhatian,” ujar Rozak.

Menurutnya, MUI meminta kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan
melalui Satpol PP dan Dinas terkait guna melakukan tindakan.

“Karena ini masukan dari masyarakat, harapannya adalah agar
ditindaklanjuti agar tidak menganggu kenyamanan selama Ramadhan,” katanya.(ant/yps)




4 Warga Perusak Kantor Desa Carenang Ditangkap

Kabar6-Pengerusakan kantor Desa Carenang, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, yang terjadi Kamis (18/7/2013) berbuntut panjang.

Empat warga yang diindikasi sebagai pelaku pengrusakan kantor desa tersebut, diamankan petugas gabungan resmob Unit I jatanras Polres Kota Tangerang dan Polsek Cisoka.

Sumber Kabar6.com yang enggan disebutkan namanya di Mapolres Kota Tangerang menyebutkan, keempat tersangka terbukti melakukan pengerusakan dengan melempari kantor desa dengan batu dan kayu, serta merusak dan membakar alat-alat kantor desa dihalaman kantor Desa.

Perbuatan tersebut mereka lakukan lantaran kecewa, tidak mendapatkan kartu BLSM. Para pelaku menganggap perangkat desa yang melakukan pendataan terhadap masyarakat.

Kanit Reskrim Unit I Jatanras Polres Kota Tangerang Iptu Noermagantara membenarkan penangkapan tersebut, hingga kini keempat pelaku masih diperiksa secara intensif di Mapolres Kota Tangerang.

“Hingga saat ini kami berhasil mengamankan empat pelaku pengerusakan dan pembakaran yang terjadi dikantor Desa Carenang,” tegas Noermaganthara kepada Kabar6.com, Kamis (17/7/2013).

Ditanya motif pelaku melakukan pengerusakan, Noermaganhtara menjelaskan, pihaknya masih mendalami motif pelaku. Untuk sementara dugaannya pelaku merasa kecewa karena tidak mendapatkan bantuan BLSM.

“Masih kita dalami, kemungkinan pelaku juga bisa bertambah,” terang Noermaganthara.

Untuk diketahui, Ratusan warga yang kesal karena tidak mendapatkan kartu Balsem, mendatangi dan mengamuk dengan merusak dan membakar kantor Desa Carenang.

Informasi yang dihimpun Kabar6.com, kehadiran massa ke kantor desa tersebut pada pukul 08.00 WIB. Awalnya, warga ingin meminta penjelasan ke kantor Desa Carenang. Namun sayang, saat itu kantor desa masih dalam kondisi kosong dan sepi.

Alhasil, entah siapa yang memicu, emosi wargapun tiba-tiba saja meledak. Warga yang marah kemudian melempari kantor desa tersebut dengan batu dan kayu serta membakar meja dan kursi dihalaman kantor desa.(Agm)




Living World Alam Sutera Siap Pecahkan Rekor MURI

Kabar6-Living World Alam Sutera bekerjasama dengan PT Tunas Nuansa Indonesia (TNI) bertekad memecahkan rekor MURI di arena pesta kuliner bertajuk ‘Ya Ramadan Culinary Festival’ yang berlangsung mulai tanggal 19 Juli hingga 4 Agustus 2013 di Sky Garden, Kota Tangerang.

Dalam festival kuliner tersebut, duet Living World dan TNI pasang target bakal pecahkan rekor MURI melalui pembuatan pempek terbanyak mulai pukul 09.00 WIB pada Sabtu (20/7/2013). Tidak tangggung-tanggung, rencananya jumlah pempek yang akan dibuat sebanyak 14.340 buah.

Chief of PR dan Publication Living World Alam Sutera Vennisia mengemukakan, pembuatan pempek yang mengambil tema ‘Touch of Palembang’ tersebut bertujuan untuk memperkenalkan makanan khas daerah Palembang seperti pempek, kerupuk, tekwan, dan lain-lain.

“Kami ingin memberikan pelayanan yang berbeda di bulan suci Ramadhan ini sebagai bentuk kepedulian Living World kepada para tamu dan pengunjung,” kata Vennisia di sela-sela press conference dan buka puasa bersama awak media massa, Kamis (18/7/2013).(turnya)




Wah, Ada 5 SDN di Pondok Aren Rusak Parah

Kabar6-Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Junaedi, mengaku dari 74 sekolah tingkat dasar. Di wilayahnya ada belasan sekolah yang kondisinya rusak parah.

“Waktu ada program rehab sekolah dari pemerintah pusat kemarin sekolah ini tidak dapat karena informasinya terlalu mepet,” terangnya saat bertemu dengan wartawan di SDN Jurang Mangu Barat 04, Kamis (18/7/2013).

Berdasarkan data yang dikantongi, jumlah SD Negeri di wilayah Kecamatan Pondok Aren total berjumlah 47 sekolah. Sebanyak 12 sekolah harus mengalami rehab total.

“Dari 12 sekolah tersebut sebanyak 7 sekolah sudah ikut program perbaikan dari DAK kemarin. Kini tinggal 5 sekolah saja yang perlu perbaikan, salah satu diantaranya SD ini,” ujarnya.

Soal SDN Jurang Mangu Barat 04, kata Junaedi, sudah diajukan lewat program renovasi gedung sekolah dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2012. Namun, usulan rencana rehab total yang diajukan tidak juga keluar.

Tahun ini, sambung Junaedi, pihaknya telah mengajukan telah kembali rencana rehab sekolah lewat DAK tahun 2013. Ditanya mulai kapan sekolah dapat direhab, ia mengaku kalau keputusannya ada di Dinas Pendidikan Kota Tangsel.

Sementara, untuk dapat memastikan apakah tahun ini SD Negeri Jurang Mangu Barat 04 dapat jatah perbaikan gedung saja ia tidak dapat berasumsi
lebih jauh.

“UPT kan hanya sebagai penyambung saja antara sekolah dengan dinas. Biar
bagaimana pun kami tidak dapat memutuskan,” tegasnya.(yud)
______________________________

______



Stasiun Merak: Tiket Kereta Api Ludes Terjual

Kabar6-Seluruh tiket kereta api -tiket kelas ekonomi, bisnis, dan eksekutif untuk semua jurusan mudik Lebaran 2013, terjual habis.

“Dari semua jurusan yang ada untuk jadwal keberangkatan H-7 hingga H-1 Lebaran sudah habis terjual,” kata Kepala Stasiun Kereta Api Merak Muhammad Badrus, Kamis (18/7/2013).

Tiket kereta api yang telah habis terjual, kata Muhammad Badrus, mencakup seluruh kelas perjalanan kereta api, baik ekonomi, bisnis, maupun eksekutif.

Ia menjelaskan, salah satu faktor yang membuat tiket jurusan Stasiun Merak habis terjual dikarenakan adanya pengurangan harga tiket yang telah ditetapkan sebelumnya.

“Harga tiket kereta api ekonomi bisnis Kalimaya yang tadinya Tanah Abang-Merak Rp 40 ribu kini turun menjadi Rp 30 ribu. Jadi, banyak penumpang yang membeli karena harga tiketnya cukup terjangkau,” ujar Muhammad Badrus.(bbs/jus)




H-7, 300 Ribu Karyawan Terima THR di Kabupaten Tangerang

Kabar6-Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tangerang Hery Heryanto mengatakan, sebanyak 300 ribu lebih karyawan di Kabupaten Tangerang akan menerima Tunjangan
Hari Raya (THR) selambat-lambatnya pada H-7 sebelum Lebaran.

“Ketentuan itu berdasarkan Surat Edaran Himbauan Bupati Tangerang tentang THR Keagamaan Tahun 2013 dan Pelaksanaan Cuti Bersama. Karyawan sebanyak 300 ribu lebih penerima THR tersebut bekerja di 5.240 industri berskala besar dan kecil di wilayah Kabupaten Tangerang,” kata Hery Heryanto kepada wartawan, Rabu (17/7/2013).

Dalam Surat Edaran Bupati Tangerang tersebut, kata Hery Heryanto, mewajibkan seluruh perusahaan untuk memberikan THR karyawan selambat-lambatnya H-7 sebelum Lebaran.

Adapun ketentuan pembayaran THR, sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor Per.04/men/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja di Perusahaan.

Jumlah besaran THR, jelas Hery, ditetapkan berdasarkan masa kerja karyawan. “Perhitungannya adalah jumlah bulan masa kerja dibagi 12 dan dikalikan satu bulan upah kerja,” terangnya.(rah)




Perusahaan Tak Bayar THR, Laporkan ke Posko Pengaduan THR

Kabar6-Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Tangerang Abduh Surahman mengemukakan, pihaknya telah menyediakan Pos Komando Satuan Tugas Pengaduan THR. Karyawan yang tak mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR), silahkan lapor.

“Posko pengaduan THR karyawan sudah kami sediakan di Kantor Disnakertrans untuk menampung pengaduan permasalahan THR yang dihadapi karyawan dan perusahaan. Bagi karyawan yang tidak mendapatkan THR, harap melaporkan kasusnya,” kata Abduh Surahman kepada pers, Kamis (18/7/2013).

Ia menyebutkan, sebanyak 2.400 perusahaan besar dan kecil di Kota Tangerang dari berbagai usaha harus membayar THR sesuai Surat Edaran Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tentang himbauan pembayaran THR.

THR wajib dibayar perusahaan kepada karyawan paling lambat tujuh hari sebelum Hari Raya Idul Fitri. Surat edaran Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tersebut, kata Abduh Surahman, telah diterima Kantor Disnakertrans di wilayah Kota Tangerang.

Jika perusahaan tidak membayar THR karyawan, berarti perusahaan bersangkutn melanggar ketentuan ketenagakerjaan.

“THR harus dibayar tujuh hari sebelum Lebaran. Perusahaan yang tidak membayar THR akan kami tegur keras. Tapi sejak posko pengaduan THR disediakan, hingga kini belum ada laporan yang masuk,” ujar Abduh Surahman.

Ia mengatakan, pihaknya akan memperbanyak Surat Edaran Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tersebut untuk kemudian dikirimkan kepada sekitar 2.400 perusahaan di Kota Tangerang.

“Pembagian THR tergantung kebijakan perusahaan sesuai masa kerja karyawan. THR pekerja out sourching (kontrak) juga harus diberikan sepanjang karyawan tersebut masih bekerja,” kata Abduh.(rah)




Balsem Tidak Merata, Warga Carenang Rusak Kantor Desa

Kabar6-Pembagian Bantuan Langsung Sementara (Balsem) berlangsung “membara” di Desa Carenang, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Kamis (18/7/2013).

Ratusan warga yang kesal karena tidak mendapatkan kartu Balsem, mendatangi dan mengamuk dengan merusak dan membakar kantor Desa Carenang.

Informasi yang dihimpun Kabar6.com, kehadiran massa ke kantor desa tersebut pada pukul 08.00 WIB. Awalnya, warga ingin meminta penjelasan ke kantor Desa Carenang. Namun sayang, saat itu kantor desa masih dalam kondisi kosong dan sepi.

Alhasil, entah siapa yang memicu, emosi wargapun tiba-tiba saja meledak. Warga yang marah kemudian melempari kantor desa tersebut dengan batu dan kayu.

Tak puas sampai disitu, aneka meja dan kursi yang ada di dalam kantor desa dilempar keluar sebelum akhirnya dibakar dihalaman.

“Saya juga kaget. Pagi-pagi ada massa ratusan orang datang ke kantor desa. Massa langsung berteriak-teriak dan mulai bertindak anarkis. Selain merusak bangunan kantor desa, massa juga membakar meja dan kursi,” ujar Arjuki (51), saksi mata yang menyaksikan peristiwa tersebut kepada kabar6.com.

Konstrasi massa berhasil dipecah, setelah satu pleton petugas gabungan Polres Kota Tangerang dan Polsek Cisoka mengamankan lokasi. Hingga saat ini, lokasi masih dijaga ketat aparat bersenjata lengkap.(Agm)